Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23 : Tertunda
“Tania, heii bangun.” Oberon menepuk pipi Tania, namun tidak ada pergerakan membuat Oberon benar-benar khawatir.
“Apa yang terjadi?” Tanya Oberon dingin pada dua orang di hadapannya ini. Tadi ia kembali ke kamar Tania namun tidak mendapati Tania di dalamnya, kemudian ia bertanya pada dayang di dekat kamar Tania, ia mengatakan melihat Tania bersama Janus menuju Taman Barat Kerajaan. Ia segera menuju kemari.
“Hiks.. Aku tidak sengaja. Tania tadi mencoba untuk menyerang ku, namun hiks.. aku menangkis nya kemudian tak sengaja mendorongnya dengan sihir ku. Aku benar-benar tidak sengaja, Yang Mulia Hiks..” Jawab Bianca dengan air mata buayanya yang terus mengalir. Benar-benar sangat hebat dalam dramanya.
“Ck! Kenapa kau ha—“
“Raja Oberon, lebih baik kita mengobati Tania terlebih dahulu. Darahnya terus mengalir.” Ucap Janus memotong ucapan Oberon, Oberon pun memperhatikan darah Tania yang memang terus mengalir. Ia langsung meletakkan tangannya di sela-sela lutut dan leher Tania, kemudian langsung menghilang, ber teleportasi menuju kamar Tania tanpa mau mengulur waktu.
Bianca segera menghapus air matanya, “Wahh, baru kali ini aku melihat seseorang ber teleportasi.” Ucapnya kagum.
Janus mengabaikan, “Putri Bianca, jika terjadi sesuatu pada Putri Tania. Aku tidak segan-segan mengadukan apa yang telah kau lakukan pada Raja Oberon!” Ucapnya.
Bianca mendengus malas, “Kau mengancamku? Aku bisa juga menyeret namamu nanti!”
***
Oberon meletakkan dengan hati-hati Tania di atas tempat tidurnya, kemudian dengan cepat memanggil tabib.
Selesai memeriksa dan membersihkan luka Tania, tabib itu menghembuskan nafasnya kasar, “Yang Mulia. Luka Tuan Putri yang waktu itu saja belum sembuh sepenuhnya, apalagi sekarang bertambah. Namun untung lukanya tidak terlalu dalam, mungkin sekarang Putri Tania hanya pingsan.” Jelas tabib itu, Oberon hanya diam mendengarkan.
“Kau boleh keluar!” Ucapnya dingin, tabib itu mengangguk dan langsung keluar.
“Tania...” Gumam Oberon, ia menggenggam erat tangan Tania saat ini, demi apapun tak ada baginya yang lebih mengkhawatirkan selain keadaan Tania seperti sekarang ini.
Tak lama, Raja Atlas, Ratu Miranda, Bianca dan ke dua selir masuk melihat keadaan Tania.
“Raja Oberon, aku benar-benar minta maaf.” Ucap Bianca dan menundukkan kepalanya.
“Sudahlah, sayang. Lagipula kau bilang Tania dulu yang mencoba mengerangmu bukan? Jadi tidak sepenuhnya salahmu.” Ucap Ratu Miranda, sontak Raja Oberon yang sedari tadi mengabaikan menatapnya tajam.
“Ratu Miranda, jadi maksudmu ini salah Tania? Kita bahkan tidak tau sebenarnya yang terjadi!” Ucap Oberon tajam.
“Raja Oberon, aku benar-benar minta maaf atas apa yang telah terjadi. Aku juga berharap Tania segera sadar dan membaik.” Tengah Raja Atlas, ia tidak mau ada keributan lagi. Oberon hanya mengabaikannya, ia fokus pada wajah cantik di hadapannya yang saat ini tengah terpejam.
“Jika Tania sudah sadar, kami akan kembali melihatnya. Kami permisi.” Pamit Raja Atlas, ia, Ratu Miranda, Bianca dan kedua selir keluar dari Kamar Tania.
Sebelum keluar kamar Tania, Selir Larissa memperhatikan sebentar keadaan Tania.
Tania, lagi dan lagi kau terus terluka. Ibu harap kau cepat sadar. Batinnya dan kemudian keluar. Bagaimanapun Larissa sudah menganggap Tania sebagai putrinya sendiri, apalagi ia tidak mempunyai anak. Ia hanya bisa menyaksikan bagaimana keadaan Tania tanpa bisa merawatnya, karena pasti Raja Atlas ataupun Ratu Miranda akan memarahinya.
Sedangkan Oberon terus menatap khawatir pada Tania, “Cepatlah sadar, ingat besok adalah pertunangan kita, sayang.” Gumamnya. Jika kondisi Tania seperti ini, sudah pasti Tunangan mereka akan tertunda.
***
Jejaknya kakak:)
Buat para readers yang suka sama TQM jangan lupa share ke temen-temen juga ya^^
tian