NovelToon NovelToon
Dibalik Cadar Istriku

Dibalik Cadar Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Raka Sebastian, seorang pengusaha muda, terpaksa harus menikah dengan seorang perempuan bercadar pilihan Opanya meski dirinya sebenarnya sudah memiliki seorang kekasih.

Raka tidak pernah memperlakukan Istrinya dengan baik karena ia di anggap sebagai penghalang hubungannya dengan sang kekasih.

Akankah Raka menerima kehadiran Istrinya suatu saat nanti atau justru sebaliknya?

Yuk simak ceritanya 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Dalam agama kita ada empat kriteria yang bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih pasangan hidup. Yaitu harta, kedudukan, paras, dan agamanya. Tapi, dari keempat kriteria itu, agama adalah yang paling utama." Ucapan Opa Sean disambut Ustadz Yusuf dengan anggukan kepala. Ada senyum tipis di sudut bibirnya.

"Nirma mungkin tidak memenuhi tiga kriteria di antaranya. Dia tidak memiliki harta, tidak memiliki kedudukan apapun, dan soal paras adalah tergantung dari pandangan manusia. Tapi, kalau dinilai dari agama ... insyaallah Nirma adalah gadis yang berbekal pengetahuan agama yang luas. Taat, dan memiliki akhlak yang baik. Selama tinggal bersama kami, tidak pernah satu kali pun dia membantah, meninggikan suara, atau menyakiti hati saya sebagai orang tua angkatnya." Ustadz Yusuf berucap dengan lirih.

"Alhamdulillah. Saya memang sudah yakin sejak pertama kali bertemu Nirma. Saya akan merasa sangat beruntung kalau Pak Ustadz sekeluarga, terutama Nirma sendiri, bersedia menerima pinangan dari keluarga kami."

"Kalau saya setuju saja. Tapi yang akan menjalani adalah Nirma. Jadi, saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri." Sejenak Ustadz Yusuf melirik ke belakang. "Bagaimana, Nak? Apa kamu menerima pinangan dari Nak Raka?"

Gadis itu hanya menunduk menyembunyikan genangan air mata. Kedua tangannya saling meremas di balik khimar panjang yang membalut tubuhnya. Ia benar-benar dalam keadaan bimbang.

"Bagaimana, Nak? Apa kamu setuju?" tanya Pak Ustadz lagi, saat tidak mendapat jawaban.

Nirma yang masih menunduk itu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Nirma ikut keputusan Abah saja. Mana yang menurut Abah terbaik untuk Nirma." Nirma menjawab pelan. Suara lembutnya membuat semua orang terpaku.

Terutama Pak Vino. Ia membeku saat pertama kali mendengar suara lembut gadis itu.

Seolah menembus ruang hatinya, membuat jantungnya berdebar kuat. Mata sendu milik gadis itu bahkan membuatnya kehilangan kata.

Ada rasa berbeda yang ia rasakan. Seperti menemukan kepingan hatinya yang pernah hilang. Seolah ada benang merah yang mengikatnya dengan gadis itu.

Bahkan, tanpa sadar ia menjatuhkan air mata, yang kemudian diusapnya dengan penuh tanya.

Ada apa dengan dirinya? Mengapa mendengar suara gadis itu saja seolah mampu mengalihkan dunianya.

"Astagfirullah." Pak Vino menarik napas dalam-dalam.

Ia yakin ini hanyalah rasa simpati semata setelah mendengar kisah masa lalu Nirma. Selain itu, usia Nirma hampir sama dengan putrinya yang telah pergi.

"Kenapa, Mas?" bisik Bu Resha, yang duduk di sisi Suaminya.

"Tidak apa-apa, Sayang. Aku hanya merasa terharu." jawab Pak Vino, sambil menarik tangan Bu Resha dan menggenggamnya.

"Iya, aku juga. Aku suka gadis itu saat pertama kali melihatnya tadi, bahkan walaupun aku tidak tahu seperti apa wajahnya."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Bu Resha menyeka ujung matanya yang basah.

Tak dapat dipungkiri, pertama kali memasuki pondok tersebut, ia merasakan sesuatu yang aneh. Seperti ada yang memanggil dirinya dari dimensi yang berbeda.

"Jadi bagaimana Pak Ustadz?" tanya Opa Sean.

"Saya setuju saja, Pak Sean. Saya akan mempercayakan putri saya, Nirma, kepada Nak Raka. Meskipun saya bukan Ayah kandungnya, tapi saya tetap berharap yang terbaik untuk anak saya. Semoga Nak Raka bisa menerima segala kekurangan yang ada dalam diri Nirma, dan bersama-sama membangun keluarga sakinah, mawaddah, wa rahma."

"Amiin. Alhamdulillah." ucap Opa Sean penuh syukur.

"Sebelumnya, apakah Nak Raka mau melihat dulu wajah Nirma? Sebagai calon Suami, Nak Raka berhak untuk melihat." ucap Ustadz Yusuf.

Menurutnya, akan lebih baik jika Raka melihat lebih dulu seperti apa wajah Nirma.

Walaupun pada dasarnya haram bagi laki-laki memandang wajah wanita yang bukan mahram. Namun, syariat memperbolehkan untuk melihat wajah wanita yang hendak dilamarnya.

Tentunya, hanya sebagai dasar apakah wanita tersebut membuatnya tertarik atau tidak. Setelah itu ia dapat menentukan apakah akan meneruskan ke jenjang pernikahan atau tidak.

Selama beberapa saat Raka terdiam. Ujung matanya melirik ke depan, di mana sosok gadis pilihan sang Opa itu menundukkan pandangan.

"Tidak usah, Pak Ustadz. Saya tidak mempermasalahkan soal fisik." tolak Raka dengan halus. Toh, ia tidak perduli dan tidak tertarik untuk melihat wajah gadis itu.

"Alhamdulillah. Kalau begitu kita tinggal atur tanggal pernikahan. Kalau bisa, jangan terlalu lama." ucap Opa Sean, seolah tidak sabar.

Semua orang berucap syukur. Lamaran berlangsung penuh haru, tanpa hambatan.

Pak Darren menepuk bahu keponakannya diiringi senyum.

"Insyaallah Nirma adalah pilihan terbaik dan akan menjadi jodoh kamu di dunia dan akhirat."

****

Nirma POV

Namaku Nirma Salsabila, itu adalah nama pemberian ibuku.

Ibu angkatku....

Kata ibu... dia menemukanku saat bersembunyi dari orang-orang jahat yang sedang mengejarnya.

Aku tidak ingat kejadian persisnya seperti apa, karena saat itu aku masih terlalu kecil.

Ibu mengatakan, usiaku sekitar 5-6 tahun.

Tapi, satu hal yang kutahu, aku sangat takut dengan sungai, kolam renang atau pun laut.

Ibuku adalah wanita berhati mulia. Aku bukan anak yang lahir dari rahimnya, tapi dia merawat dan menjagaku sepenuh hati.

Tidak pernah satu kali pun dia memarahi atau membentakku, meskipun kami hidup dalam keterbatasan.

Usiaku 11 tahun, saat suatu malam Ibu membangunkanku dengan tergesa-gesa.

Dalam keadaan masih mengantuk, aku terbangun dan melihat di lantai rumah sederhana kami sudah ada dua tas. Satu milik Ibu, dan satunya milikku.

Aku sudah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sudah beberapa kali kami mengalami kejadian seperti ini, saat tengah malam Ibu membangunkanku untuk pergi diam-diam dari rumah sewa kami.

Kadang kami hanya bertahan beberapa bulan di satu tempat, lalu berpindah lagi dengan keadaan yang sama.

Malam itu aku melihat beberapa laki-laki berbadan besar berpencar di sekitar gang sempit di perkampungan tempat kami tinggal. Aku tidak tahu kejahatan apa yang sudah dilakukan Ibuku di masa lalu.

Kenapa orang-orang itu mengejarnya?

Di tengah hujan kami berlari tanpa arah, entah akan ke mana. Kami harus bersembunyi dan melarikan diri dengan sangat hati-hati.

Sesekali Ibu memelukku saat kami kelelahan dan bersembunyi untuk mengatur napas. Dia mengusap kepalaku yang tertutup hijab basah.

"Sayang, kamu sabar, ya. Maafkan Ibu."

Ibuku selalu saja mengucapkan kalimat itu setiap kami berhasil lolos dari kejaran orang-orang.

Aku tahu dia menangis dan ketakutan. Tapi, dia selalu menyembunyikannya dariku dan selalu terlihat kuat.

Alhamdulillah, malam itu lagi-lagi kami berhasil lolos. Aku mulai kelelahan dan kedinginan. Tubuhku basah kuyup diguyur derasnya hujan.

Sepanjang jalan Ibuku terus melindungiku dan menutup kepalaku dengan sweaternya, padahal aku tahu dia juga kedinginan.

Hingga pada saat langkah kami terhenti di depan sebuah pondok pesantren. Ibu membawaku untuk duduk di sana, menyembunyikan tubuh kami dari orang-orang yang mungkin masih mengejar.

Aku bisa merasakan tubuh Ibu yang gemetar saat memelukku. Berulang-ulang dia menciumi keningku.

"Nirma, maafkan Ibu ... sepertinya Ibu harus meninggalkan kamu di sini."

Tiba-tiba aku merasa sesak mendengar ucapannya. Saat itu aku tidak bisa bicara.

Kata Ibu... mungkin akibat kecelakaan yang terjadi padaku saat dia menemukanku. Aku hanya bisa menangis mendengar kalimat perpisahan itu.

Air mataku berderai, kepalaku hanya bisa menggeleng sembari menarik ujung pakaian Ibu. Menatap penuh permohonan agar Ibu membawaku kemanapun dia pergi.

Aku tidak peduli meskipun kami hidup dalam kesusahan.

Aku tidak peduli meskipun kami harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Aku tidak keberatan jika kami hanya bisa makan sehari sekali, yang penting aku bersamanya.

Ibuku selalu paham apa yang ingin aku katakan meskipun hanya dengan melihat bahasa tubuhku. Dia terus membujukku agar aku berhenti menangis.

"Ibu tidak bisa membawa kamu, Nak. Ini terlalu berbahaya untuk kamu." Dia mencium keningku lagi.

"Masuk ke pondok ini dan minta bantuan Pak Ustadz. Ibu dengar dari orang-orang bahwa pemilik pondok ini orang yang sangat baik. Dia pasti mau menerima kamu."

Sekali lagi aku menggeleng dan menangis.

"Nirma... tolong dengar Ibu kali ini. Kamu sayang sama Ibu, kan?"

Aku memandang wajahnya yang lelah. Dia merangkum kedua sisi pipiku dan menatap mataku dalam-dalam.

"Ibu ada satu permintaan. Apapun yang terjadi, jangan pernah kamu ceritakan kepada siapapun bahwa kamu adalah anak Ibu. Siapapun! Kalau kamu melihat foto Ibu di mana pun itu, jangan pernah mengaku sebagai anak Ibu. Suatu hari, kalau keadaan sudah membaik, Ibu akan ke sini menjemput kamu. Saat kita tidak perlu hidup dalam persembunyian. Jadi tunggu Ibu di sini. Ibu akan datang menjemput kamu dalam keadaan yang lebih baik."

Itulah pesan terakhirnya sebelum kami berpisah. Setiap malam setelah perpisahan itu, aku selalu menantikan Ibu, berharap dia akan datang menjemputku dan membawaku bersamanya.

Tapi, Ibu tidak pernah datang dan tidak pernah memberi kabar sampai hari ini.

Aku sangat beruntung karena pemilik pondok tempat Ibu meninggalkanku adalah orang yang sangat baik.

Mereka menerimaku dengan tangan terbuka dan mengangkatku sebagai anak. Kebetulan, mereka tidak memiliki anak perempuan.

*******

*******

1
Retno Harningsih
lanjut
Konny Rianty
Thorrrr" bikin raka jatuh cinta sm Nirmaa" dn melihat wajah nya"Baru nyahok.dia" Wajah istri nya speek Bidadariii....
Konny Rianty
Thorrr" bikin Raka lihat Wajah Nirmaaa"" biar nyahokk tuh Rakaaa...
Konny Rianty
Thorrrr"" bikin Raka jatuh cinta sm Nirmaaa....
Konny Rianty
lamuttt Thorrrr" yg Buanyakkkk heeee heeee....
Umu Kahar
/Angry//Angry//Angry/
Elfira Yozarina
ko nga ada lanjutanya....
Al Thaf
bagus si
Konny Rianty
Akh...sedih thorrr" bc nya pengen nangiss...kapan raka mau membuka hati nya untuk Nirmaa"" kamu pergi aja dr rumah, biar nyahok si Raka sableng ituu....
Uthie
keep 👍
Wiwik murniati
Luar biasa
Rieya Yanie
jangan jangan adiknya bryan
Eka raffasya
sangat² bagus/Rose//Rose/
Konny Rianty
Lanjut Thorr" bgs cerita nyaaa....
Asmarni Sias
lanjut
Reni Fitria Mai
sabungan nyo dong 🙏😭
Reni Fitria Mai
Hati saya yg menjerik melihat perlakuan suaminya 😭😭😭😭
Konny Rianty
lanjut Thorrrr" bgs cerita nyaaa....
Konny Rianty
Muak kaliii nengok raka" bikn si raka pisah dgn Nirma thoorr" biar nyesel ntiii
Konny Rianty
Zahraaa nya" pasti Nirma itu..
lanjut Thorrr" bgs cerita nyaaaa....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!