Sekuel Sincere Love My Husband.
"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.
"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.
Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.
Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.
Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 9 : Demi Kebaikan Azura
..."Apapun yang terbaik untuk anaknya, orang tua akan mendukung apa yang membuat anaknya itu menjadi lebih baik, walupun di saat kondisi keduanya tidak memungkinkan untuk melakukan keputusan itu."...
...~~~...
"Nah, kan. Suara Mahen itu, Bi. Cepat tanyain. soal Azura," pinta Ummi Safa yang sudah tidak sabar ingin mengetahui kabar soal putrinya.
"Iya, sabar Ummi. Ini Abi juga baru mau jawab salam dari Mahendra," ujar Abi Ibrahim kepada sang istri.
Setelah Abi Ibrahim berkata seperti itu, Ummi Safa pun akhirnya diam dan menunggu, apa yang akan dibicarakan oleh sang suami dan juga ponakannya itu.
"Waalaikumssalam. Iya Mahen, ada apa menelpon Paman malam-malam begini?" tanya Abi Ibrahim kepada Mahen yang berada di Bandung.
"Abi, kerasin sepekernya dong! Ummi mau dengar suara Mahen," pinta Ummi Safa karena sebelumnya, suaminya itu tidak menyalakan pengeras suara ponselnya.
"Iya Ummi, ini Abi sudah nyalain pengeras suaranya," sahut Abi Ibrahim yang langsung nurut oleh kata-kata sang istri.
Tidak lama dari itu, suara Mahen pun kembali terdengar oleh keduanya. Dan pembicaraan itu, semakin membuat penasaran pasangan suami istri tersebut.
"Iya, maaf Paman. Malah menganggu waktunya. Ini Mahen mau kasih tahu, kalau Azura berada di sini. Di Pesantren Darussalam, milik Kekek Harun tepatnya di Bandung," ujar Mahen di sebrang sana yang sudah siap mendapatkan konsekuensinya nanti.
Abi Ibrahim dan Ummi Safa akhirnya saling pandang, keduanya nampak terkejut sekaligus bahagia, karena bisa mengetahui kabar tentang putrinya itu.
"Azura, Abi. Azura ada sana sama Mahen," ucap Ummi Safa di saat Abi Ibrahim masih menatap wajahnya.
"Iya, Ummi. Alhamdulillah, kita coba tanya yang pastinya dulu kepada Mahen biar jelas semuanya," ujar Abi Ibrahim bersikap bijaksana.
Ummi Safa hanya mengangguk saja, karena ia sangat percaya kepada sang suami yang selama pernikahannya ini, Abi Ibrahim cukup banyak berubah, dan tidak mengejar masa lalunya lagi yang sudah pastinya dimiliki oleh sang adik. Dan perhatian Abi Ibrahim, terfokus kepada keluarga kecilnya, Ummi Safa dan juga Azura---putri satu-satunya dari pasangan itu.
"Azura benaran ada di sana, Mahen? Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Abi Ibrahim kepada ponakannya itu.
"Alhamdulillah Azura baik-baik saja, Paman. Tapi untuk sementara waktu, Azura akan tinggal di sini dulu, sampai dua minggu ke depan. Tidak apa-apa kan, Paman? Soalnya Azura tidak ingin pulang ke Jakarta," ucap Mahen yang langsung berbicara ke intinya.
"Tapi mengapa begitu, Mahen? Azura harus kembali ke sini, soalnya dia harus menikah secepatnya. Acara pernikahannya sampai tertunda karena dia kabur," sahut Ummi Safa yang mulai angkat suara lebih dulu dari sang suami.
"Ummi, sabar dulu! Biar Mahen yang menjelaskan dulu semuanya," kata Abi Ibrahim yang langsung mengusap punggung sang istri agar tidak langsung emosi, apalagi sang istri pernah masuk rumah sakit jiwa karena trauma dan sampai ditangani ke psikiater juga, sehingga harus sangat hati-hati menjaganya.
"Tapi, Abi. Azura harus cepat kembali, reputasi keluarga kita loh ini bakalan hancur, karena Azura kabur dari pernikahan, apalagi Jibril sudah menunggu putri kita pulang," balas Ummi Safa sembari mengatur nafasnya yang mulai anak turun karena emosi.
"Iya, Abi juga mengerti, tapi kita dengarkan dulu perjelasan dari Mahen, biar nanti kita buat keputusan sama-sama," ucap Abi Ibrahim mampu meluluhkan sang istri.
"Ya udah, terserah Abi deh. Asalkan Azura juga cepat pulang!" Ummi Safa menjawab dengan wajah yang nampak masam.
"Nah gitu dong," ucap Abi Ibrahim dan kembali berbicara lewat sambungan telepon dengan Mahen.
"Mahen, bagaimana bisa Azura enggak mau pulang? Dan tiba-tiba sampai di sana? Sedangkan jaraknya itu cukup jauh dari sini ke Bandung, terlebih lagi Azura tidak memakai kendaraan saat kabur dari rumah," ujar Abi Ibrahim kembali berbicara dengan ponakannya itu.
"Ya itu, Paman. Azura katanya tidak mau menikah dengan laki-laki pilihan Paman makanya dia kabur dari rumah, dan di jalan Azura bertemu dengan mobil pick up yang selalu membawa barang ke pesantren ini, sehingga ia sampai di sini. Namun, pada saat Mahen mau mengantarkannya pulang, ia malah menolaknya dan ingin tinggal di sini, sedangkan Kakek mengijinkan Azura tinggal di sini hanya untuk dua minggu saja. Dan selama itu, Paman diminta jangan dulu datang ke sini soalnya Azura tidak ingin orangtuanya tahu akan keberadaannya di sini. Dan untuk itu, Mahen meminta bantuannya Paman Ibrahim sama Tante Safa untuk ini, biar kedepannya nanti Mahen yang tangani Azura." Mahen menjelaskan semuanya kepada pamannya itu.
"Oh jadi begitu, pantesan Azura enggak pulang-pulang ternyata sama kamu. Bagus kalau begitu. Paman setuju, asalkan Azura dijaga sama kamu. Paman titip Azura di sana ya? Jangan sampai kabur lagi! Paman percayakan semuanya kepadamu Mahen," ucap Abi Ibrahim yang malah setuju atas perkataan dari ponakannya itu.
"Tapi, Abi. Azura tidak bisa tinggal di sana," kata Ummi Safa yang malah berbeda pendapat.
"Udah, Ummi. Safa akan baik-baik saja di sana bersama Mahen. Ya kan, Mahen?" ujar Abi Ibrahim sembari bertanya kepada Mahen.
"Iya Paman, Tante tenang saja, ada Mahen yang jaga Azura di sini. Lagian untuk dua minggu saja, nanti Mahen bisa bujuk Azura untuk pulang lagi, dan Paman sama Tante bisa ketemu lagi sama Azura," sahut Mahendra dengan meyakinkan tantenya yang cukup ragu.
"Ya udah, Tante minta tolong sama kamu, jaga Azura baik-baik di sana. Tante harap, kamu tidak akan mengecewakan Tante sama Paman mu ini, Mahen." Ummi Safa berkata kepada Mahen agar Mahen bisa menjaga putrinya dengan baik.
"Iya, Tante. Mahen di sini pantau Azura terus kok, kalian tenang saja ya. Di sini juga berada di dalam pesantren, Azura tidak akan kabur ke mana-mana, karena di sini ada aturannya dan cukup ketat," ucap Mahen semakin membuat keduanya yakin.
"Ya udah, kalau begitu. Sudah dulu ya, Mahen. Assalamualaikum," ucap Abi Ibrahim yang menyudahi panggilannya.
"Waalaikumssalam. Iya Paman terimakasih," balas Mahen dan panggilan telepon itu terputus begitu saja, karena sudah selesai berbicara.
Kini Ummi Safa hanya bisa terdiam. Sebenarnya, ia cukup berat untuk membuat keputusan ini, karena kondisinya sangat tidaklah memungkinkan, apalagi banyak warga di sekitaran rumahnya yang langsung beetanggapan buruk atas kaburnya Azura di hari pernikahannya.
"Ummi, jangan terlalu dipikirkan. Azura akan baik-baik saja di sana. Ummi tahu juga kan,, Pesantren Darussalam itu bagaimana? Ada Mahen juga, putri kita dijamin akan baik-baik saja di sana," ucap Abi Ibrahim yang menguatkan sang istri.
Sontak saja, Ummi Safa menatap wajah suaminya. "Bukan itu yang Ummi khawatirkan, Bi. Masalahnya, kelurga kita sudah dicap buruk oleh warga di sekitaran sini, apalagi kita sangat malu oleh orangtuanya Jibril. Ditambah, Azura tinggal di sana cukup lama, maka pernikahan ini akan semakin lama tertunda. Ummi takut, semakin banyak masalah kedepannya nanti," ucapnya yang mulai bercerita.
"Ummi tenang saja, masalah itu biar Abi yang urus. Untuk omongan orang-orang, jangan didengarkan dan diambil hati, karena itu hanya akan membuat Ummi kepikiran dan tidak baik untuk kesehatan. Kita juga melakukan ini demi kebaikan Azura juga, kan? Apapun kondisinya, kita harus hadapi bersama-sama Mi," ujar Abi Ibrahim mampu memenangkan Ummi Safa.
"Iya, Abi. Ummi akan coba nanti demi putri kita," ucap Ummi Safa sembari dipeluk mesra oleh Abi Ibrahim.
.
.
.
Apa yang dilakukan orangtuanya Azura itu benar gak tuh? Udah penasaran kan sama kelanjutannya? Berikan like sama komentar kalian yang banyak ya! Jangan sampai ketinggalan loh!
lanjut....