NovelToon NovelToon
Setelah Tunangan Dan Kakakku Mengkhianatiku

Setelah Tunangan Dan Kakakku Mengkhianatiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Pelakor / Wanita Karir
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Dikhianati tunangan dan kakak kandung, bagaimana rasanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Makan malam pun tiba, semuanya sudah berkumpul di meja makan.

"Dina, layani suamimu. Ingat, kamu sekarang sudah menjadi istri Doni. Jangan sampai kebiasaanmu itu berdampak pada rumah tanggamu. Jangan sampai seperti yang dulu-dulu." Ucap Rudi menasehati Dina.

"Jangan ungkit masalalunya Dina, Pak. Lagian Dina mau melayani atau enggak kan urusan Dina, bukan urusan bapak."

"Astaghfirullah."

Rudi, Sri, dan Ayu yang mendengar jawaban dari Dina hanya bisa beristighfar dan mengelus dada.

"Dina, jangan mulai menyalakan api kamu."

"Heh. Iya, Pak. Iya. Dina tuh tau apa yang harus Dina lakuin. Udah diem aja. Dina udah keburu laper."

"Din, udah. Diem aja." Doni meminta Dina agar diam saja.

"Maafkan Dina, Pak, Bu." Sambung Doni pada Rudi dan Sri.

Rudi memilih mengalah demi kewarasan dan kesehatannya.

Acara makan malam pun berlangsung. Tak ada obrolan apapun lagi, hanya dentingan sendok dan piring yang memenuhi ruangan tersebut.

Setelah makan malam selesai. Ayu membantu Ibunya membereskan meja makan dan mencuci peralatan makan yang kotor. Selesai dengan peralatan dapur, Ayu pamit untuk ke kamar. Sementara Sri dan Rudi memilih untuk menonton televisi. Jangan tanyakan sepasang manusia yang tidak tahu malu itu, mereka pastilah langsung naik ke dalam kamar mereka.

Ayu menata pakaian dan segala keperluannya ke dalam koper. Dia tak mau besok terburu-buru.

"Yap, selesai."

Ayu pun merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya. Dia memainkan gawainya, lebih tepatnya mengirim pesan untuk sahabatnya. Disela-sela dia mengetik pesan, terdengar suara l4knut dari kamar sebelah, membuat pendengaran Ayu terkontaminasi kembali.

Pasti tahu dong siapa? Yah siapa lagi kalau bukan Doni dan Dina. Ini baru jam 8 malam, masih sore tapi, mereka sudah main kuda-kudaan.

"Apa gak pegel ya mereka tuh?" Gumam Ayu.

Ayu beranjak dari tempat tidurnya dan mencari headset agar telinganya tak mendengar suara menyebalkan itu.

Ayu pun mendengarkan musik, lama-lama rasa kantuk pun mulai menghampirinya. Tanpa terasa dia pun ketiduran.

Pukul 02.30 WIB Ayu terbangun dari tidurnya. Dia merasa haus. Lalu dia pun meminum minuman diatas meja yang sudah dia sediakan sebelumnya. Karena tadi dirinya sudah tertidur, kini dia mengambil air wudhu dan berniat shalat tahajud. Dia berdoa pada Tuhan, agar keluarga selalu diberi kesehatan, kebahagiaan, rejeki yang barokah, dan lain-lain. Setelah itu dia lanjut mengaji. Tak lama suara adzan subuh berkumandang. Dia lanjut melaksanakan shalat subuh.

Ayu gegas merapikan tempat tidur dan turun ke bawah untuk membantu ibunya memasak untuk sarapan. Tapi, ternyata bahan sayuran sudah habis. Sri meminta Ayu untuk belanja di warung depan milik Bu Jamilah. Ayu pun berjalan ke depan, ternyata di warung sudah ada beberapa ibu-ibu yang berbelanja.

"Selamat pagi, ibu-ibu, wah ramai sekali ya. Pada mau masak apa nih?" Ucap Ayu menyapa ibu-ibu yang sedang sibuk memilih sayuran.

"Eh, mbak Ayu, iya mbak, disini kalau pagi pasti ramai. Ini masih pada milih nih mbak, mbak sendiri mau belanja apa?" Jawab salah satu ibu-ibu yang bernama Bu Nilam.

"Mbak Ayu, lama sekali gak pulang, sekali pulang mau nikahan. Kita disini sampai pangling loh kemarin." Sahut Bu Endang.

"Eh iya mbak Ayu, kemarin kok yang nikahan bukan mbak Ayu, malah Dina kakakmu itu yang nikah?" Kepo Bu Jamilah si pemilik warung.

"Iya mbak, kok bisa?" Tambah Bu Lilis.

"Iya belum takdirnya berjodoh, Bu Ibu." Jawab Ayu.

Ayu tipe orang yang gak mau ribet. Apalagi ngomongin hal-hal yang gak penting untuk bicarakan, terutama aib.

"Iya, cuma heran saja mbak Ayu, kok bisa begitu, apa ada hal yang terjadi?" Tanya Bu Ajeng.

"Ah enggak Bu Ibu, mungkin memang begitu jalan takdirnya. Jadi, saya mah tinggal menerima dan menjalani alur yang diberikan oleh Allah SWT." Jawab Ayu.

Ayu pun mengambil bahan yang dia perlu lalu membayarnya. "Bu, ini belanjaan saya, jadi berapa?" Sambung Ayu.

Ayu memang sengaja tak bertela-tele agar segera pergi dari warung Bu Jamilah, dia menghindari ibu-ibu itu yang pasti akan terus melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang akan menghujani dirinya.

"Semuanya 55 ribu, mbak Ayu." Jawab Bu Jamilah.

Ayu pun memberikan uang pas. Lalu dia pamit untuk pulang duluan.

"Bu, Ibu, saya sudah, mari duluan." Ucap Ayu lembut.

"Ah iya, mbak Ayu." Jawab Bu Lilis.

Ayu pun langsung masuk ke rumah dan menuju ke dapur. Dia tadi membeli ayam, sayur sop-sopan, dan tempe. Gegas dia memasak semua bahan tersebut bersama Sri. Ayu tidak menceritakan hal tadi kepada Sri. Ayu tak mau membuat ibunya kepikiran dan malah membuatnya drop. Setelah selesai memasak seperti biasa mereka berdua menyiapkan dan menatanya di meja makan.

Ayu pun pamit untuk mandi terlebih dahulu. Sementara Sri memanggil suaminya yang sedang berada di halaman belakang mengurus hewan ternaknya.

Kini di meja makan hanya ada Ayu dan kedua orang tuanya. Lagi-lagi Rudi dibuat geleng-geleng dengan pasangan pengantin baru itu, tak ada niat untuk berubah sama sekali. Rudi bersyukur karena kejadian kemarin bukan Ayu yang menikah dengan Doni. Tak bisa dia bayangkan kalau Ayu yang menjadi istrinya, paling hanya disetir ini dan itu sementara dirinya hanya enak main perintah. Mereka bertiga pun makan dalam hening. Setelah selesai sarapan, mereka ke teras depan untuk mengobrol.

Tak terasa matahari semakin memancarkan panasnya. Ayu pamit ke kamar untuk bersiap-siap berangkat ke Kota. Belum terlihat tanda-tanda dua manusia tak tahu diri dan tak tahu malu itu keluar dari kamar. Ayu pun hanya abai. Setelah Ayu siap, dia turun dan pamit kepada kedua orang tuanya.

"Pak, Bu, Ayu berangkat sekarang ya, biar nanti sampai di Kota gak kemalaman. Do'akan Ayu, supaya Ayu sehat selalu, kerjaan pun lancar." Ucap Ayu pamit kepada kedua orang tuanya.

"Iya, Nak, kamu hati-hati ya di jalan, gak usah ngebut, jangan lupa berdo'a." Ucap Rudi memberikan pesan.

"Sebenarnya masih berat, Nak. Tapi, besok kalau kamu libur lagi, pulang ya, Nak. Terus bagaimana dengan kakakmu, Nak?" Ucap Sri yang tak rela anaknya kembali dengan cepat.

"Iya Pak, Bu. Pasti. Untuk mereka berdua biarkan saja, Bu. Biar mereka mengurus diri mereka sendiri, Ayu gak mau repot. Lagian lihatlah, jam segini mereka belum keluar kamar sama sekali, mungkin masih tidur. Sekarang kan Ayu sudah ada kendaraan sendiri, jadi akan mudah untuk pulang pergi. Ya sudah Ayu berangkat sekarang ya, Assalamu'alaikum." Ucap Ayu dan menyalami kedua tangan orang tuanya.

"Iya, Nal, hati-hati. Wa'alaikumussalam wa rahmatullah." Jawab Rudi.

Akhirnya Ayu pun berangkat ke Kota sendirian dengan mengendarai mobilnya sendiri.

1
Galuh Setya
Luar biasa
AgviRa: Terima kasih, Kak. Semoga suka ya.🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!