Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Tes DNA 3 tahun yang lalu
Setelah berada dalam kondisi suasana hati yang begitu buruk selama beberapa hari terakhir, Ramon yang kini berada di kantornya tampak tidak bersemangat melihat tumpukan dokumen di atas meja.
Padahal ini sudah mendekati rapat bulanan rutin perusahaan mereka, tetapi tumpukan berkas-berkas Itu tampak masih terus setia berada di atas mejanya, tidak berkurang sedikitpun.
Tok tok tok...
Pintu terbuka diikuti suara langkah kaki yang memperlihatkan Berlian Baru saja datang.
Ramon menatap sang istri dengan dingin, tidak ada kehangatan di sana setelah apa yang telah mereka katakan.
Hal itu membuat wajah Berlian tertekuk, berjalan ke sisi meja kerja Ramon sambil menggigit Bibir bawahnya.
"Aku sudah memikirkan apa yang kita bicarakan tempo lalu, aku,,, aku bersedia kita merencanakan program kehamilan tahun ini. Tapi,,, biarkan aku masuk ke world cooperation selama beberapa bulan saja, setelah itu, aku berjanji di akhir tahun kita akan berbulan madu dan merencanakan kehamilan," ucap Berlian.
Ramon mengangkat kepalanya menatap sang istri, dia tampak merasa lebih baik dengan ucapan istrinya itu, tetapi masih ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya sehingga begitu sulit untuk mengubah ekspresinya.
Hal itu membuat Berlian menjadi semakin sedih, Dia berjalan menghampiri Ramon dan duduk di pangkuan sang suami sambil mendaratkan sebuah ciuman di bibir Ramon.
Cup!
Ciuman yang singkat itu perlahan-lahan menjadi liar membuat tembok pertahanan Ramon perlahan-lahan runtuh, dan ketika Ramon hampir kehabisan pertahanannya untuk mengabaikan sang istri, Berlian menghentikan ciuman mereka dan menangkup kedua pipih Ramon sambil berkata, "Apa kau sudah memaafkanku? Aku benar-benar sedih selama beberapa hari terakhir ini. Aku,,, aku... Aku sudah memutuskan mulai hari ini akan mengikuti apapun yang kau katakan, Aku sangat mencintaimu dan tidak bisa kehilanganmu, jadi.."
Ramon menghentikan ucapan sang istri dengan sebuah ciuman singkat, memikirkan sesuatu dalam hatinya.
"Kita sudah bersama selama 3 tahun terakhir, jadi tidak ada alasan bagi kita untuk berpisah begitu mudah, mari lakukan seperti yang kau katakan itu, akhir tahun nanti kita akan berbulan madu dan tahun depan mendapatkan seorang anak," ucap Ramon sebelum kembali mencium sang istri dengan gagah.
Seketika ruangan itu dipenuhi rintihan erotis dari dua orang yang sedang memadu kasih.
Sang asisten yang hendak masuk mengantar sebuah paket pun tertahan di depan pintu, menunggu sampai Berlian keluar dari ruangan dengan sebuah senyuman di wajahnya lalu asisten itu memasuki ruangan.
"Pak," ucap sang asisten sambil menatap Ramon yang tengah memperbaiki pakaiannya.
"Apa itu?" Ramon berbalik menatap sang asisten.
"Seseorang mengirimkan paket kilat ini. Sepertinya sangat penting," ucap sang asisten membuat Ramon mengambil paket tersebut dan segera duduk membukanya.
Sebuah kotak yang didalamnya berisi gulungan kertas membuat mata Ramon menyipit ketika melihat informasi yang ditempel pada bagian luar kotak.
Itu adalah tanggal dari 3 tahun yang lalu dan dari usangnya tulisan tangan di sana telah menunjukkan bahwa itu benar-benar berasal dari beberapa tahun yang lalu.
Ramon pun dengan perasaan yang sedikit campur aduk mengeluarkan isi surat di dalamnya dan begitu membaca perikop suratnya, jantungnya segitiga berpacu dengan kuat.
Pria itu perlahan-lahan memindahkan tatapannya ke hasil tes DNA pada dokumen tersebut.
Kecocokan DNA: tidak cocok sebagai ayah dan anak.
Seketika seluruh tubuh Ramon menjadi lemas melihat hasil tes DNA itu.
Tanggal yang ada pada hasil tes DNA itu pun sama dengan tanggal di mana istrinya mengalami keguguran.
Juga namanya dan nama Berlian yang tertera di sana sudah menjelaskan apa yang terjadi.
"Pak?" Sang asisten berbicara ketika melihat wajah Ramon berubah menjadi begitu gelap dan tangannya yang memegang surat pun terkulai lemas membuat surat itu terjatuh ke lantai.
"Anda baik-baik saja?" Sang asisten dengan cepat meraih gelas berisi air putih di sebelah meja dan memberikannya pada Ramon.
Tetapi Ramon tidak bereaksi apapun, pria itu duduk dengan pandangan yang kosong dan tubuh terkulai lemas bersandar ke sandaran kursi.
Melihat hal itu, sang asisten pun mengambil dokumen yang telah terjatuh di bawah lantai dan segera melihat isinya.
Asisten itu menutup mulutnya dengan sebelah tangan ketika mendapati surat tersebut adalah hasil tes DNA anak yang telah mengalami keguguran 3 tahun yang lalu.
Anak itu bukan dara daging Ramon?