NovelToon NovelToon
Aletha Rachela

Aletha Rachela

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Delima putri

Masa lalu yang kelam mengubah hidup seorang ALETHA RACHELA menjadi seseorang yang berbanding terbalik dengan masa lalunya. Masalah yang selalu datang tanpa henti menimpa hidup nya, serta rahasia besar yang ia tutup tutup dari keluarganya, dan masalah percintaan yang tak seindah yang dia banyangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Murid baru

Pagi ini di AR high school terasa berbeda. Suasana semarak oleh para siswa yang berkumpul di halaman sekolah, saling berbicara, bertukar cerita tentang liburan, dan saling mengenal teman-teman baru. Namun, ada satu hal yang menarik perhatian semua orang: kedatangan tiga murid baru yang tidak hanya cantik dan penuh percaya diri, tetapi juga tampak istimewa dengan aura yang berbeda.

Aletha, gadis dengan rambut panjang tergerai dan wajah tenang, berjalan di depan, diikuti oleh dua sahabatnya: Rere yang ceria dan selalu tampak penuh semangat, serta Lala yang memiliki keanggunan yang berbeda dari teman-temannya. Ketiganya tampak seperti pasangan yang sempurna, saling melengkapi.

" senang banget akhirnya bisa sampai juga di sini!" kata Rere dengan suara riang, tangan menyentuh pipinya yang bersemu karena semangat. "Jadi, Aletha, kamu yakin nggak mau cari teman sebentar? Tahu-tahu ada orang yang nyasar ke kelas kita."

Aletha menoleh ke arah Rere dan tersenyum tipis. "Aku nggak masalah. Aku yakin kita akan ketemu teman-teman baru yang seru kok. Yang penting kita mulai hari ini dengan semangat!"

Lala, yang berjalan di samping Aletha, melirik sekeliling dengan rasa ingin tahu yang lebih besar. "Tapi, kita harus tahu lebih dulu di mana kelas kita dan siapa aja guru-guru di sini. Aku nggak mau kelabakan pagi-pagi kalau ketemu ruang kelas yang salah."

"Aku setuju," ujar Aletha dengan serius. "Lebih baik tanya ke guru BK atau langsung ke kepala sekolah. Mereka pasti akan bantu kita."

Saat mereka berbicara, mereka mendekati ruang Bimbingan Konseling (BK). Mereka berhenti sejenak, saling memandang, dan Rere dengan ceria mengetuk pintu ruang BK. "Boleh masuk, Pak? Kami mau tanya soal kelas dan jadwal pelajaran."

Pintu terbuka perlahan, dan di baliknya muncul seorang pria muda dengan jas hitam rapi, dasi terikat sempurna, dan wajah yang cukup serius. Namun, matanya tampak lembut, dan ada sedikit keceriaan yang tersembunyi di sana.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya, suaranya rendah namun jelas. Matanya langsung tertuju pada Aletha, membuat gadis itu sedikit terkejut.

Aletha mengernyitkan dahi sejenak, menatap pria itu, dan setelah beberapa detik, dia tersenyum penuh kejutan. "Abang Rio?" katanya, suaranya terkejut namun dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. "Kamu jadi kepala sekolah di sini?"

Rio, yang dikenal oleh Aletha sejak kecil karena hubungan dekat keluarganya, tersenyum hangat. "Aletha? Wah, sudah lama ya kita nggak ketemu," jawab Rio sambil mengulurkan tangan, yang disambut oleh Aletha dengan senyum lebar. "Iya, sekarang saya sudah jadi kepala sekolah di sini. Senang sekali kamu akhirnya bisa bergabung di sekolah ini."

Rere dan Lala, yang berdiri di belakang Aletha, saling memandang bingung. Rere yang penasaran akhirnya bertanya, “Jadi, Abang Rio ini teman lama kamu, Aletha?”

Aletha mengangguk pelan, masih agak terkejut karena tak menyangka bertemu Rio di sini. "Iya, dia anak dari teman dekat orang tua aku. Dulu kita sering bertemu di acara keluarga, tapi sudah lama nggak ketemu. Aku nggak tahu kamu jadi kepala sekolah di sini, Abang."

Rio tertawa pelan, lalu menyarankan, “Kalian baru pindah ke sini, kan? Tenang saja, kalian akan cepat merasa nyaman di sini. Aku akan bantu kalau ada yang perlu ditanyakan.” Matanya menyapu ketiganya, seolah mengenali potensi setiap individu yang ada di hadapannya.

Rere yang sudah tak sabar, mengangguk dengan penuh semangat. “Keren banget, Abang Rio. Jadi kita nggak akan kesulitan kalau ada masalah, kan?”

"Betul," jawab Rio dengan senyuman penuh keyakinan. “Jika ada pertanyaan, jangan sungkan untuk datang ke saya.”

Setelah berbicara sebentar, Rio mengangguk dan mengatakan, “Ayo, aku antar kalian ke kelas. Kita harus pastikan kalian nggak kesulitan di hari pertama ini.”

Mereka berjalan bersama menuju kelas. Rio di depan, dengan langkah santai namun pasti, sementara Aletha, Rere, dan Lala mengikuti di belakangnya. Mereka saling bertukar cerita, mencoba untuk saling mengenal lebih jauh.

“Aku selalu penasaran, kalau guru kepala sekolah itu biasanya se-serius apa sih?” tanya Lala dengan nada penasaran, sambil melirik Rio yang berjalan di depan mereka.

“Serius di depan anak-anak, mungkin,” jawab Rio dengan nada penuh canda. “Tapi percayalah, di belakang layar saya juga suka bercanda, kok.”

Rere tertawa mendengar jawabannya. “Ah, iya, Abang Rio pasti tipe orang yang kalau di kantor tegas, tapi di luar itu santai dan ramah banget ya.”

Rio tersenyum, sedikit merasa bangga. "Tegas itu perlu, tapi di sekolah kita ini yang penting adalah menciptakan lingkungan yang nyaman dan positif untuk belajar. Semua siswa harus merasa diterima, nggak cuma soal disiplin."

“Wah, kalau gitu, enak ya jadi siswa di sini. Nggak cuma belajar, tapi juga bisa merasa aman dan dihargai,” komentar Rere dengan antusias.

Setelah beberapa menit, mereka akhirnya sampai di depan kelas 2-X. Rio berhenti, memandang mereka satu per satu dengan tatapan penuh perhatian. "Ini kelas kalian. Semoga kalian merasa nyaman dan cepat beradaptasi. Jangan ragu untuk datang ke saya jika butuh apa pun." Matanya kini tertuju pada Aletha, seolah ada sesuatu yang tak terucapkan di antara mereka.

Aletha mengangguk, sedikit bingung dengan tatapan Rio. "Terima kasih, Abang. Aku pasti akan tanya kalau ada yang perlu."

Rio tersenyum dan memberikan sedikit isyarat agar mereka masuk. "Selamat bergabung, semoga hari pertama kalian menyenangkan."

Begitu masuk ke dalam kelas, mereka disambut oleh seorang guru yang mengenakan kacamata dan memiliki wajah yang sangat ramah, Pak Daniel. "Selamat datang di kelas 2-X!" sapanya dengan ceria. "Kami senang akhirnya kalian bisa bergabung. Sebelumnya, mari kita kenalan dulu. Silakan, perkenalkan diri kalian kepada teman-teman baru."

Aletha, yang merasa agak canggung, maju ke depan kelas. “Halo, nama saya Aletha. Saya baru pindah ke sini. Saya berharap bisa cepat beradaptasi dengan teman-teman dan menjadi bagian dari kelas ini,” katanya dengan tenang, meskipun sedikit gugup. “Keluarga saya baru saja pindah ke kota ini, jadi saya masih belajar banyak tentang lingkungan baru.”

Di barisan belakang, seorang teman dari kelas yang sudah mendengarkan perkenalan Aletha, melambaikan tangan dan tersenyum lebar. “Wah, pindah ke sini pasti seru ya, Aletha! Apa kamu suka hal-hal baru? Kayaknya kamu tipe orang yang bisa cepat beradaptasi!”

“Hmm, bisa dibilang begitu. Aku suka belajar hal baru, tapi kadang juga butuh waktu untuk merasa nyaman dengan lingkungan baru,” jawab Aletha dengan rendah hati. “Tapi aku yakin aku akan merasa nyaman di sini, semoga saja.”

Rere yang sudah tak sabar, langsung maju ke depan dan memperkenalkan diri. “Halo, aku Rere. Sama seperti Aletha, aku juga baru pindah ke sini. Aku suka seni, musik, dan jalan-jalan. Kalau ada yang suka seni juga, ayo kita ngobrol dan mungkin bisa pergi bareng ke galeri seni atau nonton pameran!”

Lala, meskipun cenderung lebih pendiam, akhirnya juga berbicara. “Nama saya Lala. Saya lebih suka membaca dan menulis. Kalau kalian suka buku atau literasi, kita bisa saling bertukar buku atau ide tulisan.”

Pak Daniel, yang mendengarkan dengan senyuman lebar, menanggapi perkenalan mereka. "Itu semua hobi yang sangat menarik. Saya yakin kalian akan menemukan teman-teman yang memiliki minat yang sama di sini." Kemudian ia beralih ke seluruh kelas, "Ayo, teman-teman, mari kita sambut mereka dengan baik."

Setelah perkenalan selesai, teman-teman sekelas mereka mulai bertanya tentang asal mereka. Seorang siswa perempuan yang duduk di bangku belakang melambaikan tangan dengan ceria, "Aku suka banget seni! Kalau kalian mau teman untuk pergi ke pameran seni, aku siap!"

"Jadi kalian baru pindah ke sini? Wah, pasti seru ya! Punya teman-teman baru, sekolah baru, dan suasana baru," tanya seorang siswa laki-laki di depan, penuh rasa ingin tahu.

“Iya,” jawab Aletha sambil tersenyum. “Semoga bisa cepat beradaptasi di sini, dan kalau ada yang perlu dicari tahu, kami pasti akan tanya ke kalian.”

Pak Daniel kemudian melanjutkan, "Baik, terima kasih untuk perkenalan kalian. Mari kita mulai pelajaran hari ini."

Di sepanjang pelajaran pertama, suasana kelas terasa lebih hidup karena percakapan yang dibangun dari perkenalan tadi. Teman-teman sekelas mulai saling bertukar cerita, dan tak lama kemudian, Aletha, Rere, dan Lala merasa lebih nyaman.

1
Febrianto Ajun
cerita ini bisa bikin saya menangis! Tapi juga sukses bikin saya tertawa geli beberapa kali.
Hitagi Senjougahara
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Dear_Dream
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!