Setelah mengalami percobaan mesin waktu yang gagal, Han Ziqing tiba di dunia kuno sebagai permaisuri yang siap dikubur di peti mati. Di hari dia membuka mata kembali, dia bertengkar dan bertarung dengan Wei Shiqi, sang Kaisar yang selama ini membencinya.
Di dalam harem yang kejam dan dingin, selain menghadapi sikap dingin Wei Shiqi, Han Ziqing juga harus menghadapi dan mengurus selir-selir yang memusingkan.
Wei Shiqi yang menyadari kepribadian Han Ziqing yang berubah total mulai mengubah pemahamannya. Dia secara tidak sadar melakukan segala hal untuk melindunginya dan membuatnya tetap berada di sisinya.
***
"Yang Mulia, Permaisuri meracuni Selir Yun karena kesal!"
Wei Shiqi menjawab, "Panggil tabib dan obati Selir Yun!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi menemui Sarjana Song!"
Wei Shiqi menjawab, "Batalkan gelar sarjananya, kirim ke perbatasan!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi berkencan dengan Tuan Fu!"
Wei Shiqi mengerutkan kening, "Kirim Fu Dou kembali ke negaranya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4: Orang yang Tercerahkan
“Yang Mulia, perlukah hamba memanggil Tuan Fu kemari?”
Wei Shiqi menggelengkan kepala. Meskipun pertarungan dengan Han Ziqing tidak sesengit di medan perang, tapi itu cukup untuk membuat luka lama Wei Shiqi kambuh.
Sepuluh tahun lalu dia pernah berperang melawan Beiqi dan hampir mati karena racun bunga Wangchuan. Racunnya berhasil ditawarkan, tetapi aliran tenaga dalamnya menjadi kacau dan itu menjadi luka lama yang sulit disembuhkan. Setiap kali Wei Shiqi menggunakan tenaga dalam, maka peredaran darahnya akan kacau dan memicu luka dalamnya kambuh.
“Tidak perlu. Aku bisa mengatasinya sendiri.”
Wei Shiqi duduk di tepi ranjang, menyilangkan kakinya dan mulai bermeditasi. Aliran tenaga dalamnya perlahan mulai teratur, namun luka dalamnya belum bisa disembuhkan. Terjadi tabrakan energi yang membuat Wei Shiqi tidak nyaman. Dia berkeringat dingin di sekujur tubuhnya.
Jin Bao tahu situasi kaisarnya tidak baik. Tanpa diperintah, dia langsung keluar dari istana dan berlari menuju sebuah paviliun yang dekat dengan danau istana.
Paviliun itu terpencil, ada aroma obat yang samar tercium dari kejauhan. Pintu paviliun tertutup, kemudian terbuka tak lama setelah Jin Bao mengetuknya sambil berteriak.
“Apa yang terjadi?”
Seorang pemuda, tampan, berbaju hitam, keluar membawa alu penumbuk obat. Dia menatap Jin Bao dengan dahi berkerut. Malam-malam begini, untuk apa kasim ini datang kemari?
“Tuan Fu, Yang Mulia dalam masalah!” Jin Bao berkata dengan panik. “Aku akan menjelaskan detailnya nanti.”
Fu Dou menyimpan alu batunya, masuk sebentar dan setelah mengambil kotak peralatan, dia keluar bersama Jin Bao. Fu Dou adalah seorang tabib, tapi bukan bagian dari Balai Pengobatan Istana. Selain Kaisar, Fu Dou tidak mengobati siapa pun. Fu Dou sudah tinggal di istana selama sepuluh tahun.
Tidak ada yang tahu pasti dari mana dia berasal. Pelayan di Istana Yongqian hanya tahu kalau Fu Dou dibawa oleh Kaisar dan Kaisar sangat menghargainya.
Dia bahkan membiarkan Fu Dou tinggal di sebuah pavilun yang tenang dan terpencil. Fu Dou punya temperamen yang aneh dan tidak mudah diterka. Selain meneliti obat-obatan, dia hanya keluar saat Wei Shiqi memanggilnya.
Fu Dou melihat Wei Shiqi duduk di tepi ranjang dan hanyut dalam meditasinya. Dia menatap Jin Bao, “Inikah masalah yang kau maksud?”
“Luka dalam Yang Mulia kambuh. Tolong sembuhkan dia.”
“Apa dia bertarung lagi?”
“Ya.”
“Siapa yang melawannya kali ini?”
“Permaisuri.”
Melihat ekspresi penasaran di wajah Fu Dou, Jin Bao akhirnya menjelaskan dengan suara pelan. Dia mengatakan semua detail kejadiannya dari awal.
Fu Dou hanya memasang wajah tak percaya, menahan tawa dan berusaha agar tidak terbahak-bahak. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia mendengar kisah seorang kaisar berkelahi secara fisik dengan permaisurinya hanya karena marah.
Situasinya bisa saja berubah parah jika Jin Bao tidak memanggilnya. Beruntung kasim kecil itu punya daya tanggap yang cepat terhadap kondisi tuannya.
Fu Dou meletakkan kotak obatnya, ia berjalan ke dekat ranjang dan berdiri di depan Wei Shiqi. Dia bisa melihat kerutan di dahinya dengan jelas, juga bulir-bulir keringat yang mengalir itu. Semakin lama, keringatnya mengucur semakin deras.
“Untuk apa Yang Mulia begitu perhitungan dengan istrimu yang mengganggu itu?” Fu Dou berucap sembari menekan punggung Wei Shiqi dengan telapak tangan.
Meski Fu Dou seorang tabib, dia menguasai teknik mengalirkan tenaga dalam. Itu cukup membantu Wei Shiqi.
“Dia menaikkan suaranya dan membuatku marah,” ucap Wei Shiqi dengan tetap mempertahankan posisinya.
“Bukankah Yang Mulia juga sudah memukulnya? Aku yakin sekarang Permaisuri sedang muntah darah lagi.”
Fu Dou melepaskan telapak tangannya, lalu beralih pada kotak peralatannya. Dia mengeluarkan beberapa jarum dan menusukannya di beberapa titik di tubuh Wei Shiqi, kemudian membiarkan Wei Shiqi mengatur energi di tubuhnya sendiri. Setelah beberapa menit, Wei Shiqi membuka matanya dan menarik napas lega.
Satu per satu jarum yang menusuk tubuhnya dilepaskan dan diletakkan kembali ke tempatnya. Wei Shiqi merapikan pakaiannya setelah selesai mengelap semua keringat di dahinya. Kepalanya sedikit pusing saat memikirkan kembali kejadian yang baru saja berlalu malam ini.
“Tabib Istana mengatakan kalau Han Ziqing memang sudah meninggal. Aku tidak tahu siapa yang berbohong di sini,” ucap Wei Shiqi. Dia duduk di kursinya, meminum secangkir teh untuk melegakan tenggorokannya yang terasa kering setelah pertarungan itu.
“Mungkin saja perkataan Permaisuri memang benar soal menggunakan teknik bernapas kura-kura,” Fu Dou menanggapi dengan tidak serius. Baginya, masalah antara Kaisar dan Permaisuri, tidak terlalu penting di matanya. Tidak seharusnya dia ikut campur lebih dalam.
Wei Shiqi menggelengkan kepala. “Selama lima tahun ini, dia tidak pernah menunjukkan dirinya yang menguasai beladiri. Mengapa dia tiba-tiba menunjukkannya?”
Wei Shiqi berkutat pada pemikirannya sendiri. Masalah hari ini sangat aneh. Han Ziqing hidup kembali dan meledak dengan emosinya. Biasanya, wanita itu akan menempel padanya dan berusaha mengikutinya setiap kali melihatnya.
“Hari ini aku melihatnya menatapku dengan mata membara. Dia tidak pernah memandangku dengan tatapan seperti itu.”
Seperti dalam mata yang jernih itu tersimpan kemarahan dan kebencian yang telah tertimbun sangat lama. Wei Shiqi tidak bisa berhenti memikirkannya.
Mungkinkah Han Ziqing sudah muak dan menyerah mengejarnya? Apakah pada akhirnya Han Ziqing akan mengikuti pilihan ayahnya, Adipati Yongyi, untuk memiliki ketidakpuasan tanpa melakukan pemberontakan?
Seharusnya, Wei Shiqi senang karena akhirnya dia bisa bebas dari gangguan. Tapi, pemikirannya justru mengatakan hal lain.
Dia menaruh curiga, bahwa Han Ziqing sebenarnya sudah merencanakan sesuatu. Hanya saja Wei Shiqi tidak punya cukup keyakinan untuk membuktikannya.
“Yang Mulia, pernah mendengar kalimat ‘seseorang mungkin terlahir kembali setelah melewati kematian’? Orang bilang setelah seseorang mati satu kali, dia akan mendapat pencerahan. Mungkin saja Permaisuri juga tercerahkan.”
“Tercerahkan dan bertindak semakin kurang ajar?”
“Yang Mulia sangat menoleransinya selama ini. Mengapa tidak mencoba memahami karakternya saja? Yang Mulia bisa mengetahui seperti apa Permaisuri jika memilih sedikit mengalah.”
“Fu Dou, aku lihat kau sudah lupa siapa dirimu.”
Fu Dou menyunggingkan senyum kalemnya sebentar sambil terus membereskan peralatannya. Ia mengepak kotak obat dan menutupnya lagi.
“Kalau begitu, bisakah Yang Mulia membantuku mengingatnya? Barangkali aku bisa berhenti bicara jika Yang Mulia berhasil membantuku mengingat kembali siapa aku.”
Di balik senyum kalem dan perkataan yang penuh candaan itu, ada sebuah pisau tajam yang menyayat hati Wei Shiqi. Suasana hatinya menjadi kian buruk. Fu Dou, dengan polosnya bersikap tenang dan pura-pura tidak merasakan kesuraman yang menguar dari ekspresi Wei Shiqi.
“Fu Dou, aku sudah bilang agar kau bersabar sebentar lagi. Ketika saatnya tiba, kau bisa melakukan hal yang kau mau.”
Hal yang tersembunyi di balik identitas asli Fu Dou adalah simpul yang belum teruraikan di hati Wei Shiqi. Sejak membawanya ke istana sepuluh tahun lalu, Wei Shiqi sudah merencanakan sebuah skema untuk membantunya dengan syarat bahwa Fu Dou harus bersabar menunggu dan tidak bertindak gegabah.
Seiring berjalannya waktu, Fu Dou jadi sering mencandainya mengenai janji itu, juga sering mengatakan hal-hal yang membuat suasana hati Wei Shiqi berubah dalam beberapa detik.
Entah apakah Fu Dou benar-benar bercanda atau serius, itu membawa efek yang sangat besar kepada Wei Shiqi. Dia menatapnya, lalu memejamkan matanya. Fu Dou sadar perubahan suasana tersebut, dia tertawa sambil menenteng kotak obatnya.
“Yang Mulia, aku hanya bercanda. Tidak perlu menganggapnya serius.”
Perasaan bersalah pun muncul di hatinya. Wei Shiqi tahu kalau Fu Dou sangat menantikan momen ketika dia bisa membalaskan semua dendam masa lalunya.
Hanya saja, Wei Shiqi juga terjepit pada dua situasi yang membingungkan. Identitas asli Fu Dou itu terlalu rumit dan sulit dijelaskan.
Tiba-tiba, Jin Bao yang sempat keluar kembali masuk ke dalam kamar.
“Yang Mulia, Selir Agung Yun meminta untuk bertemu.”
Mendengar itu, aura suram di dalam kamar tidur Kaisar semakin suram dan pekat. Jin Bao bisa melihat kemarahan dan keengganan di mata kaisarnya.
Dia menatap Wei Shiqi untuk meminta petunjuk, tapi pria itu malah mengedikkan bahunya dan bersikap tak peduli. Jin Bao jadi bingung.
“Aku tidak mau bertemu dengannya,” ucap Wei Shiqi.
“Tapi, Selir Agung Yun sudah menunggu di aula,” Jin Bao mengatakannya dengan suara bergetar. Suasana hati Kaisar sedang buruk, situasi semacam ini sulit dikendalikan.
“Aiya, dia datang di waktu yang tidak tepat. Kasim Jin, urusan selanjutnya, aku tidak akan mencampuri lagi.”
Fu Dou melengang pergi begitu saja. Dia juga mengabaikan keberadaan Selir Agung Yun – Yun Lin saat melewati aula. Wanita itu mengepalkan tangannya karena menganggap Fu Dou sangat tidak sopan.
Dia adalah selir tinggi, bahkan Kepala Tabib pun harus hormat padanya. Tapi Fu Dou, bukan hanya tidak hormat, pria itu bahkan mengabaikannya!
Dia hanya tidak bisa bertindak padanya karena Fu Dou dilindungi langsung oleh Kaisar.
Tidak lama kemudian, Wei Shiqi keluar dari kamar tidur dengan pakaian yang sudah rapi. Penampilannya juga kembali seperti biasa.
Yun Lin dengan cepat mengubah ekspresinya dan kembali menjadi wanita lembut yang perhatian. Dia memberikan salam hormat dan segera bangkit setelah Wei Shiqi menerima salamnya.
“Untuk apa kau kemari?” Wei Shiqi bertanya dengan enggan. Yun Lin melembutkan suaranya.
“Aku sudah mendengar kekacauan yang dibuat oleh Permaisuri. Yang Mulia, apakah dia membuatmu terluka?”
“Tidak.”
“Syukurlah. Permaisuri telah membuat kekacauan sebesar itu dan hampir mencelakai Yang Mulia. Keberaniannya sungguh besar! Aku tidak menyangka dia akan bertindak segila ini!”
Yun Lin telah bertarung mati-matian selama lima tahun dengan Han Ziqing. Dia sangat gembira karena pada akhirnya Han Ziqing mati, tapi wanita itu sungguh beruntung dan malah hidup lagi.
Yun Lin tidak menyangka kalau Han Ziqing semakin berani dan bertindak tidak bermoral. Dia bahkan langsung mengajak Kaisar bertarung begitu selamat dari kematian! Yun Lin benar-benar tidak senang.
“Apa kau datang hanya untuk mengatakan omong kosong ini?”
“Yang Mulia, bukan itu maksudku.”
“Jika tidak ada hal penting, kau bisa pergi.”
Yun Lin tidak terima diusir begitu saja. Dia hendak mengejar Wei Shiqi, namun tangan Jin Bao segera menghalanginya.
Dengan sopan, Jin Bao menyuruhnya untuk pergi dengan mengatakan kalau Kaisar sudah harus beristirahat. Yun Lin keluar dari Istana Yongqian dengan hati yang tidak senang.
“Sudah lebih dari lima tahun. Yang Mulia, mengapa kau bahkan tidak ingin melihatku lebih lama?”
Yun Lin berjalan sambil bergumam, pelayannya mengikuti dari belakang. Posisi Selir Agung yang diperolehnya dengan susah payah menjadi tidak berarti di saat seperti ini.
Apa yang diinginkan Yun Lin bukan hanya posisi, melainkan diri Wei Shiqi. Dia mencintainya, tapi pria itu bahkan tidak pernah menatapnya lebih dari tiga puluh detik.
Dia tidak pernah tahu siapa yang sebenarnya benar-benar ada di hati Wei Shiqi. Yun Lin hanya tahu kalau semua istri Wei Shiqi yang memiliki keinginan yang sama dengannya juga mengalami kemalangan yang sama. Mereka, bahkan lebih menyedihkan.
wkwkwkwkwk