Hai..
Namaku Ziqiesa. kalian bisa memanggilku dengan sebutan,Zi. Aku seorang gadis cantik yang masih erat kasih sayang dari Ayah dan Ibuku. suatu hari aku tersesat ke dunia yang tidak aku ketahui. dan kasih-sayang itu masih sama adanya, tapi seakan terputus karena jarak kami yang tidak dapat di ketahui.
Aku,ingin mengajak kalian untuk ikut menemani perjalanan ini, sampai kembali pada pangkuan Ayah,dan Ibuku. bagaimana? kalian mau kan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11.Jalan-jalan
Zi, menggunakan pakaian gaun berwarna putih dengan aksen warna keemasan, jubahnya yang hampir sepanjang tiga meter itu juga berwarna senada dengan gaunnya. Gaun itu di buat seukuran tubuh Zi yang mungil dan semakin kecil saat berada di lingkup istana kerajaan Aestherlyn. Orang-orang di sana rata-rata tingginya mencapai dua meter, termasuk perempuannya,juga.
Di bagian kerah baju Zi terdapat bulu-bulu halus, lembut, berwarna putih. Kerah seperti ini dapat membantu menghangatkan leher Zi yang terpapar udara dingin dari tempias air terjun yang berada di taman belakang. Meskipun rumah kaca,dan bangunan yang lain juga terkena tempias air terjun setiap hari, bangunan itu tetap kokoh tanpa adanya kerusakan,atau keropos di waktu dini.
Zi,berjalan di depan,Jusy. Sesekali Zi melihat ke belakang, lalu mendongak ke atas untuk memastikan bahwa Jusy masih mengikuti langkahnya. "Huh.. katanya mau menemaniku? Nyatanya Dia hanya mengikuti saja kemanapun aku membawa langkah kakiku,ini!" Zi, merengut sambil sesekali menendang-nendang udara.
Jusy yang melihat tingkah Zi hanya melipat dahi tidak mengerti. Tatapan mata Jusy jatuh ke kepala Zi yang cukup jauh di bawahnya. "Sependek itu?" Gumamnya sambil tersenyum geli. Namun Jusy tidak berkomentar secara terang-terangan, hanya merasa lucu saja saat melihat Zi yang berjalan seperti anak kecil.
Zi, menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, Jusy yang tidak fokus karena tengah melamun terus berjalan hingga tubuhnya menabrak tubuh mungil,Zi, hingga gadis itu terjatuh. "Jusy!!! Kalau berjalan gunakan matamu! Dasar perempuan patung manekin misterius, tidak bisakah kau memperhatikan langkahmu,heh?" Zi, menatap Jusy dengan tajam. Tubuhnya masih menelungkup di lantai, hanya kepalanya saja yang terangkat untuk melihat ke arah Jusy, lalu memarahinya.
"Maafkan Saya yang mulia Putri? Saya tidak sengaja melindas tubuh Anda." Jusy menunduk dalam. Tidak! Kali ini Dia membungkuk hormat sedalam-dalamnya,dan perlakuan Jusy membuat Zi berdecak kasar. "Benar-benar anak tidak tau adab,sopan santun! Harusnya dia membantuku,kan? Karena ulahnya itu badanku jadi sakit-sakit semua,tapi apa yang di lakukannya? Hanya membungkuk dan terdiam seperti,Tunggul Kayu." Omel Zi yang langsung berdiri dan berjalan melewati tubuh Jusy yang masih membungkuk hormat ke arahnya.
Kali ini Zi sebelas,dua belas,dengan Kansa. Setiap saat mengomel dan marah-marah tidak jelas. Semua gerak-gerik tubuh Zi tidak luput dari pantauan Graysen yang sedari tadi melihatnya dari lantai lima.
"Apa yang terjadi,Jusy?" Graysen menghubungi Jusy melalui telepati.
"Ampun yang mulia pangeran. Saya tidak tau." itulah jawaban singkat dari Jusy yang kini kembali mengikuti langkah kaki,Zi.
"Kalau tidak terjadi apa-apa, kenapa gadis ingusan itu bersungut-sungut seperti anak kecil yang tidak mendapat kemauannya?" Graysen pandangi Zi, dari gerakan tubuh gadis cantik itu Dia sedang terlihat jengkel, dan marah.
"Saya tidak sengaja melindas tubuh kecilnya, yang mulia pangeran." Sahut Jusy berseru dengan suara datar.
"Ck. Apa kau membantunya?" tanya Graysen yang matanya tidak luput dari gadis kecil itu yang terus berjalan tidak kunjung berhenti ataupun istirahat sejenak.
"Ti-tidak yang mulia pangeran. Saya tidak bisa berbasa-basi, apalagi bertutur penuh penghayatan untuk menghiburnya." Jawab Jusy masih dengan tanpa ekspresi.
"Pantas saja!" Dingin Graysen. Kali ini Graysen mengerti dimana masalahnya. "Pasti anak ingusan itu cemberut karena Jusy tidak mambantunya untuk berdiri,dan menghiburnya dengan kata-kata menenangkan!" Gumamnya sambil menggusar rambutnya dengan penuh rasa iba.
"Anda,mau kemana yang mulia pangeran?" Judy,menghentikan langkah Graysen yang ingin pergi meninggalkan ruangannya.
"Mau turun! Apa kau tidak melihat wajah jelek anak itu? Jika terus dibiarkan begitu saja, wajahnya yang jelek itu akan semakin bertambah jelek!" Seru Graysen yang sudah bersiap-siap untuk menghilang dari tempatnya berdiri.
"Tu-tunggu, yang mulia pangeran. Anda tidak bisa turun begitu saja,jika yang mulia Ratu melihatnya,Anda akan terkena masalah." Cegah Judy menahan tangan Graysen dengan keras,kaku,dan monoton!
Graysen, benar-benar mengurungkan niatnya setelah mendengar perkataan Judy. "Ya. Kalau begitu biarkan saja Jusy yang mengurusnya,iya kan?" Graysen menatap wajah Judy yang kini juga menatapnya dengan datar. "Be-benar. yang mulia pangeran." Sahut Judy seraya anggukkan kepalanya. Memutuskan tatapan matanya dari Graysen secepat yang Dia bisa lakukan.
Zi, berhenti melangkah setelah sampai di taman bunga yang sedang mekar-mekarnya. Duduk di ayunan sambil menikmati semilir angin. "Harusnya Ayah yang berada di belakang ku saat ini.."Zi,membuang pandangan pada air terjun yang masih terlihat dari tempatnya berada saat ini. "Jika bersama Ayah, pasti dia akan mendorong ayunanku,dan berkata 'Zi? Apakah kamu menyukai tempatnya?' Atau ,"Zi? Apakah kamu senang bisa berjalan-jalan dengan,Ayah?' itulah yang akan selalu Ayah tanyakan setiap kali kami keluar rumah persegi lima,berdua, menaiki kuda,dan berpacu, saat jalanan sepi oleh penduduk yang melintas." Gumamnya pelan,dan Jusy dapat mendengarnya dengan jelas.
"Harusnya,aku bisa mendengar kalimat-kalimat yang membuatku mengetahui banyak hal dari Ayah. Ayah,akan selalu berbicara tanpa henti saat melihat sesuatu yang belum pernah dia beritahukan kepadaku. Seperti;'Zi? Ini adalah bunga Lotus atau bunga Teratai,dan keunikannya adalah: Bunga lili air yang kuat biasanya mekar dari pagi hingga sore hari. Beberapa bunga teratai tropis mekar dari sore hingga pagi hari. Setiap bunga bertahan tiga hingga lima hari.' benar-benar Ayah yang baik,bukan?" Gumam Zi tersenyum kecut.
Jusy, yang mendengar ucapan Zi, tidak bereaksi apa-apa, wajahnya selalu terlihat datar, hanya bisa tersenyum tipis saat Zi membuatnya menjadi bahan ejekan dan bualan.
"Anda sudah salah menarik manusia ke dunia kita, yang mulia pangeran. Anak itu masih butuh belaian kasih sayang kedua orang tuanya, lihatlah betapa lesunya Dia terpisah dari Ayah dan Ibunya. Dia juga gadis yang cengeng, tubuhnya sangat kecil untuk ukuran tubuh Anda, yang mulia pangeran. Bahkan dot bayi dari dunia kita saja tidak muat di mulutnya yang kecil itu." Batin Jusy yang terus memperhatikan,Zi.
Graysen yang mendengar keluh kesah hati Jusy tertawa sendiri, dengan wajah merona merah dan kupingnya juga ikutan memerah. Judy yang berdiri di pojok ruangan sambil menatap ke arahnya melipat dahi tidak mengerti."Apa yang terjadi dengan yang mulia pangeran? Apakah sedang jatuh hati pada seseorang? Jangan-jangan pada manusia kecil itu!" Pikir Judy dengan reaksi yang berlebihan.
Graysen semakin melebarkan senyumnya, mendengar bisikan hati Judy yang dapat di dengar olehnya. "Kalian berdua (Jusy,dan Judy), mengolok anak ingusan itu. Tapi asal kalian tau,bukan aku yang menariknya untuk datang ke dunia kita,tapi.. Dia sendiri yang datang dengan sendirinya, untunglah prajurit setiaku yang menemukannya lebih awal,jika itu prajurit yang mulia Ratu,belum tentu gadis kecil itu akan selamat,dan melamun hingga kini." Jawab Graysen dalam hatinya, yang langsung tersambung ke dua pelayan dan pengawal miliknya.
"Yang mulia Putri? Waktunya kembali ke dalam ruangan Anda! Sebentar lagi angin di luar akan semakin mencekam, sebaiknya Anda tidak berlama-lama berada di luar ruangan." Jusy berseru saat melihat sesuatu yang tidak beres di luar pagar taman. Dia, tidak bisa membiarkan Zi tetap berada di sana sampai apa yang dilihatnya muncul,membuat Zi ketakutan, dan menimbulkan kegaduhan, termasuk Graysen yang akan menghukumnya jika Zi sampai kenapa-kenapa.