Demi menjaga nama baiknya sendiri Aylin sampai rela terjerat dosennya yang galak.
"Pak Aland = Sialand." Aylin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDG Bab 7 - Kedok Aylin
Aland baru saja kembali ke kantor setelah melihat proyeknya yang sedang berlangsung. Hari ini jadwalnya seluruh bahan bangunan mulai diantar untuk pembuatan pondasi bangunan. Baru sedetik dia duduk di sofa dan langsung merasakan ponselnya yang bergetar.
Aland ambil ponselnya di saku jas dan melihat ada notifikasi apa, ternyata satu pesan masuk dari Aylin.
Dahinya sontak berkerut, 'Kenapa dia mengirim pesan?' batin Aland, belum apa-apa dia sudah merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Kabar dari Aylin baginya selalu terdengar seperti kabar buruk. Tanpa pikir panjang dia pun segera membaca pesan ini.
'Kekasihku, aku ingin pulang tapi mendadak malas mengemudi. Jemput sekarang, aku tunggu di perpustakaan kampus.'
Astaga. batin Aland, sampai tidak mampu berkata-kata lagi setelah membaca pesan singkat tersebut.
"Apa katanya? Kekasihku?" Aland menyentuh tengkuknya yang berdenyut nyeri. Darah tingginya seolah kambuh dalam sekejab.
"Huh, tenang tenang," gumam Aland, dia menarik dan membuang nafasnya dengan perlahan.
Menyadari bahwa dia sendirilah yang mengatakan kepada Aylin jika sekarang mereka adalah sepasang kekasih sungguhan.
Aylin adalah satu-satunya orang yang bisa membuatnya mengulur waktu tentang perjodohan yang diatur oleh sang mama, namun Aland juga tidak berencana untuk menyakiti gadis kecil itu.
Jadi baiklah, yang harus dia lakukan sekarang hanyalah mengikuti alur yang tercipta.
'Aku akan datang, tunggu di dalam mobilmu saja, jangan menunggu di depan perpustakaan,' balas Aland.
Jam seperti ini perpustakaan mulai tutup, jadi Aland tidak ingin Aylin menunggu di sana sendirian, karena para mahasiswa pasti berangsur pulang.
Tidak, Aland bukan sedang perhatian. Dia hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Aylin.
Di ujung sana Aylin jadi kesal sendiri saat membaca balasan pesan dari sang dosen. "Hais, kenapa pak Aland malah datang, aku jadi tidak punya alasan untuk minta putus!" kesal Aylin, dia hentak-hentakkan kaki kanannya di jalanan. Saat ini Aylin sudah berada di area parkir, telah berpisah dengan semua teman-temannya.
Sesuai kesepakatan, besok mereka akan foto bersama di studio foto Queen Foto.
Dengan bibir yang mengerucut, Aylin tanpa sadar mengikuti perintah sang dosen. Dia tidak menunggu di depan perpustakaan, melainkan menuju mobilnya dan menunggu di sana.
"Kata pak Aland kami berdua hanya bisa putus jika Mama beliau yang memintanya, tapi jika sudah menyangkut orang tua pasti permasalahannya akan semakin sulit. Mommy dan Daddy bisa-bisa tau jika aku dan Pak Aland memiliki hubungan," gumam Aylin, Sekarang dia sudah duduk di kursi kemudi. berulang kali mencekram-cekram setir mobil tersebut sebagai bahan pelampiasan kekesalannya.
Memiliki hubungan spesial dengan pak Aland seperti sebuah aib baginya, sebab pria itu adalah satu-satunya pria yang paling dia benci di dunia ini.
Dan sungguh Aylin tak ingin satupun orang mengetahui tentang hubungan aneh ini, keluarga dan teman-temannya tidak ada yang boleh tahu bahwa dia menjalin hubungan dengan pak Aland.
"Daripada membuat mama pak Aland mengakhiri hubungan kami, lebih baik aku buat Pak Aland sendiri yang mengakhirinya," tekad Aylin, ya ini adalah keputusan yang paling tepat.
Jadi hubungan mereka tidak akan menjalar ke mana-mana, hanya tentang mereka berdua.
Sudah mengambil keputusan seperti itu sekarang hati Aylin jadi terasa lebih lega. Dia hanya perlu membuat pak Aland marah, membuat pria tua itu selalu kesal pada semua tingkahnya. Hingga akhirnya pak Aland lah yang akan mengakhiri hubungan mereka.
Bibir Aylin kini sudah mulai bisa tersenyum, dia melihat jam di pergelangan tangan dan menatap waktu yang telah lewat 10 menit.
Waktu terus berjalan sampai suasana kampus nampak semakin sepi dan mobil pak Aland akhirnya memasuki area parkir perpustakaan tersebut.
Aylin sontak buru-buru turun dan mengunci mobilnya, lalu berlari ke arah mobil sang dosen. Tiba dia sana dia pun langsung masuk ke mobil itu begitu saja, seolah ini merupakan mobilnya sendiri. Dan tak lupa Aylin menutup pintunya kuat sekali.
BRAK!! Sampai Aland dibuatnya terkejut.
"Astaga, kamu ingin melepas pintu itu?" tanya Aland, tak tertahan mulutnya untuk melontarkan pertanyaan ini.
"Maaf Sayang, aku kan buru-buru, takut ada mahasiswa lain yang lihat kebersamaan kita," balas Aylin.
Huwek! Dia sendiri sampai ingin muntah saat mengucapkan panggilan sayang tersebut. Tapi Aylin telah berlatih untuk mengucap satu kata ini.
Selama menunggu di mobil tadi dia terus belajar mengucapkan kata Sayang dan sekarang langsung dia praktekkan.
Sementara Aland sampai tercengang saat mendengar kata Sayang tersebut. Dia tanpa sadar menelan ludahnya sendiri dengan kasar.
Astaga. Batin Aland. Entah Sudah berapa kali dia membatin seperti ini gara-gara Aylin.
Dan karena panggilan sayang tersebut, Aland jadi tidak langsung mengemudikan mobilnya untuk segera pergi dari sana. Dia malah mematikan mesin mobil dan menatap lurus ke arah Aylin.
"Kenapa? Terkejut ya aku panggil sayang? Tidak suka? Kalau begitu putuskan aku," balas Aylin dengan wajahnya yang tengil.
Namun langsung membuat Aland paham bahwa Aylin memang sengaja membuatnya kesal, apalagi alasannya jika bukan karena Aylin ingin mengakhiri hubungan mereka.
Hampir saja Aland terpancing dengan rencana tersebut, namun sekarang dia akan mulai mengikuti permainan Aylin.
Sebelum sang mama yang meminta mereka putus, Aland tak akan pernah melepas Aylin. Dia akan membuat gadis ini terjerat padanya.
"Aku tidak marah, aku justru senang karena kamu mulai bisa menerima hubungan baru kita. Coba katakan sekali lagi, aku ingin dengar," tantang Aland.
"Benarkah? Kalau begitu aku akan mengulanginya terus, Sayang, sayang, sayanghh," balas Aylin, bahkan mengikuti cara bicara kakak iparnya jika sedang manja. Kak Naina yang selalu bicara dengan huruf akhiran H.
"Mau dengar lagi, sayanghh, sayangkuhhh," timpal Aylin dan akhirnya berhasil membuat kepala Aland ingin pecah.
"Cukup," balas Aland dengan suara yang mulai terdengar dingin.
Aylin langsung tertawa terbahak-bahak di dalam hatinya, dia mengulum senyum menangan diri agar tawa bahagia ini tidak sampai pecah.
"Setelah mendaftar wisuda aku tadi bertemu teman-teman kuh sayangh, besok kami merencanakan untuk foto bersamah. Setelah itu jadwalku kosong, aku datang ke kantor sayangh yah? Yah yah?" pinta Aylin lagi, dalam sekejab berubah jadi manja dan sangat menyebalkan.
Aland sampai memijat dahinya yang berdenyut nyeri. Dia seperti tidak mengenal Aylin lagi, entah dirasuki setan apa wanita tersebut.
"Besok aku ada kelas," balas Aland apa adanya.
"Jam berapa? Tapi aku ingin bertemu? Apa kita bertemu di ruang kerja Sayangh? Hum?"
Aland langsung membekap mulut Aylin agar gadis ini diam. Tidak, hal seperti itu hanya mampu dia bayangkan.
Yang bisa Aland lakukan hanyalah mengangguk kecil. "Datang ke kantor saja, kelas ku pagi."
"Oke," balas Aylin dengan riang.
"Kamu terlihat senang sekali, apa begitu menyenangkan membuatku kesal?" tanya Aland, yang langsung membuka kedok Aylin.
Namun Aylin justru senang jika sang dosen tahu apa maksudnya. "Tentu saja, aku sangat senang, aku akan membuat pak Aland yang memutuskan aku," balas Aylin.
"Haruskah aku melakukan tindakan yang lebih ekstrim?" tanya Aylin kemudian.
"Tindakan seperti apa?"
"Mencium pak Aland."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Cup cup cup! 🤣🤣
Sesajennya jangan lupa ya, like, komen dan kembang 🏃