Menikah dengan pria yang tidak di cintainya, dan sering di sakiti oleh suaminya sendiri, membuat hati Farhana mati rasa. Namun semua berubah saat kedatangan Ayah mertuanya yang berstatus Duda dan sangat Hot. Lalu apakah Farhana akan beralih ke lain hati ataukah akan tetap mempertahankan pernikahannya?
Ikuti terus kisahnya, ya!
follow IG @thalindalena
Add Fb Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyelesaikan masalah
Warning!!
Hana mengantarkan Dante ke Bandara. Saatnya telah tiba. Dante harus kembali ke Italia.
Wajah murung Hana jelas terlihat sejak tadi. Bahkan Janda cantik itu enggan menatap atau pun berbicara dengan Dante barang sedikit pun.
“Sweetie.” Dante membuka suara, menoleh ke samping kiri di mana Hana duduk di sampingnya. Sedangkan Gery duduk di samping kanannya.
“Penerbangan Daddy masih sekitar satu jam lagi. Kalian bisa menyelesaikan urusan kalian lebih dulu,” usul Gery, seraya beranjak dari duduknya.
“Satu jam lagi kita bertemu di sini,” lanjut Gery.
Mereka masih berada di ruang tunggu, belum melakukan chek-in.
“Kamu mau ke mana?” tanya Dante kepada putranya.
“Aku lapar. Mau makan dulu,” jawab Gery, segera berlalu dari sana.
Sebenarnya dia juga merasa canggung ketika melihat Hana. Dirinya tidak menampik jika Hana semakin terlihat cantik semenjak menjadi Janda. Tapi, Sayang, Janda cantik itu sudah menjadi milik ayahnya sendiri. Dan ia kini sudah belajar ikhlas dan tidak dendam sama sekali kepada ayahnya.
“Ayo!” ajak Dante sembari mengulurkan tangannya ke arah Hana.
Hana mendongak sembari menatap Dante yang berdiri di hadapannya, lalu beralih menatap tangan kekar itu yang terulur ke arahnya.
“Hana, Sweetie.” Dante mendesah kasar ketika Hana tidak beranjak.
“Ck!” Hana dengan malas menerima uluran tangan Dante.
Dante tersenyum lalu merangkum pundak kekasihnya dengan mesra, keluar dari area Bandara itu menuju Parkiran mobilnya.
“Kita mau ke mana?” tanya Hana ketika sudah berada di dalam mobil.
“Menyelesaikan masalah kita. Agar Janda cantikku ini tidak marah lagi,” jawab Dante, seraya menekan pedal gas mobilnya.
“Siapa yang marah?” ketus Hana, memalingkan wajahnya kesal.
Lagi-lagi Dante mendesah kasar jika sifat kekanakan Hana keluar. Ia harus ekstra sabar.
Mobil yang di kendarai Dante berhenti tepat di depan Lobby hotel mewah yang tidak jauh dari Bandara.
“Kok kita ke sini?” tanya Hana.
Namun Dante tidak menjawab pertanyaan Hana. Pria itu segera keluar dari mobi, dan di ikuti Hana. Menyerahkan kunci mobilnya kepada Satpam agar memarkirkan mobilnya.
“Daddy,” rengek Hana.
“Diamlah Sweetie,” jawab Dante.
Mereka sudah mendapatkan kamar hotel. Kini keduanya tengah menuju kamar mereka yang ada di lantai lima.
Dante menempelkan Key Card di pintu tersebut.
Klek
Pintu tersebut sudah terbuka. Dante menarik Hana masuk ke dalam hotel mewah tersebut.
“Apakah semua masalah akan selesai di bicarakan di Hotel?” gerutu Hana.
“Kan masih ada Restoran, Cafe dan yang lainnya, tidak mesti ke Hotel ‘kan?”
“Itu versi anak muda. Tidak bagi orang tua sepertiku,” jawab Dante.
Hah?
Hana tidak mengerti dengan ucapan Dante.
“Bagi pria matang sepertiku, semua masalah akan selesai di dalam kamar,” lanjut Dante lagi, menatap Hana dengan dalam.
Glek!
Hana menelan ludahnya dengan kasar. Ia memalingkan wajahnya ketika melihat sorot mata Dante yang sangat tajam. Kini ia tahu apa yang di maksud oleh Dante.
Dante menangkup kedua sisi wajah Hana, dan melabuhkan ciuman lembut di bibir Hana yang ranum itu.
“Aku akan sangat merindukanmu. Sweetie,” ucap Dante, ketika melepaskan ciuman itu sesaat, lalu menempelkan bibirnya lagi.
Mellumat dan menyesap bibir Hana dengan rakus. Bahkan Hana sampai tidak kuasa mengimbanginya.
“Aku juga akan memberikanmu sesuatu yang spesial, agar kamu selalu mengingatku selama kita berjauhan,” ucap Dante, lalu mengangkat tubuh Hana.
“Daddy,” lenguh Hana ketika Dante menggendongnya dan merebahkannya di atas tempat tidur.
“Yes, Sweetie,” jawab Dante yang kini menindih tubuh sang kekasih, lalu mencium bibir Hana lagi kali ini penuh dengan gairah.
btw mampir juga ya dikaryaku jika berkenan/Pray/
Mommymu itu yang tidak tahu diri jangan di tiru.
jangan cuma enaknya aja yang kau nikmati.
papanya gak penting beeuuuhhh
Istrimu kau sia2kan dengan berbagai tuduhan yang belum tentu kebenarannya. Daddymu dapat janda yang masih tersegel wkwkwk