Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
"Bunda....." Zara memeluk sang bunda yang begitu dia rindukan selama ini.
Keduanya saling menumpahkan kerinduan sampai meneteskan air matanya.
"Bunda yo kangen kamu nduk, sehat-sehat kan selama di sana? Kok dewe'an ae? Nggak diantar sopo-sopo ta?" tanya bunda Nia yang juga begitu rindu dengan sang putri sulungnya.
Zara menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan sang bunda.
"Lha emange mau diantar sopo bun?"
"Hmmmm .... Ojo ngapusi bunda. Mbak Alin wes cerita sama bunda. Kamu ada hubungan dengan Aven kan? Emang bener ta nduk?" tanya bunda Nia penasaran.
"Nanti Zara ceritain semuanya ke ayah dan bunda. Sekalian Zara juga mau membahas sesuatu yang penting."
"Penting opo?" tanya bunda Nia semakin penasaran.
"Ada deh, nanti kalau ayah sudah pulang kerja saja ngebahasnya bareng-bareng."
Bunda Nia menghela pasrah.
"Ya wes kamu ngaso dulu saja. Bunda akan masak makanan kesukaan kamu."
"Terimakasih banyak bunda," ucap Zara sambil mencium pipi bundanya.
......................
"Zara pulang Bun? Kok nggak bilang-bilang ayah. Kan bisa ayah jemput ke bandara tadi. Terus kemana anak itu?" tanya Pak Bima.
"Ada yah, dia sedang istirahat tadi di kamarnya. Sebentar lagi juga turun kok," sahut Bunda Nia sambil menyiapkan makan malam mereka.
"Mbk Zara pulang Bun? Kapan?" tanya Zidan bersemangat.
Dia sudah lama tidak bertemu dengan sang kakak. Tentunya dia begitu rindu. Padahal dulu kalau masih serumah juga sering mereka bercanda gurau. Jarak yang membentang memang suka membuat seseorang menjadi rindu momen kebersamaan.
Tap
Tap
Tap
"Pada kangen sama aku ya?"
"Mbak Zara!"
Zidan bergegas menghampiri sang kakak kemudian memeluknya. Dia begitu rindu dengan mbak nya tersebut.
"Zidan kangen banget sama mbak," ucap Zidan dengan suaranya yang bergetar.
"Sama dek, mbak juga kangen sama kamu."
Setelah melepas rindu dengan sang adik. Kini Zara menghampiri ayahnya. Sudah hampir satu tahun dia tidak pulang ke Surabaya.
"Ayah," ucap Zara sambil Salim kepada sang ayah dengan takzim.
"Bagaimana kabarmu nduk? lancar kerjamu di sana?" tanya pak Bima sambil mengelus kepala putrinya dengan sayang.
"Alhamdulillah baik yah dan lancar kerjaannya."
"Ayo kita makan malam dulu. Nanti temu kangennya dilanjutkan di ruang keluarga saja," ajak bunda Nia.
"Ya sudah ayo makan bersama. Ayo nak," ajak Pak Bima kepada sang putri.
Semuanya menikmati masakan yang dibuat sendiri oleh bunda Nia. Meskipun keluarga mereka tergolong kaya raya. Tetapi untuk urusan makanan pasti bunda Nia yang turun tangan langsung.
"Hmmm...aku kangen bener lho sama masakan bunda. Enak tenan rasane nggak berubah," puji Zara membuat tawa terkembang dari bibir sang bunda.
"Makan yang banyak kali begitu. Bunda sengaja masak yang banyak spesial buat kamu," ujar bunda Nia.
"Pantesan masakan bunda banyak banget ya," celetuk Zidan.
Ke empat anggota keluarga itupun menikmati malam malam mereka dengan hati bahagia.
......................
"Sebenarnya apa yang ingin kamu ceritakan, nduk. Kata bundamu tadi ada yang pengen kamu ceritakan kepada ayah dan bunda," tanya pak Bima setelah kini mereka berada di ruang keluarga.
Bunda Nia juga menantikan cerita apa yang ingin disampaikan oleh sang putri. Sedangkan Zidan kembali ke kamarnya untuk mengerjakan tugas skripsinya yang belum selesai.
Zara menatap kedua pernah tuanya sebelum bercerita.
"Jadi begini, ayah, bunda, sebelumnya aku mau meminta maaf terlebih dahulu. Tetapi untuk perjodohan yang pernah ayah ajukan kepadaku waktu itu. Aku menolaknya ayah."
❤️❤️❤️