Setelah mengukuhkan kekuasaannya atas Kota Canyu, Zhang Wei memulai perjalanan epik menuju puncak dunia demi membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan. Namun, jalan menuju tujuan itu penuh bahaya: musuh kuat, intrik politik, hingga menjadi buronan kekaisaran Qin.
Dalam petualangannya, Zhang Wei harus menghadapi penguasa Tanah Barat, mengungkap rahasia dunia, dan membuktikan dirinya sebagai pendekar pedang kelabu yang tak terkalahkan.
Dengan tekad membara, Zhang Wei bersiap melawan dunia untuk mencapai puncak tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mangsa ingin Memangsa
Zhang Wei berjalan menyusuri hutan belantara yang sunyi, angin malam berhembus membawa aroma dedaunan basah. Langkahnya mantap, tanpa keraguan, meski dirinya tahu sejak beberapa hari terakhir ada mata-mata yang terus membuntutinya. Namun, alih-alih menggunakan kemampuan teleportasi yang bisa dengan mudah membawanya ke tempat tujuan, Zhang Wei memilih berjalan kaki. Dia sengaja memberi kesempatan bagi para pembunuh itu untuk menunjukkan diri mereka.
"Mereka pikir aku ini mangsa yang mudah," gumam Zhang Wei sambil tersenyum dingin, matanya tajam menatap jalan setapak di depannya. "Martial King dan Martial Lord? Hah, sungguh meremehkan."
Langit malam semakin gelap, hanya diterangi sinar bulan pucat yang menembus celah-celah dedaunan. Di kejauhan, suara langkah kaki samar-samar terdengar. Bagi telinga biasa, itu mungkin tak berarti apa-apa, namun bagi Zhang Wei, setiap detail itu seperti nyanyian yang jelas terdengar. Dia merasakan aura para pembunuh yang mendekat, jumlah mereka tidak sedikit. Ada setidaknya dua Martial Lord dan lima Martial King.
"Apakah mereka pikir jumlah bisa mengalahkan kualitas?" Zhang Wei melirik pedang abu-abu gelap di pinggangnya. "Baiklah, mari kita lihat seberapa jauh mereka bisa bertahan."
Di kejauhan, sekelompok pria berbaju hitam mengintai dari balik pepohonan. Pemimpin mereka, seorang Martial Lord Bintang 6 bernama Xu Rong, memberikan isyarat kepada anak buahnya.
"Jangan terburu-buru. Pemuda itu mungkin tampak ceroboh, tapi kita harus hati-hati. Informasi mengatakan dia membunuh Yan Zhenhai, jadi jangan anggap enteng," bisiknya.
Salah satu bawahannya, seorang Martial King, tertawa kecil. "Kapten, dia hanya bocah. Yan Zhenhai mungkin kalah karena ceroboh. Dengan jumlah kita, ini hanya formalitas."
Xu Rong mendengus, "Jangan remehkan dia. Fokus pada tugas kita. Ingat, kepala pemuda itu bernilai tinggi."
Zhang Wei tiba di sebuah tanah lapang yang dikelilingi pohon-pohon besar. Tempat itu sempurna untuk pertempuran. Dia berhenti di tengah lapangan, membiarkan hawa dingin malam menyelimuti tubuhnya.
"Baiklah, cukup bermain kucing-kucingan. Aku sudah bosan," katanya, suaranya bergema di tengah keheningan. "Keluar dari persembunyian kalian."
Tak lama, sosok-sosok berbaju hitam bermunculan dari balik pepohonan. Mereka mengelilingi Zhang Wei, masing-masing dengan senjata di tangan. Xu Rong maju ke depan, senyum sinis di wajahnya.
"Kau cukup pintar menyadari keberadaan kami, tapi itu tidak akan menyelamatkanmu," kata Xu Rong, matanya menatap Zhang Wei dengan penuh kebencian. "Serahkan dirimu, dan aku mungkin memberi kematian yang cepat."
Zhang Wei mengangkat alis, menatap Xu Rong seolah pria itu sedang melawak. "Kematian yang cepat? Lucu sekali. Tapi sayangnya, aku tidak punya rencana untuk mati malam ini."
Xu Rong mendengus, memberi isyarat kepada bawahannya. "Bunuh dia!"
Tujuh orang menyerang secara bersamaan, pedang, tombak, dan berbagai senjata lain meluncur ke arah Zhang Wei. Namun, pemuda itu tetap tenang. Dengan gerakan ringan, dia mencabut pedang abu-abu gelapnya, aura kelabu menyelimuti sekelilingnya.
Serangan pertama datang dari seorang Martial King yang mencoba menebas leher Zhang Wei. Dengan mudah, Zhang Wei menangkis serangan itu dan membalas dengan pukulan pedang yang menghantam dada lawannya, membuatnya terpental ke belakang. Darah muncrat di udara.
"Ini yang kalian sebut pembunuh?" Zhang Wei mencibir, matanya menyala dengan dingin. "Terlalu lambat."
Pertarungan berlangsung sengit. Zhang Wei bergerak seperti bayangan, menghindari setiap serangan dengan mudah dan memberikan balasan yang mematikan. Satu per satu, para pembunuh mulai jatuh. Martial King yang tadinya penuh percaya diri kini gemetar, sementara Martial Lord mulai menyadari bahwa mereka menghadapi sesuatu yang jauh di luar kemampuan mereka.
Xu Rong mengerang frustrasi. "Apa yang kalian lakukan? Serang dia bersamaan!"
Zhang Wei hanya tertawa mendengar perintah itu. "Lucu sekali. Bahkan jika kalian menyerang bersama, hasilnya tetap sama."
Dia melepaskan sebagian kecil auranya, tekanan Martial Emperor yang menakutkan menyapu seluruh area. Para pembunuh terhenti sejenak, wajah mereka pucat pasi. Xu Rong menatap Zhang Wei dengan mata terbelalak.
"Kau... kau seorang Martial Emperor?! Itu mustahil!"
Zhang Wei mengarahkan pedangnya ke Xu Rong. "Mustahil? Mungkin bagimu. Tapi bagi seseorang sepertiku, ini hanya langkah kecil."
Xu Rong menggertakkan giginya, memutuskan untuk melancarkan serangan terakhir. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya, energi hitam menyelimuti pedangnya. Dengan teriakan keras, dia menyerang Zhang Wei.
Namun, sebelum pedangnya mencapai sasaran, Zhang Wei bergerak cepat. Dalam sekejap, pedang abu-abu gelapnya menebas udara, menciptakan gelombang energi yang menghantam Xu Rong dengan keras. Tubuh pria itu terpental jauh, menghantam pohon besar hingga roboh.
Zhang Wei berdiri di tengah lapangan yang kini penuh dengan tubuh para pembunuh yang tergeletak. Dia menatap Xu Rong yang terbaring tak berdaya di tanah, darah mengalir dari mulutnya.
"Apa hanya segini pembunuh yang dikirim untuk membunuhku?" tanya Zhang Wei, suaranya dingin dan tajam.
Xu Rong terbatuk, mencoba berbicara, tapi Zhang Wei tidak memberinya kesempatan. Dia melangkah mendekat, menatap pria itu dengan mata penuh amarah.
"Mengecewakan," katanya sebelum mengayunkan pedangnya, mengakhiri hidup Xu Rong.
Zhang Wei membersihkan pedangnya dan mengembalikannya ke sarungnya. "Begitu banyak waktu yang terbuang hanya untuk ini. Tapi setidaknya, aku tahu ada yang ingin bermain-main denganku."
Dia berdiri di antara tubuh-tubuh para pembunuh yang kini tak lagi bernyawa. Ia mengulurkan tangannya, meraih salah satu cincin penyimpanan dari jari seorang Martial Lord. "Setidaknya, usaha kalian tidak sepenuhnya sia-sia," gumamnya sambil menyeringai kecil.
Satu per satu, cincin-cincin penyimpanan itu ia kumpulkan. Setelah semuanya terkumpul, Zhang Wei memeriksa isi masing-masing cincin dengan pikirannya. Mata abu-abunya berkilat saat menemukan tumpukan batu roh dalam jumlah yang cukup banyak, berbagai ramuan langka, dan bahkan beberapa senjata berkualitas tinggi.
"Menarik," katanya sambil mengeluarkan sebuah pil ungu keemasan dari salah satu cincin. Pil itu memancarkan aroma kuat yang menunjukkan kualitasnya. "Pil peningkat kultivasi? Ini akan sangat berguna nanti."
Ia juga menemukan gulungan formasi yang tampaknya berasal dari pengrajin formasi tingkat tinggi. Zhang Wei menyimpannya dengan hati-hati. "Mereka mungkin pembunuh, tapi setidaknya mereka kaya. Terima kasih atas kontribusi kalian."
Setelah memastikan tidak ada yang terlewat, Zhang Wei menghapus jejak pertarungan di tempat itu dengan sebuah gelombang energi yang menghancurkan sisa-sisa bukti. Ia tak ingin menarik perhatian pihak lain yang mungkin mencari para pembunuh itu.
Melanjutkan perjalanan, Zhang Wei menatap langit yang mulai memerah oleh cahaya fajar. "Tempat yang ideal, ya? Sepertinya perjalanan ini akan lebih panjang dari yang kukira," katanya dengan nada santai. Dengan langkah penuh percaya diri, ia melangkah lebih dalam ke dalam hutan, membiarkan bayangan malam yang tersisa menelan dirinya.
harusnya seperti dewa iblis
dewa bagi kawan
iblis bagi musuh
ditunggu up nya Thor