"Masa lalumu biarlah menjadi masalalumu, dan masa depanmu adalah masa depan kita."
"Tapi aku takut mengecewakanmu."
"percayalah jika seseorang mencintaimu dengan tulus dia tak akan pernah mempermasalahkan masalalumu, tidak semua orang memiliki masa lalu yang indah ataupun sebaliknya jadi tak semua orang harus mengetahuinya."
Novel ini mengisahkan perjuangan seorang gadis yang harus meninggalkan keluarganya dan oramg ia sayangi demi ketenangan hidupnya dan brusaha keras untuk mewujudkan semua impiannya.
Meski harus menikah di usianya yang terbilang masih muda dan menjadi gelar seorang Ibu baginya tak menjadi penghalang untuk mengejar apa yang telah ia impikan selama ini.
Apakah Alindia bisa bangkit dari keterpurukan dan menemukan kebahagiaan? Yuk baca novelnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosdiana meida sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Diskorsing
Jam terus berputar dan sudah menunjukkan pukul 22:00 WIB, malam semakin larut, Alin belum juga mau pulang, Aldi mengajaknya untuk duduk di taman tengah - tengah kota, agar Alin jauh lebih tenang, lalu telpon pun berdering, Aldi mengangkatnya.
"Hallo ada apa Paaa?"
"Kamu kemana lagi jam segini belum pulang, keluyuran lagi, besok kamu ada ujian bukannya belajar malah keluyuran, mau jadi apa kamu ini?"
"Udahlah Paa. Aldi males dengar omelan Papa." Aldi langsung mematikan telponnya.
kemudian telpon kembali berdering..
"Ada apalagi sih Paa, Aldi capek dengerin Papa ngomel."
"Hallo kak ini Keisya, maaf mengganggu."
"Ohh Keisya sory sory aku gak tau, ada apa Keg?"
"Iya gak papa kak, aku cuman mau tanya kak Alin gimana, aku khawatir sama dia, nomernya gak bisa aku hubungi kak."
"Ohh Alin udah sama aku Key, kamu tenang aja ya, dia baik - baik aja kok."
"Syukurlah kalau gitu, aku tunggu dirumah ya kak."
"Oke siap.."
Keisya mematikan telponnya.
"Gimana Alin sekarang Key"? tanya Bu Liliy
"Ada sama Kak Aldi Umi."
"Sebenarnya Aldi itu siapa sih Lin katanya gak pacaran tapi kok selalu bersamaan?"
"Kak Aldi itu teman Kak Alin dari kecil pas Di Aceh dulu umi, mereka ketemu lagi pas sekolah."
"Oh.. dari Aceh juga, dia juga korban tsunami dulu?"
"Iya Umi..."
"Yaudah kalau gitu, Umi tidur dulu ya, kamu juga segera tidur besok sekolah."
"Iya Umi.."
Sementara Alin masih bingung gak tau harus ngapain, Aldi susah berusaha membujuk Alin untuk pulang tetapi dia tetap menolaknya..
"Ngapain sih kamu maksa aku buat pulang? lagian buat apa kita pulang ke rumah yang jelas - jelas rumah itu gak bisa kasih kenyamanan buat kita?"
"Iyaa aku tau, terus kamu mau kemana Lin, ini udah malem looh, kamu juga baru sembuh, nanti sakit lagi gimana? besok juga masih ujian loh kita."
"Aku gak perduli, kalau kamu capek yaudah kamu pulang aja, aku mending tidur dijalan daripada dirumah."
"Yaudah aku akan temenin kamu, sekarang kita mau kemana?"
"Gak tau."
"Yaudah ayo ikut aku." Aldi meraih tangan Alin dsn mengajaknya kembali naik motor tak lupa Aldi memberikan jaketnya pada Alin karena malam semakin larut semakin dingin.
Aldi membawa motornya dengan santai untuk mengajak Alin keliling ibu kota Jakarta, sampai pada akhirnya Alin ketiduran dipundak Aldi sambil memeluknya.
Karena takut Alin jatuh campur bingung, Aldi nekat mengantarkan Alin pulang ke rumahnya, sesampainya disana, Keisya sudah menunggunya didepan gerbang bersama Bik Iyem, sangking ngantuknya dan lelahnya pikiran, Alin nurut saja saat Bik Iyem menuntunya ke kamar.
"Trimakasih ya Kak Akdi udah bawa Kak Alin oulang."
"Iya sama - sama Key, kalau ada apa - apa bilang aja jangan sungkan."
"Oke Kak."
Setelah itu Aldi lanjut perjalanan pulang ke rumahnya, sesampai di depan pintu, Pak Danu dan Bu Fara sudah menunggunya.
"Darimana kamu Akdi?" tanya Bu Fara dengan lembut
"Bukan urusanmu." jawab Aldi ketus sambil nyelonong menaiki anak tangga.
"Aldi sopan sedikit kamu sama Mamamu." bentak pak Danu
"Mamaku sudah gak ada." jawab Aldi ketus
"Sudah Paa, biarin aja yang penting dia mau pulang, jangan bikin dia gak betah lagi dirumah." saran Bu Fara.
"Dasar anak jaman sekarang, gak ada sopan santunnya sama orangtua." ucap Pak Danu menggerutu sambil berjalan menuju kamar dan disusul oleh istrinya.
Ke esokan harinya Bik Iyem membangunkan Alin untuk berangkat sekolah tetapi Alin tidak mau bangun katanya dia hari ini gak mau ngapa - ngapain, mendengar itu Pak Wirawan langsung masuk ke kamar Alin dan membangunkannya secara paksa.
"Bangun kamu, mau sekolah apa gak usah sekolah sekalian.".
Karena kesal, Alin langsung menuju kamar mandi dan bersiap siap berangkat sekolah tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, dia juga tidak berpamitan kepada kedua orangtuanya,
"Aliin, salaman dulu sama Umi dan Papa." ucap Bu Liliy tapi Alin menghiraukannya, ia tetap berjalan menuju mobil.
"Itulah klakuan anakmu sangat bagus sekali." gerutu Pak Wirawan dan Bu Liliy hanya diam.
Di mobil pun Alin minta duduk sendirian di kursi paling belakang, sambil mendengarkan musik melalui headset dan perjalanan pun dimulai.
sesampainya di sekolah, Naura teman sebangkunya Alin sudah menunggunya didepan kelas.
"Aliin kamu kenapa kok gak masuk sekolah, aku hubungi kamu berkali kali gak di respon ada apa sih Liin?"
"Maaf Raa, aku sakit kemarin jadi gak masuk sekolah + gak respon siapapun."
"Sakit apa Raa kok gak bilang sih?" tanya Naura Khawatir.
"Biasa, penyakitku kambuh."
"tapi sekarang udah baikan kan?"
"Udah kok."
"Syukurlah kalau gitu."
"Aliinn..." panggil Aldi yang tiba - tiba datang.
sepontan membuat Laura dan teman - temannya langsung terfokus pada dua sejoli itu.
"Ada ap a Al?"
"Ini aku bawain kamu sarapan, kamu pasti belum makan kan?"
"Iya belum, makasih ya." sambil menerima makanan yang Aldi bawa
"Sama - sama, buruan dimakan dan jangan lupa obatnya diminum."
"Oke siap."
"Yaudah aku balik ke kelas dulu."
Aldi kembali menuju kelasnya, setelah itu Laura dan kedua temannya berjalan menuju bangkunya Alin..
"Waaah enak banget ini tuan putri, pagi - pagi udah diapelin aja." ucap Laura
"Iya nih dibawain sarapan pula." timpal Diva.
"Mending buat gue aja deh sarapannya." ucap Laura sambil merebut bekal makanannya Alin.
"Jangan mulai ngajak ribut ya kamu." Alin mulai beranjak dari tempat duduknya.
"Siapa yang ngajak ribut, dasar cewek murahan, semua cowok lu embat semua." ucap Laura yang mulai emosi
"Jaga mulutmu." Alin juga mulai emosi kini dia mulai melawan..
"Ooh sudah berani melawan ya rupanya." ucap Laura sambil mendorong Alin.
selama ini Alin diam dan mengalah tali tidak dengan hari ini, dia benar - benar sudah capek dan dia memberanikah untuk melawan Laura, akhirnya mereka berdua ribut dan sampai membuat semua murid - murid keluar kelas untuk melihat Alin dan Laura.
"Lu suka banget caper ke cowok - cowok, semua lu rebut dari gue."
"Justru lu yang perebut, Lu rebut kamar gue, hak gue dan terakhir nyokap gue, lu kan cuman numpang dirumah gue tapi belagak kayak tuan putri."
"Siapa yang kayak tuan Outri jaga tu mulut."
"Lah emang kenyataannya kan? bokap lu perebut istri orang."
"Nyokap lu yang gatal deketin bokap gue."
"enak aja, bokap lu duluan."
mereka berdua terus ribut saling menjambak, mendorong dan memukul satu sama lain, tak lama kemudian Aldi datang memisahkan mereka berdua disusul oleh Pak Brian Guru BK.
"Ada apa sih kalian berdua ini?" tanya Aldi
"Gak usah ikut campur lu, mentang - mentang anaknya kepala sekolah gue gak oerduli."
"Susah - sudah xukup, Kalian berdua ikut saya keruang BK (bimbingan konseling)." ucap Pak Brian.
Mereka berdua menuju ruangan BK bersama Aldi juga. disana Pak Brian langsung memberikan surat panggilan kepada orangtua karena mereka memang sering bertengkar disekolah
"Jangan Paak, gak perlu pakai bawa orangtua segala." ucap Laura yang mulai takut.
"Gak bisa, kamu sering berulah soalnya tidak hanya dengan Alin tapi kamu sering bertengkar dengan murid lainnya dan pagi ini paling parah."l
"Tapi dia yang cari gara - gara duluan pak." bantah Laura
"Enak aja, kamu yang mulai kok."
"Sudah cukup, saya tetap memberikan surat panggilan buat kamu Laura."
kini Laura sudah tidak bisa berkata apa - apa lagi, dia hanya kepikiran karena takut dimarahi Papanya sedangkan Alin tetap tenang karena dia memang tidak bersalah.
Siangnya Pak Wirawan beneran datang ke sekeloh menuju ruang BK, disana sudah ada Laura dan pak Brian yang sudah menunggunya.
"Selamat siang pak, ada apa dengan putri saya?" ucap Pak Wirawan sambil berjabat tangan.
"Siang Pak, sebelumnya saya minta maaf karena Laura harus saya skorsing selama 3 hari."
"Apa? diskorsing, memangnya Laura kenapa Pak?"
"Laura sering bikin masalah disekolah, dia sering ngajak ribut anak - anak di sekolah, tukang nge buliy dan hal ini terjadi sudah ber kali kali."
"Baiklah Pak jika memang ini hukuman untuk anak saya, saya sebagai orangtua minta maaf atas kesalahan anak saya."
"Iya pak Wirawan tidak apa - apa tetapi jika Laura terus mencari gara - gara, saya minta maaf kalau harus mengeluarkan Laura darisini."
"Baik Pak."
Pak Wirawan langsung mengajak Laura pulang, di dalam mobil, pak Wirawan tak ada hentinya mengomel.
"Bikin malu aja sih kamu ini, kurang apa Papa selama ini buat kamu, semua yang kamu mau udah Papa turutin tapi kenapa masih bikin malu aja."
"Alin yang mulai duluan tadi Paa, kalau dia gak ngatain Papa perebut istri orang, Laura gak bakalan gini, Laura malu Paa kalau teman - teman tau Papa perebut istri orang." jawab Laura beralasan.
"Ooh jadi itu alasannya, lihat aja Alin, apa yang akan saya lakukan."
Laura benar - benar pintar mempengaruhi Papanya dan membuat Papanya semakin emosi dengan Alin. lalu apa yang terjadi dengan Alin?? yuk simak cerita selanjutnya
jangan lupa berikan dukungannya ya trimakasih
mampir juga di novel aku
"Bertahan Luka"