Ternyata Aku Tak Sekuat Itu
Di ujung utara pulau sumatra tepatnya di Banda Aceh, tinggalah seorang laki - laki yang kira - kira berusia 44 tahun, yang bernama Ibnu Usman, dia tinggal bersama ke tiga anak perempuannya yang bernama Alindia Farasya( 10 tahun), Keisya Ramasya Putri (7 tahun) dan Anisa Widya Alfifa ( 3 tahun).
Mereka tinggal di Rumah Aceh atau yang lebih dikenal dengan nama "Rumoh Aceh" merupakan rumah adat dari suku Aceh, Rumah ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagan utama dan 1 bagian tambahan, yaitu rumoh dapu, yang lokasinya berada tidak jauh dari dermaga nelayan, Gampong Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Dan Istri dari Tiga anak tersebut bernama Liliy Shofia yang bekerja di Jakarta karena ingin merubah nasib kekuarganya, Usman hanya bekerja sebagai nelayan, tiap hari ribut dengan istrinya karena masalah ekonomi.
"Aku capek bang hidup miskin, kapan kita kaya kalau kayak gini terus? aku tetap berangkat ke Jakarta."
"Tapi gimana dengan anak kita? mereka masih kecil - kecil, apa kau tega meninggalkannya?"
"Aku tak perduli! itu urusanmu Bang."
Saat Liliy hendak melangkah pergi, ketoga anaknya datang dan menangisinya.
"Umiii.. jangan tinggalkan kami.."
"Maafkan Umi sayang, Umi kerja dulu biar bisa beliin kalian mainan terus ngajak jalan - jalan."
"Kita gak mau Umii. kita maunya Umi disini."
Tetapi Liliy tetap pergi meskipun ketiga anaknya merengek dan melarangnya pergi...
Alin adalah salah satu anak Liliy dan Usman yang memiliki paras yang cantik dan menawan, namun dia memiliki kekurangan, sejak lahir Alin sudah memiliki penyakit jantung yang sering kambuh sehingga membuat dia kesulitan bernafas dan merasa dadanya ditimpa beban ratusan kilo, itu sebabnya rumah sakit menjadi tempat tinggal baginya, obat menjadi makanan nya dan tabung oksigen sebagai alat bergantung baginya untuk dia bisa bernafas, itu sebabnya Liliy dan Usman membutuhkan biyaya yang banyak untuk pengobatan putrinya,
tak jarang banyak yang tidak mau berteman dengannya,
Selama dia di Jakarta, dia selalu memberikan kabar kepada Anak dan Suaminya dan setiap gajian selalu mengirimkan uang untuk brobat Alin, namun satu tahun terakhir ini, dia sudah lama sekali tidak pulang ke Aceh, apalagi menghubungi keluarga, Usman selalu menunggu kedatangan Istrinya sampai dia jatuh sakit karena memikirkan istrinya.
"Abi ayo makan dulu, biar sembuh." ucap Keisya
"Iya nanti Abi makan." jawab Usman yamg lemah terbaring diatas tempat tidur
"Abi rindu ya sama Ummi?"
"Iya Keisya, Abi merindukan Ummi."
Keisya sedih melihat ayahnya sakit, dia bingung harus mencari Ibunya kemana, Usman hanya bekerja sebagai Nelayan dan guru ngaji, dia adalah Suamu yang sangat sabar dan memiliki tutur kata yang lembut, sehingga banyak santri yang suka kepadanya dan menjadi kebanggaan ke tiga anaknya.
Sore ini materi pengajian yang di ajarkan oleh Ustadzah Halimah adalah tentang berbakti kepada orang tua.
"Ayo sekarang Ustazah bertanya, siapa yang tau, ayat tentang berbakti kepada orang tua?"
"Saya tau Ustadzah." jawab Alin sambil mengacungkan tangannya
"Ayo Alin maju ke depan."
"Allah berfirman dalam surat Al-Isra' ayat 23 yang artinya, Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
"Subehanaallah, pintar sekali kamu Keyla."
Alin memang sangat pandai, di umurnya yang masih 10 tahun sudah bisa Hafal Al - Qur'an 30 jus beserta Artinya, sedangkan Keisya masih lima jus, karena dia tidak begitu suka menghafal, karena Alin sudah menguasai semuanya, dia terpilih lomba hafalan Al- Qur'an tingkat kabupaten yang akan di selenggarakan di masjid Baiturrahman 3 hari lagi.
Setelah selesai mengaji, Alin pergi ke pantai untuk bermain pasir dan berkejaran dengan ombak bersama adiknya Keisya.
"Abi, Alin main dulu ya sama Keisya."
"Iya Liin, ingat ya, sebelum magrib harus sudah pulang."
"Siap Abi."
lalu mereka berdua pun berangkat, Keyla pandai sekali dalam berselancar, dan berenang, karena Ayah nya yamg mengajari Alin, agar dia bisa menyelamatkan diri ketika ada apa - apa di Air, beda dengan Keisya, yang takut sekali dengan Air.
Saat Alin sedang berkejaran dengan ombak, tak sengaja dia menabrak seorang anak laki - laki yang sedang bermain istana pasir.
"Aduh maaf, aku tidak sengaja, maaf ya, jangan marah."
"Iyaa tidak apa - apa."
"Mari aku bantu bangun istana pasirnya lagi."
"Gak usah, aku mau pulang soalnya hari sudah hampir menjelang magrib."
"Ooh ya sudah kalau begitu, Kenalin namaku Alin." sambil mengulurkan tangannya
"Kalau namaku Aldi, ya sudah, aku pulang dulu ya, besok kita main lagi disini."
Lalu Aldi pun pulang, Alin masih ingin menghabiskan waktu sorenya di pantai dan masih belum ingin pulang. karena hari sudah hampir gelap, dia pun mengajak Keisya pulang, sesampainya di rumah, Usman mengajak anak - anaknya untuk shalat magrib berjama'ah, Anisa yamg masih kecil pun juga ikut shalat.
Setelah selesai shalat, mereka semua makan malam, Usman hanya membuatkan nasi goreng untuk Anak - anaknya dan menghidangkannya di atas tikar, Keyla memimpin doa setelah itu mereka makan bersama.
"Keisya suka sekali masakan Abi, paling mantap soalnya gak kayak masakan kakak, kadang ke asinan, kadang gak ada rasanya." ucap Keisya
"Hmm kamu tuh, masih mending kakak masakin." jawan Alin cemberut
"Sudah, jangan ribut, masakan kak Alin juga enak kok, kalau mau belajar lagi, malah makin enak." sambil mengelus pundak Alin.
"Abi masih rindu ya sama Ummi? emangnya Ummi kemana sih Abi kok gak pulang - pulang?" tanya si bungsu Anisa yang sudah lancar bicaranya
"Putri Abi yang paling gemesin, Ummi kerjanya jauuuuuuuhh bangwt, buat beliin Anisa sepedah, katanya Anisa mau sepedah roda tiga." sambil mengelus rambutnya Anisa
"Iya Abi, Anisa ingin sepedah."
Usman hanya bisa membujuk anak - anaknya yamg mulai merindukan Ibunya, dia berusaha menghubungi Fatimah, tetapi nomernya selalu tidak aktif, setiap malam Usman hanya bisa memikirkan Istrinya yamg tidak ada kabar, dia berusaha tersenyum di depan anak - anaknya agar mereka tidak mengkhawatirkan dirinya.
Alin yang sering mengetahui Ayahnya melamun, jadi tidak tega melihatnya, "Ummi kemana sih, kenapa Ummi gak pernah pulang, kasian Abi yang tiap hari melamun." Ucap Alin di balik pintu kamar Ayahnya.
Besok paginya, Alin ingin berselancar di pantai, Sementara Keisya menaiki sepedahnya dengan penuh kebahagian dan si bungsu Anisa, lagi asyik bermain pasir di pinggiran pantai, Usman senamg melihat senyum manis yang terpamcar di wajah anak - anaknya, baginya senyum dan tawa anaknya adalah sumber kebahagian bagi dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
chipsz🌙
Halo kak, salam kenal ya aku chip 🫶🏻🥰🌷 aku udh baca bbrp part cerita keren kaka. Mari berteman kak ✨
2024-12-29
0
sSabila
hai kak ceritanya keren
mampir juga di novel aku
"Bertahan Luka"
2025-01-10
0
ElHi
Mampir dimari kak Di...semangatt
2025-01-10
0