NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri yang saling dijodohkan oleh kedua orang tuanya dari kecil. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin. Namun Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada orang tuanya untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Akankah Airin sanggup bertahan selamanya? Ataukah Assandi akan luluh bersama Airin? Atau malah rumah tangga mereka akan retak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syal Merah Maroon

Airin terbangun setelah mendengar suara alarm dari ponselnya. Dia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul lima pagi.

Airin berjalan mengambil handuk dan membuka pintu kamar mandi. Saat dia bercermin matanya melotot melihat kancing bajunya terbuka lebar bagian atas.

Matanya juga melihat di leher dan dada bagian atasnya banyak bekas merah. Tangannya menggaruk dan mengusap-usap bekas merah itu.

"Apa di gigit nyamuk ya."

"Tapi kok tidak gatal." Lanjutnya.

Airin menggelengkan kepala menjernihkan pikirannya. Dia kemudian mandi dan berganti seragam untuk berangkat sekolah.

Ceklek...

Suara pintu terbuka bersamaan dengan Assandi yang baru memasuki kamar.

Mereka saling menatap penuh canggung. Apalagi Assandi yang merasa kikuk di depan Airin. Matanya bisa melihat bekas merah ulahnya semalam.

Kenapa bekas merah itu masih ada di sana sih. - Batin Assandi.

Airin menunduk menutupi bekas merah di lehernya dengan rambut panjangnya.

Dia berjalan menuju meja belajarnya untuk mengambil beberapa buku yang akan dibawanya.

Assandi mendekati Airin dari belakang, dia menyibak rambut Airin pelan.

"Kenapa leher kamu?" Tanyanya berpura-pura.

"Em, aku juga tidak tau mas. Bangun tidur sudah merah seperti ini sampai ke dada sini." Tunjuk Airin.

Assandi menelan ludahnya mengingat kejadian semalam, karena dirinya yang hampir tidak bisa mengontrol hasratnya.

"Sudah aku olesi salep juga, tapi tidak bisa hilang mas." Lanjut Airin.

Assandi menahan senyumnya, karena melihat ekspresi wajah Airin yang polos.

"Kamu pakai ini aja."

Assandi menyodorkan syal berwarna merah maroon. Airin bisa mencium aroma syal yang identik dengan parfum Assandi.

Dia sangat menyukai aroma parfum itu, bahkan mungkin dirinya sudah mulai kecanduan dengan aroma parfum Assandi.

"Buat apa ini mas." Tanya Airin polos.

Assandi menghela napas kesal, "Kalau kamu nggak pakai ini, semua siswa akan melihat lehermu itu."

"Apalagi nanti akan banyak siswa yang memandangmu hina." Lanjut Assandi.

Airin menunduk, "Aku sudah biasa dengan hinaan itu mas."

Mata Assandi menatapnya sedih, "Pakailah, aku nggak mau kamu jadi bahan olok an lagi karena bekas merah di lehermu."

Airin mengangguk mengiyakan, dia memakai syal itu ke lehernya untuk menutupi bekas merah yang dibuat Assandi.

Dia merasa nyaman setelah syal itu melilit di lehernya. Karena rasanya hangat dan aroma parfum Assandi membuat moodnya tenang.

"Terima kasih mas."

Assandi hanya tersenyum dan berbalik meninggalkan Airin di kamar.

Perempuan itu berdebar melihat suaminya tersenyum pertama kali dihadapannya.

"Apa itu senyumannya? Kenapa tampan sekali dia jika senyum seperti itu." Gumam Airin bahagia.

"Semoga aku bisa melihat senyum itu setiap hari. Senyum yang selalu ditujukan kepadaku." Lanjutnya.

Dia kemudian memakai jaket dan tasnya keluar kamar. Berjalan menuruni tangga untuk berpamitan dengan Kakek Leo.

Laki-laki tua itu menatap Airin bingung yang memakai syal di lehernya.

"Kenapa kamu memakainya? Ini kan bukan musim dingin."

Airin menggaruk kepalanya, "Em, ini leherku kena gigit nyamuk banyak kek. Tapi sudah saya beri salep luka."

"Beneran nggak apa-apa? Ke dokter saja kalau memang belum sembuh."

"Eh, enggak kok kek, beneran tidak apa-apa kek."

"Ya sudah kalau begitu. Kamu berangkatnya hati-hati, Assandi sudah menunggumu di mobil."

Airin mengangguk, dia memberi salam kepada Leo dan berlalu keluar rumah.

Leo baru sadar jika mereka berdua tidak sarapan. Sehingga dia mengejar Airin dan Assandi untuk memberi mereka bekal sarapan dan makan siang.

"Airin, tunggu!!" Panggil Leo.

Perempuan itu berbalik menatap Leo, "Ada apa kek?"

Leo menyodorkan paper bag yang berisi kotak bekal, "Ini ada bekal kalian bawa ke sekolah, kakek tidak mau kamu dan Assandi makan sembarangan."

"Loh kek, kok repot-repot."

"Bawalah, tadi kakek sudah meminta ART untuk memasakkannya untuk kalian."

Airin mengangguk, "Terima kasih kek, maaf tadi Airin bangun telat sehingga tidak bisa membantu masak di dapur."

"Kamu jangan selalu ikut memasak, di rumah sudah banyak ART."

"Tapi saya tidak bisa diam saja di rumah, karena tidak enak dengan kakek."

"Airin kan disini hanya menumpang di rumah kakek." Lanjutnya pelan.

"Hei, siapa yang bilang begitu. Kamu disini tidak menumpang, dan ini rumah akan menjadi rumah kamu juga."

"Ta-tapi kek, saya kan hanya anak panti."

"Sudah, sudah, kamu segera berangkat. Jangan bicara yang aneh-aneh lagi."

Airing mengangguk pelan, dia kemudian memasuki mobil duduk di sebelah Assandi.

Sedangkan laki-laki itu hanya tersenyum memandang ponsel yang dipegangnya.

Pasti itu dari Rosy. - Batin Airin.

"Kamu sudah selesai berdebatnya dengan kakek?" Tanya Assandi kemudian.

Airin mengangguk, "Iya mas."

"Hmm."

Assandi hanya berdehem dan kemudian menjalankan mobilnya.

Mereka melaju sedang untuk menuju ke sekolahan. Tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.

Sehingga memudahkan mereka tiba dengan cepat di halaman parkir sekolah.

Assandi turun dari mobil sambil memakai ranselnya. Banyak siswa yang memandang heran ke arahnya.

Karena dia tidak berjalan lebih dulu meninggalkan Airin. Bahkan dia menunggu Airin keluar dari mobil dan berjalan berdampingan.

Nando melihat mereka dengan senyum, dia datang menghampiri Airin dan Assandi.

"Selamat pagi." Sapa Nando.

Airin dan Assandi berhenti menoleh menatap Nando.

"Pagi Mas Nando."

"Kamu sudah sampai di sekolah?" Lanjut Airin.

Nando mengangguk, "Iya, aku selalu berangkat pagi."

"Wah kamu sangat disiplin sekali mas."

"Sudah kebiasaanku, dulu di luar negeri malah lebih pagi lagi aku berangkatnya."

Airin tersenyum menatap Nando, begitu juga laki-laki itu membalas senyuman Airin.

"Kenapa kamu memakai syal?" Tanya Nando penasaran.

"Apa kamu sakit lagi?" Lanjutnya.

Airin menggeleng pelan, "Tidak mas, aku hanya ingin memakainya saja."

"Beneran kamu tidak sakit?"

Airin mengangguk, "Iya mas benar, aku sehat-sehat kok."

Nando mengangguk mengiyakan, "Syukurlah kalau kamu tidak sakit lagi. Aku sangat mengkhawatirkan."

Airin tersenyum malu, "Terima kasih mas, sudah perhatian dan mengkhawatirkan aku."

"Sama-sama Rin." Balas Nando.

Assandi kesal karena merasa diabaikan oleh mereka berdua, apalagi sekarang dia melihat Airin memberikan senyumnya kepada Nando.

"Ayo masuk kelas." Ajak Assandi dengan menarik tangan Airin.

Perempuan itu terkejut tangannya ditarik pelan oleh Assandi. Bahkan sekarang jemarinya sudah digenggam oleh suaminya.

Airin tersipu malu, sebab banyak mata yang memandang ke arah mereka.

"Assandi." Panggil Rosy menghampiri Assandi.

Rasa bahagia Airin mendadak hilang ketika Rosy sudah berdiri di depan mereka.

"Hei, Ros." Sapa Assandi.

Seketika laki-laki itu melepaskan genggaman tangan Airin.

"Kamu baru sampai?" Tanya Assandi.

Rosy mengangguk pelan, "Iya, aku tadi mampir sebentar ke toko kue untuk membelikan ini buat kamu."

Rosy menyodorkan sekotak kue kering rasa coklat.

Itu kan kue kesukaan Mas Sandi. - Batin Airin.

Assandi tersenyum senang menerima sekotak kue dari Rosy.

"Terima kasih ya Ros, ini kelihatannya lezat."

"Sama-sama, kalau begitu aku ke kelas dulu. Jangan lupa dimakan ya."

Rosy melambaikan tangan, "Aku duluan ya Rin."

Dia tidak lupa menyapa Airin juga, tapi raut wajahnya seperti tidak menyukai Airin.

Airin bisa melihat itu, dia menatap suaminya yang sangat bahagia mendapat kue dari cinta pertamanya.

"Mas, ayo masuk kelas."

Airin menyentuh lengan Assandi, tapi laki-laki itu menepisnya dan berjalan lebih dulu meninggalkannya.

Airin menghela napas pelan, dia mengikuti Assandi dari belakang menuju kelas.

Disana sudah terdapat Rania teman sebangku Airin yang melambaikan tangan kearahnya. Perempuan itu tersenyum melihat kedatangan Airin.

"Kamu pergi sekolah dengan Assandi lagi?"

Airin mengangguk, "Iya Ran."

Rania tersenyum meledek, "idih cie, semakin hari semakin lengket ini."

Airin tersipu malu, "Sepertinya begitu."

"Eh, kamu kenapa memakai syal di musim hujan begini. Kan ini bukan musim dingin."

"Eh, iya aku tidak tau kenapa seluruh tubuhku banyak luka merah."

"Hah luka merah? Apa Assandi melukaimu lagi?"

Airin menggeleng cepat, "Bukan, seperti kena gigit nyamuk."

Rania mengamati wajah Airin, "Serius itu kena gigit nyamuk? Bukan kena gigit Assandi? Hihihi."

Airin melotot malu, "Eh, enggaklah. Orang kita nggak pernah tidur bersama."

Tapi Airin teringat malam tadi, dia ingat bahwa dirinya tidur berdua sekamar Assandi.

Apalagi dirinya yang awalnya tidur di sofa berpindah tidur di ranjangnya.

Pikiran Airin langsung menangkap apa yang dia pikirkan. Mulutnya terbuka tidak percaya.

Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Hatinya semakin berdebar jika apa yang dia pikirkan benar terjadi.

Karena dia terpikirkan jika bekas merah ini adalah ulah Assandi semalam.

1
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!