Rian seorang remaja miskin secara tidak sengaja mendapatkan sebuah botol antik yang mengurung mahluk gaib yang di kutuk oleh gurunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tingkat ke tujuh
Selesai berlatih Rian beristirahat di temani oleh kedua kekasih kembarnya.
Rian terbangun saat hari sudah sore ia membangunkan kedua kekasihnya.
Dini dan Dina membuka matanya mendengar suara Rian, tapi mereka tak langsung bangun malah memeluk Rian dari kiri dan kanan, Rian tersenyum ia membelai rambut kedua gadis itu
" Ayo bangun bentar lagi papa sama mama kamu pulang " ajak Rian, Rian bangun dari tidurnya, perlahan ia berdiri melihat Rian bangun Dina dan Dini pun ikut bangun
" kalian ga menyesal??" Tanya Rian saat sudah di tepi kolam renang,
" engga kak, Dina malah senang " ucap Dina santai
" aku juga, yang penting kak Rian ga ninggalin kami" ucap Dini, Rian merengkuh keduanya
" aku ga mungkin ninggalin kalian, kecuali kalian yang ninggalin aku" ucap Rian serius.
" kami akan selalu bersamamu kak", ucap Dina
" kalian ga malu punya pacar kaya aku, aku ini sebatang kara, dan tak punya harta" ucap Rian lirih
Dini dan Dina langsung memeluk Rian
"Jangan berkat seperti itu kak, aku suka sama kakak apa adanya." Dini memeluk dan berbisik pada Rian. Rian sangat bahagia walau dia bingung bagaimana nanti menjelaskan pada Meymey. Sebenarnya Rian ingin pulang, karena hawa panas yang terus bergelombang di perut nya, tapi Rian ingin menunggu papa dan mamanya si kembar dulu. Mereka berbincang bincang dengan santai semua hal di bahas termasuk bagaimana menjelaskan pada Meymey, tapi Dini dan Dina malah terlihat santai
" gampang kak, nanti kalau Meymey pulang aku dan kak Dini yang akan bilang " begitu ucapan Dina. Rian hanya pasrah.
" ekhem ekhem" tiba-tiba terdengar deheman dari belakang.
Dini dan Dina sontak melepas pelukannya dan membalikkan badan,
" Papa mama" Dini dan Dina menghambur kepelukan mama dan papanya. Rian bangkit dan menyalami tangan keduanya
" udah pulang om?" Tanya Rian basa basi
" iya , tadi macet di jalan, makanya telat, kalau lancar udah dari tadi kami sampai , terima kasih yah, sudah menemani Dini dan Dina" ucap pak Dimas
" ga papa om, aku juga lagi libur kerja ini kok" ucap Rian , dalam hatinya Rian bersyukur pak Dimas terlambat, kalau mereka datang satu jam yang lalu pasti melihat Rian lagi menunggangi kedua anak kembarnya.
" oh iya om, kalau gitu saya pamit pulang yah om, udah sore juga " sambung Rian berpamitan
" oh ya udah hati hati di jalan yah " ucap pak Dimas " biar di antar si kembar ke depan "
" iya om, permisi om tante, assalamualaikum " pamit Rian
" Waalaikum salam" pak Diimas dan tante Erna menjawab salam Rian, tante Erna memperhatikan Rian dari belakang
" papa yakin mau ngejodohin Rian sama si kembar?" Tanya tante Erna pada suami nya
" iya mam, apa kamu ga lihat itu Dini dan Dina terus memeluk lengan Rian" jawab pak Dimas.
" yah semoga saja mereka cocok, " ucap tante Erna pasrah, ia juga melihat kalau kedua putrinya mencintai Rian.
" aku pulang yah sayang," pamit Rian pada Dini dan Dina
Dini dan Dina melepas pelukannya dan mencium pipi Rian.
" langsung pulang yah, jangan mampir kemana-mana, awas kalau mampir mampir apalagi ke rumah cewek lain aku ...." Dina membuat gerakan menggunting, spontan Rian memegang pistol nya, dan bulu kuduknya meremang ngeri
" ga sayang , kan kalau pengen tinggal telpon kalian" ucap Rian takut takut.
" ya udah aku pulang, assalamualaikum" Rian melajukan motornya menuju rumah, tak lupa ia membeli beberapa makanan untuk dirinya dan Ajia.
" Assalamualaikum " ucap Rian sambil membuka pintu, yah Rian selalu mengucap salam saat membuka dan masuk ke rumahnya , walau ia tahu tak ada yang akan menjawab salamnya.
Rian melihat sekeliling, tak nampak ada di rumah, ia menelepati Ajia menyuruh nya pulang .
" kakak" ucap Ajia sambil tersenyum
" kamu udah makan," Tanya Rian, Ajia menggeleng
" sini makan kakak beli makanan tadi di jalan." Rian memberikan kantong plastik di tangannya pada Riia.
"Yee, makasih kakak" ucap Ajia senang, melihat Ajia sedang asyik makan Rian mencoba menetralkan hawa panas di perutnya, perlahan hawa panas itu di arahkan keseluruh tubuh sebelum kembali di tarik ke perut nya. Kalau kata orang mah dantian.
Krak
Krak
Terdengar suara retakan di dalam tubuh Rian , Ajia yang merasa ada perubahan energi melihat Rian dengan seksama
" Eh kakak udah naik tingkat 7 sekarang," gumam Ajia ia merasa kenaikan tingkat tenaga dalam Rian sangat cepat, bila di zaman dulu ia sudah termasuk super jenius, bagaimana tidak dalam sebulan dari pemuda biasa menjadi mempunyai tenaga dalam tingkat ke tujuh.
" selamat yah kak, udah naik ke tingkat ke tujuh, sekarang kakak bisa mempelajari teknik yang lebih tinggi" ucap Ajia senang
" Wah beneran Ajia?" Tanya Rian bersemangat.
" ia kakak, ini aku salurkan teknik tehniknya" Ajia mengirimkan seberkas cahaya dari keningnya ke kening Rian
Rian merasa hangat kepalanya dan berbagai teknik kini terpatri dalam ingatanku.
" Ajia , ini beneran teknik pedang bisa sekuat ini?" Tanya Rian penasaran, teknik yang ia lihat tadi sangat kuat bisa mengendalikan pedang hanya dengan pikiran, dan menebas sasaran nya dari jarak jauh.
" iya kakak, tapi harus punya senjata yang kuat juga, pelajari semuanya kakak satu persatu, karena yang aku tahu, di jaman ini pun ada pendekar pendekar sakti yang bersembunyi" saran Ajia
" maksudnya gmana Ajia?" Tanya Rian kurang mengerti
" ada banyak pendekar yang saat ini bersembunyi, biasanya mereka akan keluar saat ada pusaka yang muncul. Ada juga beberapa pendekar aliran hitam yang biasanya menjadi pembunuh bayaran." Tutur Ajia panjang lebar, Rian mengangguk, tapi ia melihat ada perbedaan dengan Ajia
" Eh kamu kok nambah tinggi Ajia" ucap Rian bingung dan kaget
" he he he, ini juga berkat kakak yang telah naik ke tingkat tujuh , kekuatan ku pulih beberapa bagian " ucap Ajia . Rian mengangguk mengerti ia semakin ingin bersemangat meningkatkan tenaga dalamnya ia ingin melihat kekuatan puncak Ajia. Rian mencari sebatang ranting yang bisa di buat sebagai pengganti pedang. Ia berlatih dengan semangat jurus pedang yang baru ia dapatkan dari Ajia, si tuyul sekond.
Setelah berlatih beberapa jurus Rian ngos ngosan ternyata melatih teknik pedang sangat susah, dari 12 jurus baru 3 jurus yang bisa ia lakukan itupun menghabiskan tenaga nya.
" kakak, nanti cari bahan saja aku buatkan pedang buat latihan, kalau pusaka pedang aku belum bisa," ujar Ajia
" emang kamu bisa?" Tanya Rian,
" kakak juga bisa kan tadi udah aku kirim teknik nya, dari pembuatan pil sampai pembuatan pedang kakak " Ajia menepuk jidatnya, merasa teknik yang ia berikan tidak di pelajari oleh Rian
" he he he maaf, aku terlalu semangat melihat teknik pedang jadi belum lihat yang lain" Jawab Rian nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" ya sudah sana pelajari teknik yang lainnya kak, yang penting teknik deteksi aura, itu nanti bisa melihat aura dari suatu benda , jadi kakak bisa tahu benda Itu berharga atau tidak. Rian mengangguk mengerti kemudian ia kembali berlatih mempelajari tehnik itu.