Grizella yang sangat menantikan ulang tahun ke 6 nya di hari itu, malah menjadi hari dimana adik yang sangat ia sayangi meninggal dunia, menjadikan papa dan mama Grizella tidak lagi menyayanginya, bahkan mereka membenci Grizella, hanya karna satu kesalah pahaman yang tidak ia perbuat.
Sampai dimana Grizella yang sedang di hukum oleh keluarganya dengan di tinggalkan di gubuk kecil yang ada di tengah hutan.
Disana, Grizella bertemu dengan Clarissa, yang akan mengubah semua kepribadian buruk Grizella saat ini.
Tetapi, Clarissa yang sudah membangun kepribadian Grizella menjadi lebih kuat dan sudah banyak berjasa padanya, malah pergi meninggalkan Grizella untuk selamanya.
Clarissa meninggalkan banyak kenangan, jasa, dan organisasi mafia yang sudah ia bangun.
Karna Clarissa sang pemimpin sudah tidak lagi memimpin organisasi itu, Grizella lah yang menjadi orang kepercayaan Clarissa untuk menggantikannya, menjadi the next Queen.
ikuti kelanjutan ceritanya yukk (つ≧▽≦)つ
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deby Dindarika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 Datang
Maxim sudah cukup puas menyiksa Grizella, dia beranjak pergi dari ruangan gelap yang berdebu itu, meninggalkan Grizella seorang diri, hanya ada cahaya bulan yang masuk dari jendela, menerangi Grizella seolah melindunginya dari kegelapan.
Tidak lama setelah Maxim keluar, Grizella pun ikut keluar, ia merasa badannya perlu dibersihkan, Grizella juga butuh istirahat karna dirinya sudah cukup lelah untuk melewati satu hari yang cukup panjang.
***
Pagi hari pun tiba, Grizella sudah bangun sedari tadi, dia juga sudah menyiapkan sarapan untuk Papa, Mama dan juga Abangnya.
Jika kalian bertanya 'kenapa harus Grizella yang menyiapkan sarapan? Apakah tidak ada pelayan?' tentu saja ada! Mereka mempunyai 4 pelayan, 2 tukang kebun, 2 supir dan 2 satpam.
Tapi tuan maxim yang merupakan Papa Grizella sendiri lah yang menyuruh Grizella jika dia harus menyiapkan sarapan setiap paginya, katanya "agar hidup mu sedikit berguna."
Setelah menyiapkan makanan, Grizella pergi ke kamar lalu menyiapkan air, mengisi bath tub dengan air hangat, dia ingin berendam sebentar untuk menghilangkan rasa kantuknya, untungnya jam masih menunjukan pukul 05.30, masih ada waktu untuk dirinya berendam sebentar.
Setelah berendam, Grizella keluar kamar mandi dengan menggunakan bath robe, berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambut.
Saat Grizella sedang mengeringkan rambut, ia mendengar handphone nya berdering, menandakan jika ada yang menghubunginya
Grizella berjalan menuju nakas tempat handphone dia disimpan, segera Grizella angkat ketika dia melihat siapa yang menelponnya.
"Selamat pagi Queen, maaf mengganggu anda, mereka sudah tiba di Indonesia sejak tadi malam, hari ini juga mereka akan sekolah di tempat yang sama dengan anda, sesuai perintah," ucap seseorang di sebrang sana.
"Baiklah, pastikan kebutuhan mereka tidak ada yang kurang Leo," jawab Grizella saat dia tahu Leo menghubunginya untuk memberitahu jika mereka sudah datang.
"Baik Queen."
Tutt.
Grizella mematikan telepon sepihak.
"Mereka sudah datang, apakah sifat mereka masih tetap sama? Atau bahkan mereka tidak mengenaliku? Entahlah, aku akan melihatnya sendiri," gumam Grizella tidak sabar untuk bertemu dengan mereka lagi, setelah 1,5 tahun hanya bisa melihat mereka didalam toples raksasa yang ada di laboratorium.
Setelah siap dengan seragamnya, Grizella pergi ke dapur untuk mengambil bekal yang sudah dia siapkan, dan kembali ke kamar ketika dia ingat jika tas nya masih ada di kamar.
Sekarang Grizella sudah siap pergi sekolah, dengan seragam yang rapi, tas yang tentu isinya alat sekolah, bekal yang juga dia masukan kedalam tas, kaus kaki panjang, kacamata yang bertengger di hidungnya, dengan rambut yang di kepang menambah kesan cupu pada Grizella.
Grizella berjalan ke arah garasi, satpam yang berjaga disana menghampiri Grizella untuk memberikan kunci kendaraan yang akan dipakai, dari sekian banyaknya mobil dan motor mewah yang terparkir di garasi, Grizella lebih memilih motor listrik yang terparkir disana.
Sepertinya Maxim membelikan Grizella motor baru yang sama persis seperti motor yang kemarin malam di curi.
Setelah mengeluarkan motor dari garasi, Grizella pun pergi melaju dengan motor listriknya menuju DIAMOND HIGH SCHOOL.
Grizella memarkirkan motornya di tempat biasa, lalu berjalan ke lantai dua tempat kelasnya berada.
Sesampainya di kelas, Grizella membuka bekalnya lalu melahapnya.
Grizella baru memakan 5 sendok, tapi bel masuk sudah berbunyi, alhasil semua murid yang sedang beraktivitas dan berada di luar kelas masuk kedalam kelas, Grizella menyimpan kembali bekalnya, tidak lama guru pelajaran pertama pun memasuki kelas.
...****************...
Di sisi lain, enam motor Ducati keluaran terbaru memasuki DIAMOND HIGH SCHOOL, mereka memarkirkan motor mereka masing-masing, lalu membuka helm dan membenarkan rambut dengan sela sela jari mereka.
Pandangan mereka menyapu ke semua sudut lingkungan yang ada di depannya, ternyata sepi, hanya ada tukang kebun yang mereka lihat sedang mencabuti rumput liar, saat ini jam menunjukkan pukul 07.20 yang mana berarti pelajaran sudah dimulai.
"Kita harus kemana?" tanya salah satu di antara mereka.
"Entahlah, kita tanyakan dulu dimana ruang kepala sekolah."
Mereka pun berjalan ke arah tukang kebun disana, berniat menanyakan dimana letak ruang kepala sekolah.
"Permisi pak, maaf mengganggu, bapak tau dimana ruang kepala sekolah?." Salah satu dari mereka pun menanyakan dimana ruangan kepala sekolah kepada tukang kebun disana
"Aduhh, saya kurang tau ruangan-ruangan disini." Tukang kebun yang mereka tanyai pun tidak tau dimana ruang kepala sekolah.
"Ah begitu, baiklah, makasih pak, kita pamit dulu." Merekapun pamit lalu berjalan memasuki koridor.
Mereka berenam bertemu empat orang gadis didepan mereka yang juga berada di koridor, mereka akhirnya meminta bantuan pada empat gadis itu.
"Permisi, kita siswa baru disini, kalian tau dimana ruangan kepala sekolah?" tanya salah satu dari ke enam laki-laki itu.
"Siswa baru? ohh kalian murid baru disini? Baiklah, kita akan mengantar kalian ke ruangan kepala sekolah, ayok," ucap Clara antusias.
ya, gadis yang mereka mintai bantuan adalah Clara dan anteknya Lia, Gista dan Putri.
Mereka berjalan bersama dengan posisi Clara dan anteknya di depan menuntun jalan, dan dibelakang mereka enam laki-laki tampan, seakan laki-laki dibelakang mereka sedang melindungi dan menjaga mereka dari bahaya yang ada dibelakang sana, itu yang dibayangkan Clara.
Sesampainya di depan ruang kepala sekolah, ke enam lelaki tampan itu langsung ingin memasuki ruangan didepan mereka.
Tapi sebelum itu, langkah mereka terhenti, kala Clara menahan tangan salah satu lelaki itu.
"Tunggu!".
"Aku Clara, jika kalian butuh bantuan lagi, hubungi saja aku," ucap Clara sembari menyerahkan handphone, berharap lelaki didepannya ini menyimpan no HP dirinya.
Lelaki yang tangannya dipegang oleh Clara itu menatap Clara dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu menyunggingkan senyumnya dengan tatapan tidak minat.
Clara juga tidak luput dari tatapan tajam lima lelaki tampan lainnya.
"Terimakasih atas tawarannya, sampai jumpa nanti." ucap salah satu dari mereka, memutuskan interaksi yang ada disana.
Lelaki yang tangannya sedang dipegang oleh Clara pun menghempaskan tangan Clara dari tangannya.
Keenam lelaki tampan itu melanjutkan langkah mereka memasuki ruangan kepala sekolah setelah drama kecil yang baru saja terjadi.
Clara dan anteknya yang berada di luar ruangan kepsek pun dengan kesal pergi dari sana.
"Apa gua incer satu dari mereka yaa? Capek juga gua harus ngejar ngejar si Dycal itu, tapi gak dapet dapet," celetuk Clara di tengah-tengah perjalanan mereka.
"Deketin aja ra."
"Iya tuhh, ganteng ganteng juga mereka."
"Milih sambil merem juga ga bakal nyesel tuh."
Tentu saja anteknya mendukung apa yang ingin ketua lakukan.
Wait for the next part~