Alana gadis malang yang di buang oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Dia sudah terbiasa hidup sebatang kara tanpa bantuan siapapun. Berbagai pekerjaan telah dia geluti tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya dia menyerah dan ingin hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras. Sahabat Alana menawarkan sebuah pekerjaan tidak masuk akal kepada Alana, yaitu melayani seorang pria yang suka sekali bermain wanita.
"Baiklah aku terima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. " Alana.
Kenzo, adalah seorang pemain wanita yang sudah terkenal di dunia malam. Parasnya yang rupawan, membuatnya di gilai banyak wanita. Namun Kenzo bukan pria sembarangan dalam memilih wanita.
"Carikan aku seorang gadis untuk melayani ku. " Kenzo.
Apa syarat yang diajukan Alana untuk menerima pekerjaan dari sahabatnya itu?
Apakah Takdir akan membuat mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Rumah Alana
Dengan kesal Alana mendekati Neil yang sedang asik menikmati makanannya dan mendudukkan bokongnya dengan kasar tepat di hadapan Neil hingga membuat pria itu terkejut.
"Apa-apaan sih, Lan? " gerutu Neil yang merasa terganggu makannya.
"Kamu yang apa-apaan. Aku hanya minta perjanjian itu semalam, dan kau bilang pria itu menyetujuinya. "
"Lah emang iya, terus kenapa? kamu keberatan?" tanya Neil penasaran.
"Awalnya keberatan sih, Neil. soalnya dia mau melanjutkan kontrak itu smpai dia puas dengan ku. Apa itu tidak gila namanya. "
Mendengar ucapan Alana, Neil terang saja merasa tersedak dan menyemburkan makanannya. Hingga membuat Alana jijik.
"Kamu jorok Neil. " ucap Alana sambil mengibaskan pakaiannya yang terkena sedikit semburan dari Neil.
"Sorry, nggak sengaja aku. Tapi apa yang kamu katakan tadi beneran, Lan? " Tanya Neil tak percaya.
"Iya, ngapain aku bercanda. "
"Terus kamu Terima apa enggak tawaran itu. " Tanya Neil penasaran.
"Awalnya aku menolak karena ternyata perjanjian itu tidak hanya semalam, dan dia mengajakku bermain suami istri. Apa itu tidak gila namanya." gerutunya
Mendengar itu Neil hanya geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan kedua orang ini, yang satu ingin menikah hanya semalam saja. Dan yang satu malah memanfaatkan keadaan dengan dalih bermain suami istri. Mereka berdua benar-benar gila.
"Trus, kamu Terima gitu?" Selidik Neil.
Alana mengangguk, "Aku setuju, tapi dengan tambahan poin dari ku. "
Alana lalu menceritakan poin yang ditawarkan oleh Kenzo dan Alana meminta tiga tambahan poin yang membuat Neil tercengang.
”Lu bener-bener ya, Alana. Bagaiamana kamu bisa mengajukan tiga permintaan itu. Dia orang berkuasa lho, terus dia mengabulkan permintaan mu itu?" tanya Neil tak percaya.
Alana kembali mengangguk. " Iya dia setuju dan besok aku akan mengantarnya kerumah sakit untuk memeriksa keadaannya agar aku tidak kecolongan. Karena apapun bisa dilakukan oleh orang kaya, termasuk memalsukan keterangan dokter." ujar Alana.
"Hah–, Seriously? "
Neil benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Bagaimana seorang Kenzo yang dia dengar seorang yang dingin dan berkarakter kuat bisa begitu saja mengikuti keinginan seorang Alana yang notabene hanya seorang gadis biasa.
"Sudahlah, sepertinya aku harus mempersiapkan diri menerima kejutan-kejutan karena sudah mengambil resiko menjadi istri kontrak seorang Kenzo. Ayo kita pulang aku mau istirahat. Aku masih tidak percaya dengan semua ini." Alana segera menarik tangan Neil agar segera pergi dari sana
"Aku habisin makan dulu, Lana. Baru kali ini aku makan di restoran mewah. Makanannya sangat enak. Apa kau sudah makan. " Neil menolak untuk pergi.
"Boro-boro makan. ngadepin Kenzo aja rasanya aku mau mati berdiri. " sungutnya.
"Ya sudah, ayo makan. " Neil menyuapkan sesendok makanan ke mulut Alana, namun tangan seseorang langsung menepis nya.
"Jangan sembarang menyuapi calon istri orang. Alana, jika kau lapar kenapa kau tidak pesan makanan yang lain saja. Jangan sembarangan makan dari gabut pria lain mulai sekarang. " ucap dingin seseorang, siapa lagi kalau bukan Kenzo yang sudah berdiri di sampingnya.
Alana menelan salivanya dengan susah payah mendengar ucapan Kenzo begitu juga dengan Neil. Selera makannya tiba-tiba hilang dan ingin segera pergi dari sana.
"Tidak usah, kita mau pergi sekarang. " Alana kembali menarik tangan Neil, dan kali ini Neil tidak menolaknya dan senang hati pergi dari sana karena dia tidak ingin bermasalah dengan Kenzo.
"Alana, jangan lupa besok Rey akan menjemputmu. " Kenzo sedikit teriak mengingatkan Alana agar wanita itu mendengar ucapannya.
"Iya, berisik. " balas Alana ketus dan terus berjalan tanpa menghiraukan Kenzo lagi.
"Kau lihat, wanita itu sangat menarik. Saat wanita lain mungkin akan dengan senang hati menyerakan tubuh nya agar bisa tidur denganku tapi wanita itu malah meminta sebuah pernikahan untuk bisa meniduri nya, dan dengan berani dia juga meminta tambahan poin yang tak biasa menurut ku. Jadi, bagaimana menurutmu Rey? " tanya Kenzo dengan pandangan terus menatap kepergian Alana yang semakin menjauh.
"Apa karena itu anda ingin mengikatnya pada pernikahan yang tak jelas akhirnya? " Rey tanya balik.
"Iya, aku tidak akan melepaskan hanya dalam kontrak semalam. Karena wanita seperti itu sulit untuk didapatkan dan aku ingin tau siapa dia sebenarnya. " ucap Kenzo dengan senyuman penuh arti.
"Ayo kita pergi dan siapkan tes kesehatan untukku besok. Aku juga ingin tau kesehatanku karena sudah banyak tidur dengan wanita tidak jelas. " ucapnya lirih dan segera melangkah pergi dari restoran itu.
Keesokan harinya, sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah Alana. Rumah yang tidak bisa di bilang mewah, gali sebuah rumah sederhana yang hanya berukuran lebar enam meter. Dari dalam mobil Kenzo memperhatikan rumah yang mungkin memiliki luas sebesar kamarnya.
"Bagaimana mungkin rumah yang hanya sebesar ini masih belum bisa dia lunasi. " gumam Kenzo yang masih bisa di dengar oleh Rey.
"Karena tidak semua orang seberuntung anda, Tuan. Menurut Neil selama ini gadis itu bisa bertahan hidup karena bekerja keras di beberapa tempat. Dan uang yang dia dapatkan untuk kebutuhan sehari-hari dan juga membayar cicilan rumah yang dia bayarkan seadanya tiap bulan." Rey memberi tahu apa yang keadaan Alana sesuai informasi yang didapatkannya dari Neil.
Kenzo menghembuskan nafas beratnya dan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Alana. Kenzo sudah mendapatkan nomor ponsel Alana sebelum mereka berpisah kemarin.
"Kamu dimana? " tanya Kenzo saat panggilannya baru diangkat Alana.
"Siapa? " tanya Alana dengan suara serak khas bangun tidur.
"Astaga, ala kau baru bangun? " tanya Kenzo, "Aku sudah di depan rumahmu. " ucapnya lagi.
Alana langsung bangun dan melihat melalui jendela kamarnya. Dan benar saja ada mobil yang berhenti didepan rumahnya. Wanita itu segera bangun dan membuka pintu rumahnya dengan rambut berantakan dan mendekati mobil yang terparkir.
Kenzo yang melihat itu langsung memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut. "Katakan padaku Rey, apakah benar dia calon istriku? "
Rey hanya menyunggingkan senyumnya saat melihat penampakan Alana yang berantakan dan sedang berjalan mendekati mereka.
Kaca jendela di ketuk, dan Rey langsung membuka kaca jendelanya.
"Masuklah dulu, Aku tidak mau dibilang mengabaikan tamu. " ucapnya.
"Bagaimana Tuan. " Rey meminta pendapat Kenzo.
"Baiklah, ali kau harus secepatnya bersiap. " kata Kenzo.
Dua pria itu akhirnya keluar dari mobil dan mengikuti langkah Alana memasuki rumah.
"Duduklah, maaf aku tidak punya kursi jadi kalian duduk diatas karpet saja. Aku buatkan minum dulu." ucap Alana mempersilahkan tamunya duduk.
Kenzo dan Rey duduk lesehan di atas karpet yang disediakan Alana, sebuah ruang tamu dapur dan satu kamar hanya tiga ruangan itu yang ada di rumah Alana, tapi semua tertata sangat rapi dan bersih. Benar-benar berbeda dengan penampilan si pemilik rumah.
Jauh dari ekspektasi Kenzo. "Wanita seperti apa yang aku nikahi ini. Dan dari mana aku mendapatkannya."