NovelToon NovelToon
PEMBALASAN ISTRI GENDUT

PEMBALASAN ISTRI GENDUT

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Pelakor / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dae_Hwa

BADANMU ITU KAYAK GAPURA DESA!

Itulah kalimat yang sering di dengar Berryl, seorang wanita karir bertubuh gemuk yang selalu berpenampilan sederhana dan nerd.

Ia selalu tak beruntung dalam kehidupan sosialnya. Wanita itu acap kali mengalami pembullyan dan pengkhianatan.

Dihina, direndahkan dalam lingkungan kerja, bahkan difitnah oleh orang yang ia percaya. Parahnya, keluarga sang suami ikut memperlakukan nya dengan semena-mena.

Pada akhirnya, Berryl berusaha bangkit, ia bertekad akan membalas semua perlakuan buruk yang ia dapat.

Akankah Berryl berhasil membalas mereka semua?

Hallo Readers, saya ingin menginfokan bahwa novel PEMBALASAN ISTRI GENDUT merupakan novel yang pernah saya rilis di akun saya yang lain dengan nama pena Zindvl. Novel ini sudah saya hapus di akun lama dan saya rilis kembali di akun baru saya dengan nama pena Dae_Hwa yang memiliki makna mutiara yang berkilau. Saya harap di akun baru ini, saya dapat berkilau bak mutiara yang indah ✨
Mohon dukungannya 👊🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PIG 3

Cukup lama aku tidur hari ini, sampai tak terasa hari sudah gelap sejak tadi. Pasti mertua dan ipar ku sudah siap-siap untuk menunjuk taring mereka jika aku keluar dari kamar ini.

Perutku terasa pedih. Sejak pulang pagi sampai sekarang, hanya air putih yang masuk ke perutku ini. Bergegas ku raih ponsel yang ada di bawah bantal dan ku pesan makanan melalui ojek online. Sengaja aku memesan makanan via online, karena aku sangat yakin tidak akan mendapatkan apapun untuk mengganjal perutku yang pedih ini.

Ku lirik GPS yang menginfokan kang ojol akan tiba di depan rumahku dalam kurun waktu lima belas menit lagi, aku bergegas membasuh wajah dan segera menunggu di halaman rumah untuk menyambut kang ojol yang akan menyelamatkan perutku dari kelaparan yang fana ini.

Ku lihat ibu mertua dan iparku muncul dari halaman rumah kami dengan menenteng sebuah kantong kresek yang bisa ku tebak itu adalah ayam penyet menu favorit mereka.

"Enak ya jam segini baru bangun?" nyinyir ibu mertua begitu sampai di teras.

"Enak dong, Bu. Soalnya sudah setahun ini aku selalu bangun dari jam empat subuh, laksana babu yang menyiapkan ini dan itu untuk kalian. Gak masalah jika satu kali saja aku tidur seharian kan, Bu?" sindir ku.

Ibu menatap ku dengan wajah masam. "Jangan harap kamu bisa dapat makanan malam ini. Apalagi, bulan ini kamu tidak menyetor uang gaji."

"Kalau lapar makan rumput aja ya, Mbak. Soalnya aku gak bisa bedain antara Mbak Berryl sama sapi, Ha ... Ha ...!" hina Nela.

"Ayo kita masuk, Nel. Ibu sudah lapar banget ini. Kita nikmati makanan ini bertiga sama mas mu," ajak Ibu mertua.

Aku bernafas lega saat mereka berlalu dari hadapan ku. Wajahku seketika sumringah melihat motor kang ojol memasuki perkarangan rumah.

Aku mengulas senyum tipis sambil menyodorkan tiga lembar uang lima puluh ribuan untuk uang tips kang ojol karena ketepatan waktu dalam mengantarkan pesanan ku. Kang ojol meraih uang tersebut dengan wajah yang sumringah.

"Terimakasih ya, Bu. Rezeki buat anak istri emang gak kemana." Kang ojol tersenyum haru.

Setelah pria paruh baya itu pergi, aku lekas duduk di ruang tamu dan menyantap nikmat sekotak pizza yang masih hangat. Di tambah lagi sebotol minuman bersoda yang semakin membuat lezat.

"Enak bener, makan makanan enak sendirian! Pantesan aja badan mu melar seperti itu," ejek ibu mertua yang berdiri di pintu dapur.

"Tau tuh, jadi orang kok pelit amat. Minimal tawarin kek ke orang rumah ini." Nela menatapku dengan wajah masam. Aku tau betul, dia sangat menyukai pizza.

"Tadi kata Ibu, aku tidak akan mendapatkan makan karena tidak menyetor uang gaji kan? Lalu sekarang, kenapa kalian harus ribut dengan apa yang aku makan? Aku beli semua ini menggunakan uang pribadi ku dan memang sengaja akan ku makan sendirian. Seperti ibu yang sengaja membeli menu makan malam hanya khusus untuk kalian bertiga saja. Tak ada yang salah kan dengan cara berpikir ku, Bu? Aku hanya meniru cara kalian memperlakukan ku."

"Kamu jangan semakin menjadi-jadi ya, Ryl. Hormati ibuku!" bentak Mas Ibnu sambil membersihkan celah-celah giginya dengan tusukan gigi.

"Simple, hormati aku juga," jawabku.

"Wah, Nu. Bisa-bisanya kamu dapat istri model begini. Sudah mandul, hobby nya membangkang pula," ejek Ibu Mertua.

Aku menatap mereka dengan jengah dan bergegas meninggalkan mereka yang masih semangat menghinaku. Di ladenin juga tidak akan ada habisnya, jadi lebih baik aku abaikan dan memilih tidur.

Mandul? Ha ... Ha ....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ini sih kartu nama exclusive CX Gym, gak sembarangan orang bisa jadi member di sana. Aksesnya susah ...!" Renata menatap takjub pada sebuah kartu nama yang aku sodorkan padanya.

"Masa sih?" tanya ku tak percaya. Padahal berita apapun yang selalu Renata sampaikan padaku selalu terbukti benar.

"Mulai lagi deh lo, Ryl!" Renata mencebikkan bibirnya.

Aku hanya terkekeh melihat wajahnya yang masam dan memintanya melanjutkan kembali ucapannya.

"CX Gym ini, isinya ... para konglomerat semua anjir! Lo beruntung banget bisa dapat akses kesana. Gue yang upik abu begini, jangankan main treadmill nya ... sekedar lari karung di sana aja bakal menghabiskan keberuntungan gue selama setahun deh kayaknya ...!" ucap Renata yang kembali menyodorkan kartu nama itu padaku.

Aku mengangguk pelan kepalaku, "Tapi, kok dia bisa tau nama gue ya, Ren?"

"Kan lo sendiri yang bilang kalau dia lihat kartu identitas lo, gimana sih?" sahut Renata gemas.

"Ah! Iya juga!" Aku menepuk jidatku saat menyadari betapa bodohnya aku.

Renata tertawa terbahak-bahak, gadis itu segera melahap suapan terakhir nasi gorengnya.

"Eh iya, Ryl! gue butuh izin lo nih buat menyelidiki ponselnya Ibnu. Tapi, butuh cuan banyak. Gue udah ketemu sama yang ahli. Gimana?" tanya Renata.

"Kerjain aja," jawab ku mantap.

"Minimal tanya dulu lah keluarin duit berapa!" protes Renata

"Ah iya! Berapa duit?" tanyaku sekedar formalitas.

"Hampir dua digit!" sahut Renata.

"Oke gas!" Kami berdua beradu tos sambil tertawa.

Renata yang sedari tadi wajahnya ceria, tiba-tiba air muka nya berubah drastis saat menatap pintu cafe.

"Gue cabut ya, Ryl. Sahabat baik lo udah datang tuh. Bye." pamit Renata sambil berjalan meninggalkan ku sendirian.

Aku memalingkan wajahku pada orang yang di maksud Renata.

Ah Kanaya rupanya. batinku.

"Ok bye! ntar info ya, Ren!" Aku melambaikan tangan.

Kanaya menarik kursi di hadapanku, gantian dia yang duduk di sana. Wanita dengan kulit putih bak porselen itu menatapku dengan wajah masam.

"Kenapa, Nay?" tanya ku dengan senyum tipis.

"Lo tuh yang kenapa, Ryl? Kenapa sih masih mau juga berteman sama cleaning servis itu? Gue udah berapa kali ingetin lo, tuh anak gak beres. Gue yakin banget dia itu ngincer duit lo, Ryl. Sudah banyak loh yang kena." jawab Kanaya ketus.

Kanaya dan Renata sejak dulu memang tidak pernah akur. Kanaya beranggapan bahwa Renata hanya ingin memanfaatkan ku saja. Sedangkan Renata tidak pernah memberitahu ku alasan kenapa dia tidak menyukai Kanaya.

Aku menghela nafas panjang, "Renata. Namanya Renata, Nay." Aku menarik pergelangan kemeja ku, "Kalian berdua itu kenapa sih?"

Alih-alih menjawab, Kanaya memilih meneguk habis air mineral yang sejak tadi di tangannya. Wajahnya kini benar-benar kesal. Apa dia mengetahui sisi buruk Renata, tapi segan membicarakannya denganku?

"Malam jangan lupa, Ryl. Kita ada jadwal injeksi," peringat Kanaya.

"Besok aja gimana? Badan gue capek banget, Nay." Aku menolak halus.

"Enggak enggak enggak! Lo mesti suntik vitamin malam ini. Kita udah telat tiga hari, makanya badan lo jadi kecapean," protes Kanaya dengan raut wajah khawatir.

Kanaya memang selalu khawatir padaku. Dia selalu khawatir jika aku sudah merasa lelah. Mau dimana lagi aku mencari sahabat seperti dirinya.

Aku dan Kanaya punya jadwal rutin setiap bulannya. Kanaya injeksi whitening, sedangkan aku injeksi vit c. Itu karena aku terlalu sering overtime dalam bekerja, tubuhku sangat lelah dan kekurangan vitamin. Jadi Kanaya menyarankan aku untuk memilih di suntik vitamin saja ketimbang suntik putih yang menjadi trend belakangan ini.

"Oke lah. Tapi ontime ya, Nay," pinta ku.

"Sip," jawab Kanaya dengan wajah yang ceria.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sudah hampir satu jam aku menunggu Kanaya di salon kecantikan langganan kami berdua, akan tetapi batang hidungnya pun tak muncul juga. Padahal malam ini aku juga memiliki janji untuk bertemu Renata.

Berulang kali aku mencoba menelponnya, tak ada satu pun yang di respon olehnya. Aku tak henti melirik arloji yang melingkar di tanganku. Sudah hampir jam delapan malam.

Ku lirik ponselku yang bergetar, ada sebuah pesan masuk dari Kanaya.

Kanaya : Berryl, I'm so sorry. Gue gak bisa datang. Papi dan Mami bertengkar lagi. Sekarang mereka sedang merayu gue dengan segudang harta mereka demi mendapat hak asuh. Ini benar-benar menyebalkan. Lo suntik aja duluan ya, Ryl. Besok kalau ada waktu, temenin gue suntik ya.

Aku sangat iba melihat Kanaya, hidup bergelimang harta. Namun, sangat sulit mendapatkan kedamaian di keluarganya. Untung saja keluarga ku tidak seperti itu. Ah, aku jadi semakin rindu pada Mama dan Papa.

Aku : Ok, Nay.

Aku segera menyimpan ponselku, tapi ponsel itu kembali bergetar.

Renata : Kita ketemuan sekarang di rumah gue. Urgent!

Aku lekas menyimpan ponsel dan beranjak dari duduk ku. Bergegas aku menemui pemilik salon yang biasanya menyuntikkan vitamin untukku.

"Mbak, aku gak jadi suntik hari ini ya. Aku ada keperluan mendadak. Kanaya juga gak bisa datang," jelas ku.

"Wah sayang loh, Mbak Berryl. Ntar jadi gak efektif. Sebentar aja kok, yuk," bujuk Mbak Rani pemilik salon.

"Beneran gak sempat mbak. Gini aja deh, Ampoule Vit C dan satu set peralatan suntiknya kasih ke aku aja. Biar aku yg proses sendiri di rumah, aku bisa kok," jawabku

"Duh, gimana ya. Nanti saya dimarahin sama Mbak Kanaya," ucapnya ragu.

"Loh, kenapa Kanaya harus marah?" tanyaku heran.

"Ayo buruan, mbak. Kalau gak bisa, aku cabut sekarang nih," sambungku sedikit kesal karena aku sudah tidak sabar ingin mengetahui info yang di dapatkan Renata.

"Ya sudah ... tunggu sebentar ya, Mbak Berryl." jawab Mbak Rani.

Lima menit kemudian, Mbak Rani memberikan apa yang aku minta. Setelah selesai menerima nota pembayaran, aku lekas berpamitan dan menuju ke rumah Renata.

Aku begitu gugup, info apa yang akan Renata berikan padaku. Memikirkannya membuat jantungku berdetak tak karuan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Benar yang lo bilang, Ryl. Ibnu selingkuh." Renata menyerahkan sebuah USB padaku.

Aku mengelus pelan dadaku saat merasa ada yang nyeri di dalam sana. Aku menyandarkan tubuhku pada sofa yang aku duduki saat ini. Perasaanku hancur dan berantakan, bibirku bak terkunci rapat. Hanya lirih nafasku yang terdengar.

Renata segera memeluk tubuhku yang tengah terpaku. Gadis itu menepuk-nepuk pelan pundak ku. Matanya lebih dulu berkaca-kaca.

"Gue yang diselingkuhin, kenapa lo yang nangis, Ren?" ledek ku.

Gadis itu menyeka air matanya, "Aaaa~~." tangannya meraih sehelai tisu di meja dan membersihkan eyeliner nya yang mulai luntur. "Kenapa orang sebaik lo harus ngalamin ini sih, Ryl?"

Aku mengangkat kedua bahu ku, tak tau lagi harus berkata apa.

"Pinjam laptop lo dong, Ren. Gak sabar gue ngeliat bukti pengkhianatan Mas Ibnu sama si j*lang Mirna." ucapku.

Renata menatapku dengan penuh iba, wajahnya seolah ingin mengatakan sesuatu. Namun, gadis itu menundanya dan segera bertiak memanggil adiknya untuk membawa laptop di kamarnya.

"Nih." Amella adik Renata meletakkan laptop di meja.

Amella meraih punggung tanganku dan memberi salam dengan sopan.

"Amella gak piket?" tanya ku.

"Libur, mbak." jawab Amella.

"Oh ya, boleh gak mbak minta tolong Amella untuk suntikin mbak vitamin c? Kan Amella apoteker." Pinta ku sambil menyalakan laptop di hadapanku.

Amella menganggukkan kepalanya. "Nanti kalau sudah mau di suntik, panggil aja ya, Mbak. Amella mau ke kamar dulu."

Aku mengacungkan kedua ibu jariku, lalu kembali fokus pada laptop.

Mas Ibnu, Mirna. Aku akan menghancurkan kalian berdua. Pikirku.

Aku begitu bersemangat dengan bukti dalam genggamanku. Aku segera meng-klik folder yang berjudul Ibnu-CX.

Aku memperhatikan satu persatu isi folder yang membuatku terhenyak. Cukup lama aku terdiam, seperti tak percaya dengan apa yang ku lihat saat ini. Semua bukti lengkap. Chat mesra, foto tak senonoh, transaksi pembayaran di hotel, transaksi belanja barang-barang mahal, transaksi pembelian k*ndom di pusat belanja Indoapril dan masih banyak lagi.

Aku terpaku, kali ini ku biarkan air mata membasahi kedua pipiku. Padahal aku sudah mempersiapkan mental untuk melihat semua ini. Namun, aku tak kuasa bersikap sesuai rencanaku ketika melihat sesuatu di luar dugaanku.

Aku terisak dalam pelukan Renata, dadaku terasa sesak saat ini. Renata mempererat pelukannya, gadis itu pun sampai tak menyadari akan air matanya yang juga ikut menetes. Kami berdua pun larut dalam emosi masing-masing.

"Ternyata wanita murahan itu bukan Mirna, melainkan kau ... Kanaya?!" lirih ku dengan dada yang bergemuruh dan suara yang bergetar.

*

*

*

1
Hermina Mambaya
beril sdh jual itu mblx
sherly
hahahhaha dah duit utangan eh kena tipu pulaaaa... rasakanlah
Dae_Hwa💎: mang enak 🤣
total 1 replies
sherly
otaknya perlu dicuci nih si Ibnu biar bersih pakai sabun colek aja yg murah
sherly
masih gendut aja ada fans beratnya apalg dah langsing...
sherly
laki modelan Ibnu maunya enaknya aja. tak ada syukurnya
Hermina Mambaya
itulah org blg pembalasan lbih kejam dri perbuatan
Hermina Mambaya
apa pak arga akan baik " sj
Hermina Mambaya
hamil anak ciapa
Hermina Mambaya
renata yg merekam mereka
Novida Eryani
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih untuk penilaian sempurna nya kakak 🥰
total 1 replies
sherly
hahahah kasian banget ngk dilakuin anaknya
Dae_Hwa💎: /Proud/
total 1 replies
sherly
beneran mentalnya terganggu nih org
sherly
kenapa aborsi kan tinggal minta Ibnu tanggung jawab atau selain dgn Ibnu kamu juga sama yg lain
sherly
Kanaya hobynya bohongin org...
Dae_Hwa💎: sudah nggak tertolong
total 1 replies
sherly
jadi penasaran sama Renata.. apa org suruhan ortu rhil
sherly
betul tu bully aja sekalian kasian Lo Kanaya ngarep banget sampai ngehaluuuu
sherly
Kanaya dah bisa disuruh buat novel dah pandai dia mengkhayal
Hermina Mambaya
kasihan
sherly
Kanaya pinternya cuman iya2 in kamu ya kan
sherly
ya ampun ryl malang betul nasibmu
Dae_Hwa💎: 🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!