Dua tahun diabaikan oleh suami karena suatu kesalah pahaman yang bahkan tidak diketahuinya
Permintaan untuk perceraian oleh suami yang bahkan tidak pernah memandangnya membuat Yuna mengambil langkah berani untuk tidur dengan lelaki sewaan
Lalu apa yang akan terjadi jika gigolonya adalah suaminya sendiri?
Hanya tulisan ringan, slow update
Mohon tinggalkan komentar setelah membacanya...please🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aaron galau
Didalam ruang rapat mata Aaron tampak menatap lurus pada pada layar proyektor dimana salah seorang manager sedang menjelaskan presentasinya
"Dibandingkan dengan metode yang kita gunakan tahun lalu, ini akan lebih efektif..." jelas si manager dengan begitu antusias karena Aaron terlihat fokus pada presentasenya
"Sudah dua hari dia tidak menghubungiku? Apa dia menyewa gigolo lain?" isi pikiran Aaron saat ini kendati matanya terus menatap pada layar proyektor, dia sedang melamun bukan memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh manager salah satu tim perusahaannya
"Bagaimana pendapat Anda, sir?" tanya si Manager dengan puas setelah selesai menyuarakan pendapatnya tapi Aaron yang ditanya masih dalam lamunannya
"Sir..?" ulang si manager lagi tapi masih tidak ada respon. Aaron masih saja menatap kedepan tanpa terganggu sama sekali
Jimmy yang melihat Aaron tidak menyahut, bergerak cepat menyadarkan bos-nya itu
"Tuan...!" panggil Jimmy sembari memegang gemas lengan sang bos. Bolehkah dia toyor saja kepala bos-nya itu? Jimmy yakin, otak bos-nya itu sedang error. Tidak biasanya Aaron kehilangan fokusnya ditengah rapat apalagi saat presentasi
"Ah iya! Ada apa..?" Aaron yang baru tersadar bertanya. Sedang Jimmy hanya menunjuk pada manager yang masih menatap bingung padanya dengan bahan presentase di tangan, kerja kerasnya sama sekali tidak dihargai oleh Aaron, terbukti dari tidak pedulinya Aaron padanya selama presentasi
"Anda sepertinya larut dalam lamunan sejak tadi, Tuan." timpal Jimmy dibelakangnya yang merasa kasihan pada si manajer
Aaron memijit pelipisnya kesal, bisa-bisanya dia melamun ditengah rapat dan presentasi
"Maaf, hari ini cukup sampai disini saja. Aku akan membahasnya lagi nanti dengan kalian," ujar Aaron langsung bangkit dari dari duduknya dan keluar yang buru-buru di ikuti oleh Jimmy dibelakangnya
Sesampainya di ruangan kantornya, Aaron sekali lagi menghempaskan diri di kursi kebesarannya seraya memijat keningnya yang terasa berdenyut. Hanya karena seorang Yuna dia hampir menjadi gila sekarang ini
"Tuan, apakah ada hal yang mengganggu pikiran Anda hari ini? Mungkin akan sedikit membantu jika Anda mengatakannya pada saya." Jimmy mendekat dengan segelas kopi yang tadi disuruh buatkan untuk tuannya pada OB
"Dan mungkin jauh lebih baik daripada diam seperti itu..."
"Lalu membuat masalah bagi saya," lanjut Jimmy yang tentunya hanya bisa diucapkannya dalam hati
"Apa pendapatmu tentang Yuna?" ujar Aaron tiba-tiba yang membuat Jimmy menganga menatap aneh pada sang bos. Jadi, sedari pagi yang membuat pikiran bos-nya tidak stabil adalah istri dari Aaron sendiri
"Apa Anda mengacu pada Nyonya muda Nelson?" Jimmy mencoba memastikan kalau pendengarannya salah
"Iya, Istriku...Yuna Azara Nelson." jawab Aaron dengan begitu yakinnya membuat Jimmy mendadak mundur selangkah dari tempatnya berdiri dan menatap ngeri pada bos-nya itu. Sejak kapan Aaron mengakui Yuna sebagai istrinya dengan begitu gamblang? Apa yang sebenarnya terjadi pada Tuannya? Apa Aaron baru saja kesambet setan atau kepalanya terbentur sesuatu? Jimmy sepertinya harus membawa bos-nya itu untuk pemeriksaan kerumah sakit
Walau dengan sejuta kebingungan yang memenuhi diri, Jimmy tetap mencoba untuk menjawabnya
"Yah...kalau soal itu saya tidak terlalu mengerti, tapi menurut saya nyonya adalah orang yang cenderung menghindari tempat ramai dan pendiam, dan sebenarnya sulit untuk menjabarkan kepribadian Nyonya karena saya pun jarang berinteraksi langsung dengannya," jelas Jimmy menjabarkan apa yang diketahuinya tentang Yuna
"Hanya itu?" tanya Aaron lagi yang hanya diangguki oleh Jimmy. Dia tidak punya jawaban lainnya yang memuaskan
Aaron kembali mencengkeram kepalanya, jawaban Jimmy tidak sangat tidak memuaskan. Dia ingin jawaban yang lebih spesifik tentang kesukaan dan apapun yang diinginkan oleh Yuna, dan tentu saja bertanya pada Jimmy adalah kesalahan besar. Jawaban apa yang dia inginkan dari orang yang mungkin hanya akan berinteraksi sebulan sekali dengan istrinya itu
"Ah sudahlah! Kamu sama sekali tidak membantu," ucap Aaron menyerah
"Jadi, apa yang perlu saya perbuat sekarang, Tuan?"
"Suruh orang untuk mengawasi setiap kegiatan Yuna! Aku ingin mengetahui apapun yang dia lakukan sekarang." Jimmy yang mendengar menepuk jidatnya, Bos-nya benar-benar sudah tak tertolong
"Baik,Tuan." Jimmy melangkah kembali pada pekerjaannya yang semula dengan berbagai prasangka didalam hatinya pada sang Bos
🍀🍀🍀
Mentari yang berufuk ditimur dan berlembayung di senja memang sangat indah dipandang mata, tapi tidak bagi seorang wanita yang hampir seharian hanya duduk termenung didalam kamarnya sembari menatap keluar dibalik jendela
Yuna menikmati kesendiriannya dengan berbagai pemikiran yang memenuhi kepalanya. Bagaimana dia harus memenuhi janjinya pada sang papa mertua saat sang suami bahkan tidak dapat diajaknya bicara. Dia juga sudah dua hari ini tidak mengunjungi kediaman Miss Gio saat rasa malas dan hina menghantamnya
Memandang pada kalender yang terpajang diatas meja nakasnya, Yuna mend esah lesu. Masa Cutinya untuk mengajar sudah habis, besok lusa dia harus kembali ke sekolah menengah dimana dirinya bekerja sebagai seorang guru. Pendidikan yang ditempuhnya dengan penuh perjuangan akhirnya berbuah hasil walau tidak seberapa. Menjadi guru adalah suatu impian yang begitu diimpikannya karena dengan begitu Yuna tidak lagi merasa dunianya sepi
"Nyonya, saya membawakan makanan Anda. Sudah sejak pagi Anda belum menyentuh makanan apapun." Minnie masuk dengan nampan makanan di tangannya. Pelayan setia Yuna itu merasa khawatir pada sang majikan
"Letakkan saja disitu, nanti aku akan memakannya!" Yuna masih saja tidak mengalihkan pandangannya pada alam luar dimana langit sudah mulai mengeluarkan warna jingga keorenan. Matahari sudah mau kembali ke peraduannya sedang Yuna masih saja enggan bergerak
"Nyonya, sebelumnya saya minta maaf harus menyampaikan hal ini!"
"Hal apa?" Yuna akhirnya menatap pada Minnie karena penasaran akan hal apa yang ingin disampaikan oleh Minnie
"Dua pelayan lainnya meminta mengundurkan diri, mereka sekarang sudah membangun rumah sendiri dengan gaji yang dibayarkan oleh Tuan Jimmy, dan nyonya juga melarang untuk memanggil kembali pelayan yang dulu pergi. Jadi sekarang hanya tersisa saya dengan pak Anto disini, Nyonya." jelas Minnie seraya menunduk. Yuna menanggapinya dengan tersenyum lembut, dari empat pelayan setianya dua diantaranya kini memilih jalan mereka sendiri
"Tenang saja Minnie, aku bisa membantumu mengurus rumah ini," ujar Yuna yakin. Mengurus rumah dengan segala pekerjaannya bukan hal sulit baginya karena memang dirinya sudah dituntut melakukan itu sudah sejak umurnya kanak-kanak. Yuna mengurus sendiri pakaiannya dan juga makanannya, tidak ada yang benar-benar peduli padanya dalam keluarganya
"Tapi Nyonya..."
"Jangan terlalu khawatir! Bukankah semakin sedikitnya orang jadi lebih damai bagi kita menghabiskan hari. Aku sebenarnya juga kurang suka jika rumah ini dihuni oleh banyak orang, aku ingin hidup tenang." tutur Yuna yang nyatanya adalah kebalikan apa yang diucapkannya. Dia benci kesendirian tapi keadaan memaksanya untuk selalu sendirian dalam kesepian
"Baiklah Nyonya." Minnie akhirnya membiarkan Yuna kembali sendiri didalam kamar itu hingga matahari benar-benar tenggelam dan terang sudah berganti gelap
"Aku tiba-tiba menginginkannya!" gumam Yuna saat pikirannya tiba-tiba terlintas si gigolo yang memuaskannya dengan begitu baik
"Haruskah kuajak saja dia kesini," tiba-tiba ide gila bermunculan di kepalanya. Kondisi mansion yang saat ini sepi sangat memungkinkan baginya untuk membawa gigolonya bermalam disini. Yuna hanya perlu menutup mulut Minnie dan pak Anto
.
.
.
Selagi menunggu up, ayo mampir di cerita temanku dengan judul seperti dibawah ini👇🏼