6 tahun menjalin kasih dengan pemuda yang menjabat sebagai kepala desa membuat Aruna merasa senang. tapi disisi lain ibu tiri dan juga adiknya memaksa nya untuk mundur di pernikahan nya sendiri.
"Adik mu mencintai Aryo. sebaiknya Ketty saja yang menggantikan mu, sebagai pengantin!" ucap Ibu tirinya yaitu Susi.
"Kalian tega berbuat seperti ini padaku!" teriak nya dengan emosi yang begitu menyakitkan
Tapi tak lama pernikahan yang diharapkan nya sejak lama dengan orang yang dicintai nya, malah berakhir menikah dengan pria yang bahkan dia tak mengenal asal usul nya. apakah Aruna sanggup menjalankan pernikahan tersebut?
Bagaimana kelanjutan kisah nya yuk simak!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.12
"Ayok, kita pergi dari sini, tenang saja mereka akan terima akibatnya, mas akan melindungi kamu!" ucap Faris dengan menekankan bahwa Aruna begitu penting untuk nya
Aruna hanya bisa pasrah, saat tangannya di tarik oleh suami nya itu, mereka akan singgah ke rumah singgah sebentar. tempat dimana Aruna biasanya mengajar, untuk berpamitan mungkin nanti dia akan berhenti, dan rumah singgah itu akan cari guru pengganti untuk anak anak TK.
Sepanjang perjalanan aku tak fokus berjalan, aku melirik ke arah suami ku. yang menggenggam tangan ku, dan disebelah tangan kanan nya menggeret koper milik ku.
"Mas." ucap ku pelan
"Yah, ada apa, apa kau lelah?" tanya nya dengan wajah khawatir.
"Terima kasih banyak ya, Mas. Mungkin kalau ga ada Mas Faris, aku tak punya sandaran untuk mendengarkan keluh kesah yang terjadi di hidup ku ini!" ucap ku sambil memeluk tubuh nya.
"Hei, jangan menangis, aku tau rasa sakit mu mungkin susah untuk sembuh, tapi percayalah aku akan menjaga mu sekuat tenaga ku. ayok kita ke rumah singgah, dan berpamitan kepada anak anak itu!"
"Iya mas." ucap ku sambil tersenyum tipis.
Kesedihan ku terasa hilang seketika, di saat bersama dengan mas Faris, hal pertama yang membuat ku bahagia adalah, laki laki ini memiliki etika yang bagus, dan juga sangat sopan dan lebih menghargai ku, dibandingkan dengan Aryo. Rasanya aku bersyukur karena mas Faris lah yang menjadi suami ku saat ini, kalau saja Aryo, mungkin entah seperti apa nasib ku kedepan nya.
"Assalamualaikum..." ucap ku dan mas Faris bersama sama.
Terlihat di sana bulek Halimah, selaku pemilik rumah singgah menghampiri ku dengan wajah yang panik.
"Walaikumsalam, ya Allah nduk, bulek kira kamu ga datang, tadi udah digantikan si Anin." jelas nya kepada ku.
"Loh, ini suami mu ya nduk, ayok masuk dulu, bawa suami mu ke dalam nduk, ayok mas silahkan!" ucap Bulek Halimah dengan wajah antusias nya
Bulek Halimah terlihat membawa nampan yang berisi dua teh hangat, serta cemilan ringan untuk ku dan mas Faris.
"Maaf ya mas, Aruna, hanya ini yang bulek punya!" ucap nya dengan wajah segan.
"Bulek ga perlu siap beginian, aku jadi merasa merepotkan."
"Loh, Ndak repot toh nduk, bulek senang, kalian mampir kesini, ayok minum dulu teh hangat nya Mas, Aruna silahkan jangan malu malu loh!" ucap nya mempersilahkan kami minum terlebih dahulu.
Aku dan Mas Faris pun meminum teh buatan bulek, untuk menghargai orang yang punya rumah, dan beliau juga terlihat antusias saat kedatangan kami ke rumah singgah nya.
"Mas, kenalin ini Bulek Halimah, pemilik serta pengurus rumah singgah ini. Beliaulah yang sudah banyak berjasa dalam hidup ku, mas." ucap ku dengan wajah yang sudah berkaca kaca.
"Perkenalkan nama saya Faris Aditama Bu, saya suami nya, Aruna. Salam kenal!" ucap nya dengan tersenyum tipis.
"Salam kenal nak Faris, saya Halimah, saya senang liat Aruna menikah dengan nak Faris, jujur saja dulu saya tak begitu menyukai Aryo." ucap Halimah dengan blak blakan
"Kalau boleh tau kenapa ibu tak menyukai Aryo, padahal dia itu kan kepala desa, disini?" tanya Faris dengan heran.
"Sombong mas, orang nya juga terlalu Plin plan( terlalu tak bisa mempunyai pendirian).
saya kadang kesal sama Aruna, dia sering banget membela kesalahan Aryo, padahal jelas jelas Aryo itu genit sebenarnya mas!" ucap Halimah dengan terang terangan.
Sedangkan aku hanya menghela nafas beratnya, saat bulek Halimah menceritakan keburukan Aryo. Selama ini tak ada yang tau kalau Aryo itu genit, aku selalu menyangkal bahwa Aryo setia, tapi perkataan ibu Halimah membuat ku sadar sekarang.
"Tapi, bulek bersyukur Aruna, kamu udah ga jadi nikah sama dia, lagi pula dari dulu itu si Ketty mengincar Aryo, bulek kadang kasihan liat kamu nduk, tapi ngomong ngomong kenapa kamu bawa tas besar begini nduk, mau kemana rupanya?" tanya bulek Halimah yang tersadar melihat beberapa barang di teras rumah singgah.
"Saya mau pamit bulek, mau ikut mas Faris ke kota, sekalian mau berhenti jadi pengajar disini, maafin kesalahan Aruna ya bulek, kalau ada salah ku, atau perbuatan ku yang secara sadar atau tanpa sadar nyakitin bulek, aku minta maaf!" ucap ku sambil memeluk tubuh bulek Halimah.
Bulek itu udah ku anggap ibu ku sendiri, dia lah yang selama ini selalu mensupport ku dalam sedih, dan senang nya, kadang bulek juga kasih nasehat untuk ku.
Aku juga menceritakan tentang yang terjadi sebenarnya kenapa aku bisa pindah, tentu saja membuat bulek Halimah emosi, dia juga berbicara kasar dan menyumpahi beni yang telah tega berbuat seperti ini kepada anak kandung nya.
"Kamu itu udah bulek anggap anak toh nduk, sedih banget bulek kamu mau pindah. tapi itu keputusan yang tepat nduk, kamu sekarang udah ada yang jagain, bulek senang dan ga khawatir lagi, semoga pernikahan kalian sampai akhir ajal menjemput ya. Jaga Aruna ya nak Faris, dia sudah menderita sejak kehilangan eva, bulek doakan kalian tetap bersama sampai tua nantinya." ucap bulek Halimah dengan tulus.
Aku semakin terharu mendengar doa bulek, selama ini aku terlalu bodoh menutup mata karena sifat dan sikap ayah ku yang sudah sangat keterlaluan.
dan si Aryo kepedean lagi, emang nya Aruna cewek apaan cewek bego gitu.. yg mau buang permata demi kamu yg cuma batu kerikil?
sudah nikmati saja rasa sakit yg seperti Aruna rasakan..
dan buat neng Ketty hati2 neng lambey mu di jaga nanti kena gampar orang aja baru tau rasa/Curse/
tapi gpp kok Thor soalnya Mak juga sering ngetik typo kaya gitu/Determined/