Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.
Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.
Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria yang berbahaya
Keesokan paginya, Li Yue An bangun lebih awal agar bisa melanjutkan perjalanan. Namun di kota Du bagian ujung selatan di jaga ketat pasukan Fengyin. Karena pertempuran terus terjadi tanpa henti dua bulan terakhir.
"Afu kita bisa berangkat sekarang," ujar Li Yue An saat akan menuruni tangga. Dia berhenti tepat di tangga atas bagian dua. "Dia?"
Dari arah pintu masuk terlihat Pangeran keempat Wen Ming melangkah masuk. Dia melihat kesegala arah dan saat melihat orang yang dia inginkan. "Tangkap gadis itu. Jangan sakiti dia," menatap tajam.
Srenggg...
Pedang dari pinggang Afu di keluarkan. Dia menghadang di hadapan dua wanita yang harus ia lindungi. Baru saja ia ingin turun dari tangga untuk melakukan perlawanan. Tangannya sudah di tarik pelayan Cui.
"Jangan melawan. Kita harus segera pergi," ujar Li Yue An yang langsung masuk ke dalam kamar menguncinya dengan kuat. "Tidak ada waktu lagi," dia melompat di ikuti pelayan Cui dan pengawalnya. Untung saja mereka sudah siap jika ada hal tidak terduga. Mereka menempatkan tumpukan jerami di bagian belakang penginapan yang langsung mengarah ke jendela kamar.
Tiga kuda juga telah siap untuk mereka bawa pergi. Mereka melajukan kuda menembus hutan bagian ujung kota Khan. Dalam surat rahasia yang di terima dari kakeknya, Li Yue An mendapatkan kabar jika Pangeran keempat melakukan ekspedisi ke timur untuk membawa Raja kecil kembali ke ibukota. Raja kecil Wen Shing tinggal di perbatasan Timur selama sepuluh tahun terkahir. Namun mata-mata dari Kaisar terdahulu Yun Jin mendapati jika Pangeran keempat melakukan perjalanan keselatan.
Kaisar terdahulu Yun Jin selalu memiliki kekhawatiran berlebih terhadap Pangeran keempat yang selalu bertindak tidak terduga. Dia juga menemukan pemberontakan di istana ada kaitannya dengan Pangeran keempat. Namun keponakannya Kaisar Wen Quan tidak ingin mencurigai anaknya sendiri. Bagiamana pun juga Pangeran keempat Wen Ming adalah darah daging dari Kaisar Wen Quan. Orang bilang hubungan darah sangat kental tidak mungkin saling menyakiti.
Berkat surat rahasia itu. Li Yue An lebih waspada dengan banyak hal dan dapat terbebas dari bahaya. Prajurit yang di pimpin Pangeran keempat masih mengejar tanpa henti. Sehingga membuat Li Yue An memikirkan cara yang lebih berbahaya. Agar bisa segera terlepas dari pengejaran.
Mereka sampai di ujung jurang dalam dengan arus sungai deras di bawahnya. "Nona kedua yakin ingin melakukan ini?" pelayan Cui sangat cemas.
"Aku perenang yang hebat. Afu apa kamu bisa berenang?" Li Yue An menatap pengawalnya.
"Nona muda, saya yang terbaik dari yang baik."
"Baik. Kita lakukan adegan berbahaya ini," ujar Li Yue An tidak memiliki kekhawatiran lagi.
Pasukan berhasil mengejar dan menghadang membentuk garis pertahanan agar siapa saja tidak bisa kabur dalam perangkap. Pangeran keempat Wen Ming maju dengan kudanya lalu turun melangkah pelan melihat gadis di ujung jurang bersama pelayan dan pengawalnya. "Tuan Putri Yun Qixia. Aku tidak pernah menyangka akan salah mengira kamu sebagai kakak tertua mu yang menjijikkan itu."
Li Yue An tersenyum bahkan terdengar tawa ejekan dari dirinya. "Pangeran keempat tidak berpura-pura lagi dalam kesempurnaan laki-laki dengan jiwa seperti orang suci?"
"Kita hanya bertemu dua kali. Tapi setiap pertemuan aku selalu merasa kamu telah mengetahui semua yang ada dalam diri ku. Menyembunyikan kemunafikan tidak akan berguna lagi. Bukankah begitu?" seringaian tajam terlintas di wajah Pangeran keempat. "Aku tahu siapa diri mu sebenarnya. Kamu cucu kandungnya dari kaisar terdahulu Yun Jin. Kesempatan seberharga ini bagaimana bisa aku lewatkan dengan mudah. Kamu hanya perlu melewati satu malam bersama ku. Setelah itu tidak ada lagi yang bisa menyatakan ketidaksetujuannya."
Li Yue An menatap jijik. "Bagaimana dengan kakak perempuan ku?"
"Dia. Aku hanya perlu sedikit menyayat bagian lehernya. Dengan begitu dia tidak akan merasa tersiksa lagi," penjelasan dari pangeran keempat terdengar sangat kejam juga brutal.
"Pangeran keempat. Aku pikir tidak ada kesempatan untuk itu," Li Yue An menggenggam tangan pelayan Cui juga pengawalnya. Dia melompat ke jurang dalam begitu saja.
Pangeran keempat menatap santai. "Melompat ke jurang juga ada bagusnya. Dengan begitu aku bisa mengacaukan istana sekali lagi," menatap kebawah jurang dengan sungai mengalir deras. "Pastikan mereka tidak bisa berenang menuju daratan. Hidup atau mati aku ingin melihatnya sendiri."
"Baik," sebagian besar pasukan pergi untuk turun dari jurang menuju sungai di bawah jurang. Meraka semua mulai mengepung seluruh jalur sungai agar bisa menemukan Taun Putri Yun Qixia.
Pangeran keempat Wen Ming melajukan kudanya menuju ke salah satu penginapan untuk beristirahat. Pencarian di lakukan tanpa henti. Meskipun begitu masih tidak ada kabar yang bisa dia dengar.
Arus air sangat deras juga sangat dingin. Di tengah hujan lebat selama satu hari penuh tanpa henti membuat air menjadi semakin kuat.
"Tuan Putri, volume air semakin naik. Kita harus segera mencari tempat untuk naik ke daratan. Pelayan Cui juga sudah sangat lemah," Afu berteriak kuat agar suara derasnya hujan yang jatuh ke air tidak terlalu menyamarkan suaranya.
"Sebentar lagi. Jika sudah melewati hutan ini. Kita bisa naik ke daratan," saut Li Yue An. Mereka sudah terendam air selama satu hari penuh. Bahkan saat malam hari mereka masih ada di dalam air yang sangat dingin. "Afu," menatap kearah depan. Dia melihat air terjun di depannya.
Afu menarik pelayan Cui ke dalam pelukannya. "Tuan Putri. Maaf," dia juga menarik Li Yue An agar tidak terlepas dari pelukannya. Mereka bertiga jauh menuju bawah air terjun.
"Huh," saat naik ke permukaan. "Kita selamat," Li Yue An merasa lega.
Mereka langsung menuju ke darat untuk beristirahat. Namun tanpa di duga segerombolan prajurit menghadang dengan pedang dan tombak. Afu dengan sigap maju menghadangkan tubuhnya. Pedangnya sudah hilang dalam derasnya air sungai. Kini tidak ada lagi senjata di tubuhnya.
"Siapapun yang berani masuk ke area terlarang militer harus mati," ujar salah satu ketua bagian empat di batalion tengah.
Li Yue An berusaha bangkit perlahan setelah meletakkan kepala pelayan Cui di tanah yang sudah tidak sadarkan diri lagi. "Aku mengenal Jenderal Tinggi Lie Mingyu. Kalian bisa mengatakan Nona kedua Li Yue An datang berkunjung."
Ketua bagian empat masih ragu-ragu. Namun hal ini adalah masalah yang tidak bisa dia putuskan sendiri. "Jaga mereka. Aku akan segera kembali."
Tidak selang salam Jenderal Lie Mingyu datang bersama Wakil Jenderal Wang. Mereka terkejut melihat keadaan dari Taun Putri Yun Qixia.
"Tuan putri," Lie Mingyu memberikan hormat di ikuti semua orang. Dia menatap tanpa ekspresi, "Cara Taun Putri berkunjung cukup merubah pandangan ku," ujarnya di sertai ejekan.
Li Yue An tersenyum dengan tawa kecil. "Jenderal, aku juga tidak habis pikir selalu berkunjung dalam keadaan seperti ini."
"Wang," Jenderal Lie Mingyu menatap ke samping kiri.
"Baik. Aku akan segara mencarikan tempat terbaik. Dan tabib militer," ujar Wakil Jenderal Wang yang langsung meminta beberapa prajurit mengikutinya.
Afu mengangkat tubuh pelayan Cui yang masih tidak sadarkan diri. Mereka melangkah pergi mengikuti prajurit menuju barak militer. Sedangkan Li Yue An berjalan pelan di belakang di ikuti Jenderal Lie Mingyu. Jubah hangat Jenderal Lie Mingyu di berikan kepada Li Yue An yang terlihat sangat pucat.
Tubuh Li Yue An terasa semakin lemah bahkan langkahnya juga tidak bisa lebih cepat. Tanpa di duga Jenderal Lie Mingyu mengangkatnya dan menggendongnya dengan erat dalam pelukan. Wajah gadis itu kini hanya berjarak satu jengkal saja. Guratan emosi benar-benar tidak bisa terlihat di wajah tampan pria muda di depannya. Wajahnya sangat tegas juga penuh wibawa. Aura kesatria terlihat sangat menawan.
"Jika Tuan Putri terus menatap ku seperti ini. Akan ada lubang di pipi ku," ujar Lie Mingyu yang langsung memalingkan wajahnya menatap gadis yang ada di gendongannya. Hingga hidung mancungnya tidak sengaja menempel di hidung Li Yue An. Dia juga tidak menyangka jarak mereka akan sedekat itu. Langkahnya langsung terhenti.
Jantung Li Yue An berdetak semakin kuat saat sentuhan hidung terasa hangat. Dia dengan cepat menyembunyikan wajahnya di pundak Jenderal Lie Mingyu dengan malu.
Jenderal Lie Mingyu melanjutkan langkahnya menuju barak militer. Menempatkan Tuan Putri Yun Qixia di kamar pribadinya.
Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️