" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Pagi ini dengan cuaca yang sedikit mendung karena sudah memasuki musim hujan tapi tidak menyurutkan semangat para panitia bumi bukan?.
Keluarga Ibra dengan anggota yang lengkap telah duduk manis dengan makanan yang sudah mulai disantap dengan begitu nikmat tanpa atau belum ada drama yang terjadi.
" Selamat pagi, ahh sepertinya aku mengganggu" tiba-tiba saja suara Revano memecah keheningan pagi ini.
Amel yang melihat sang kekasih datang langsung menghampiri dan memeluk tubuh Revano tanpa malu, tentu saja hal itu tidak menggangu kegiatan Nindy karena ternyata perasaan Nindy benar-benar sudah selesai dengan Revano.
" Sorry ya kak Nindy kita harus memperlihatkan kemesraan dihadapan kamu, ayo sayang duduk aku siapkan sarapan kamu pasti belum sarapan kan?" Amel begitu terlihat bahagia saat Revano hadir, dan dengan mudahnya menyindir sang kakak yang tak lain adalah mantan kekasih yang ia ambil.
Ibra hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak bungsunya, Jo hanya diam tanpa adanya respon yang keluar sedangkan Nindy masih melanjutkan makannya tanpa terganggu sedikit pun.
Kenapa dia semakin cantik, apalagi dengan pakaian formal terlihat semakin menawan terlihat sekali aura mahalnya.
Revano sejak tadi terlihat gusar kedua matanya mencuri pandang kearah Nindy yang masih menikmati makananya tanpa menghiraukan kehadiran Revano sama sekali.
" Maaf Tuan besar, diluar ada yang mencari nona Nindy namanya tuan Nathan" salah satu art menghampiri meja makan.
" Tolong ajak gabung kesini aja bi" Jonathan menjawab karena tau tadi malam Nathan memang sudah menyampaikan jika pagi ini akan menjemput Nindy, bukankah mobil Nindy dia bawa? Jadi harus dikembalikan bukan?.
Nathan dengan wajahnya yang penuh wibawa menghampiri meja makan didampingi sang art, Nindy menoleh dan bangkit untuk menyambut Kaka dari sahabatnya sekaligus rekan kerjanya saat ini.
" Selamat pagi semua, maaf sepertinya saya datang terlalu pagi jadi mengganggu waktunya" Nathan sedikit membungkukkan setenga badannya sebagai tanda hormat.
" Ahh tidak ayo duduk, dek tolong siapkan untuk Nathan ya" Ibra yang ikut menyambut langsung mengarahkan Nathan untuk duduk disamping Nindy yang kini sedang menyiapkan sarapan untuknya.
Clara menatap dengan hangat sedangkan Amel merasa iri kembali karena melihat lagi-lagi Nindy mendapatkan pria yang spek idaman.
" Terimakasih" ucapan manis itu terlontar saat Nindy memberikan menu sarapan kepada Nathan.
Interaksi keduanya tidak luput dari tatapan Revano dan juga Amel, tapi Nindy dan juga Nathan cuek.
semalam Lily menceritakan tentang Nindy kepada sang kakak, jadi Nathan sudah mengetahui tentang Amel dan juga Revano terlihat cuek saja.
Sial kenapa Nindy selalu beruntung, padahal Revano udah gue ambil sekarang udah dapet lagi yang baru bahkan lebih baik.
Amel terus saja menggerutu kesal dalam hatinya, begitupun dengan Revano yang semakin salah tingkah.
" Mau langsung berangkat ke proyek sekarang nath?" jo yang memang hanya ingin memastikan kembali bertanya.
" hmm iya kak langsung karena takut perjalanan macet apalagi jarak kita lumayan kan, jadi berkelahi dengan pengendara lainnya hehehe" ucap nathan yang makannya sudah habis dan kini sedang menunggu Nindy.
" Yuk mas, aku udah selesai juga kok takut keburu panas" Nindy langsung menggunakan topinya untuk mengurangi rasa panas ketika di proyek.
Nindy berpamitan kepada sang kakak dan sang papa seperti biasa, dan kepada sang ibu Clara hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, Nathan yang melihat hanya tersenyum karena sebelumnya sudah tahu jadi tidak kaget.
Cantik...semakin cantik....
Sangking terpesona nathan segera meraih tangan Nindy yang membuat Nindy kaget akan tindakan nathan. Nathan sudah membawa mobil Nindy tetapi pagi ini ternyata dia juga membawa mobil sendiri yang akan digunakan untuk berangkat ke proyek agar nanti sore ada alasan kembali untuk menjemput Nindy.
Setelah Nindy dan Nathan berangkat kini hanya sisa anggota keluarga yang tersisa dengan melanjutkan sarapan yang sempat tertunda.
" Vano, kapan kamu akan meresmikan hubungan dengan anak saya? Hubungan kalian terlalu jauh jadi saya harap segera diresmikan agar tidak ada kejadian buruk yang menimpa anak saya untuk yang kedua kalinya dirugikan, jika dirugikan secara materi mungkin bisa diganti tapi jika dirugikan secara batin itu tidak bisa digantikan paham maksud saya?" Ibra menatap tajam kearah Revano.
Seorang ayah akan merasa sakit hati ketika anaknya diperlukan secara tidak hormat apalagi sampai mengorbankan kehormatan secara cuma-cuma hanya karena suka sama suka.
" Pah, aku masih ada kontrak yang mengharuskan disele Vano juga sedang sibuk di cafe jadi tenang aja bukankah hal seperti ini sudah biasa? Jangan kolot deh pah" ya ampun bisa-bisanya dia berucap ringan seperti itu, padahal sang ayah sudah membelanya.
Jo menatap tajam Amel, tidak suka dengan cara berbicara yang seakan menentang sang ayah apalagi dihadapan orang lain.
" Turunkan nada bicaramu, sopan begitu? Papa bertanya kepada kekasihmu kenapa kamu yang bicara? Apakah dia sudah bisu hah?" Jonathan benar-benar bingung dengan adik bungsunya yang selalu merasa dilupakan tapi cara dia bicara seperti orang hebat yang tidak butuh keluarga.
Clara menarik nafasnya dalam, setiap melihat Nindy dirinya semakin merasa sakit dan sedih sedangkan anak yang selama ini dilimpahkan kasih sayangnya bahkan selalu diikuti kemauannya kini menjadi sumber perpecahan keluarga.
Amel menundukkan kepalanya karena merasa dipermalukan dihadapan sang kekasih, kenapa tadi Nindy tidak diomeli juga hatinya bergerutu.
" Tidak usah mengumpat, bandingkan saja ucapanmu dengan Nindy dan bagaimana nada bicaramu dengan Nindy jadi tidak perlu menyalahkan orang lain" Ibra yang mengetahui umpatan Amel.
" Maaf om, Tante, kak Jo saya sudah merencanakan untuk menikahi Amel tapi mungkin tidak dalam waktu dekat karena pekerjaan kami yang masih banyak dan juga kami masih mencari waktu yang tepat" revano akhirnya membuka suaranya karena merasa tidak enak.
" Hmm baguslah, dan jangan lupakan surat perjanjian yang kemarin kamu tanda tangani terkait pembagian hasil cafe" mendengar jawaban Ibra Amel merasa semakin kesal bagaimana bisa masih dibahas juga.
" Baik om" Revano yang tidak ingin terlibat perdebatan langsung menganggukkan kepalanya.
" Aku yang turun langsung untuk mengecek dan menerima laporan cafe bukan Nindy, soalnya Nindy sekarang lagi ngurus proyek jadi pasti akan sibuk" ucapan Jonathan yang membuat Revano kaget, padahal dirinya sempat merasa memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Nindy.
Ibra setuju karena memang untuk menghindari perbuatan buruk dari Amel, dan juga kelicikan dari Revano akhirnya mereka memutuskan untuk jo saja yang mengecek bagian cafe.
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk
tinggal calling Ambulance, Nin.
wiu... wiuu... wiuuuuu
wkwkwk
syokoriinnnn
di cover judulny semesta hrs bahagia..
blm digantikah??
hihiiiii
mengapa sedih dan kecewa sll diawal??
wkwkwk
ikutan mewek.... ..
semangat, Nindy!!