NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Syari_Andrian

Pengingat bahwa Aku tidak akan pernah kembali padamu. "Nico kamu bajing*n yang hanya menjadi benalu dalam hidupku. aku menyesal mengenal dan mencintai mu."

Aku tidak akan bersedih dengan apa yang mereka lakukan padaku. "Sindy, aku bukan orang yang bisa kamu ganggu."

Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku kembali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari_Andrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nico tertangkap.

Di dalam perjalanan menuju lokasi yang tercantum dalam pesan misterius, Nisa dan Rey saling bertukar pikiran. Ketegangan memenuhi udara, namun tekad mereka tak tergoyahkan.

"Rey, kita tidak bisa bertindak gegabah. Kalau ini jebakan, kita bisa kehilangan segalanya," kata Nisa sambil menggenggam erat telepon genggamnya.

Rey mengangguk, matanya fokus ke jalanan. "Aku tahu. Itu sebabnya aku sudah menghubungi beberapa orang untuk memantau lokasi dari jauh. Kita akan bergerak dengan hati-hati."

Ketika mereka tiba di lokasi—sebuah gudang tua di pinggir kota—suasana sunyi menyelimuti tempat itu. Nisa dan Rey keluar dari mobil, memindai sekeliling dengan cermat. Rey memberi isyarat kepada Nisa untuk tetap di belakangnya.

"Kalau ada sesuatu yang mencurigakan, jangan ragu untuk mundur. Keselamatanmu adalah prioritas," ujar Rey tegas.

Namun, ketika mereka melangkah masuk, mereka menemukan sesuatu yang tidak mereka duga. Di tengah ruangan, ada layar besar yang memutar video rekaman keluarga Nisa. Mereka terlihat aman, duduk di ruang tertutup. Tapi jelas mereka sedang diawasi.

Tiba-tiba, suara Nico menggema melalui pengeras suara. "Nisa, Rey, selamat datang. Aku sudah menunggu momen ini. Kau pikir bisa lolos dariku? Kali ini, aku akan memastikan semuanya berakhir sesuai keinginanku."

Rey memejamkan mata sejenak, mencoba menahan amarah yang mulai membara. "Nico, keluarlah! Hadapi kami secara langsung, jangan sembunyi di balik ancaman bodoh ini!" teriaknya.

Nisa menatap layar dengan tajam, mencoba mencari petunjuk di balik video yang ditampilkan. "Dia hanya bermain-main dengan kita. Tapi kita tidak boleh kehilangan fokus," gumamnya.

Mendadak, beberapa orang bersenjata keluar dari bayang-bayang, mengarahkan senjata mereka ke Rey dan Nisa. Rey langsung melindungi Nisa, mendorongnya mundur perlahan.

"Kalian sungguh berani datang tanpa persiapan yang memadai," suara Nico kembali terdengar. "Tapi jangan khawatir, ini akan menjadi pertemuan terakhir kita."

Namun, sebelum orang-orang Nico dapat bergerak lebih jauh, pintu belakang gudang mendadak terbuka lebar. Sejumlah pria berbadan besar dengan seragam hitam masuk dengan senjata lengkap—orang-orang dari pihak Kakek Arfan. Dalam sekejap, suasana berubah menjadi kekacauan total.

Rey menarik Nisa ke tempat perlindungan sementara baku tembak terjadi antara kedua kelompok. "Ini waktunya kita keluar dari sini," bisik Rey.

Namun, Nisa menggeleng dengan tegas. "Tidak. Aku ingin tahu di mana keluargaku. Aku tidak akan pergi sampai aku yakin mereka aman."

Di tengah kekacauan, salah satu orang dari pihak Kakek Arfan berhasil menangkap salah satu anak buah Nico. Rey segera mendekat, menekan orang tersebut dengan pertanyaan. "Di mana mereka menahan keluarga Nisa? Jawab sekarang sebelum semuanya terlambat!"

Pria itu gemetar, tapi akhirnya membuka mulut. "Mereka ada di tempat lain... di villa tua di luar kota. Nico menggunakan ini hanya untuk mengalihkan perhatian kalian!"

Mendengar itu, Nisa langsung menarik Rey. "Kita harus pergi sekarang! Ini semua hanya pengalihan!"

Rey mengangguk cepat. "Orang-orang Kakek Arfan akan mengurus sisa di sini. Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan."

Mereka segera meninggalkan lokasi, dengan satu tujuan di benak mereka—menyelamatkan keluarga Nisa sebelum terlambat.

Mobil Rey melaju kencang menuju villa tua yang disebutkan oleh anak buah Nico. Wajah Nisa dipenuhi kekhawatiran, namun matanya tetap menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan.

"Kita hampir sampai, Nisa. Jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi pada keluargamu," kata Rey, mencoba menenangkan dirinya dan Nisa.

Nisa mengangguk pelan. "Aku hanya berharap mereka masih aman. Ini semua sudah terlalu jauh. Nico harus dihentikan, Rey."

Saat mereka mendekati villa, suasana semakin mencekam. Villa itu berada di tengah hutan, dengan pagar besi tua yang sebagian sudah rusak. Beberapa orang bersenjata terlihat berjaga di luar, namun mereka tidak tampak siaga, seolah tidak mengharapkan kedatangan siapa pun.

Rey mematikan mesin mobil beberapa meter dari villa. "Kita harus berjalan dari sini. Jangan buat suara. Aku sudah menghubungi tim Kakek Arfan, mereka akan menyusul."

Mereka berdua keluar dari mobil dengan hati-hati, menyusup di antara pepohonan. Nisa menggenggam pisau kecil yang diberikan Rey, berjaga-jaga jika terjadi sesuatu.

"Kita harus cari jalan masuk yang aman," bisik Rey sambil menunjuk ke bagian belakang villa yang terlihat kurang dijaga.

Ketika mereka mendekati jendela belakang, mereka mendengar suara Nico dari dalam.

"Jika mereka tidak datang dalam waktu satu jam, selesaikan semuanya. Aku sudah bosan menunggu," katanya dengan nada dingin.

Nisa menggigil mendengar ancaman itu. Rey memegang pundaknya, memberikan dorongan semangat. "Tenang, Nisa. Kita akan menyelamatkan mereka."

Mereka berhasil masuk melalui jendela kecil yang terbuka di lantai bawah. Villa itu gelap dan penuh debu, menambah kesan menyeramkan. Langkah mereka begitu pelan hingga suara napas pun hampir tak terdengar.

Di salah satu ruangan, mereka menemukan keluarga Nisa—Bu Rianti, Pak Roni, dan adiknya—diikat di kursi. Wajah mereka terlihat pucat, namun tidak ada tanda-tanda cedera serius.

Nisa hampir saja berlari mendekat, namun Rey menariknya kembali. "Tunggu. Bisa saja ini jebakan."

Baru saja Rey berkata demikian, pintu ruangan terbuka lebar. Nico masuk dengan ekspresi penuh kemenangan, diikuti oleh beberapa anak buahnya. "Oh, jadi kalian benar-benar datang. Aku tahu kau tidak akan meninggalkan keluargamu, Nisa."

Nisa berdiri dengan tegas, meskipun hatinya berdebar kencang. "Lepaskan mereka, Nico. Kau sudah cukup membuat kekacauan."

Nico tertawa kecil. "Kekacauan? Ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti hanya karena kau memohon? Tidak, Nisa. Aku ingin melihatmu hancur."

Rey melangkah maju, melindungi Nisa. "Jika kau ingin balas dendam, ambil aku. Tinggalkan mereka."

Nico menyeringai. "Ah, Rey. Kau selalu menjadi pahlawan, bukan? Sayangnya, ini bukan tentang kau. Ini tentang mengajarkan pelajaran pada Nisa dan keluarganya."

Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari luar villa. Anak buah Kakek Arfan telah tiba dan memulai serangan. Nico langsung memerintahkan orang-orangnya untuk bersiap. Dalam kekacauan itu, Rey dan Nisa memanfaatkan kesempatan untuk membebaskan keluarga Nisa.

"Ayo cepat, kita harus keluar dari sini!" kata Rey sambil memotong tali yang mengikat Pak Roni.

Namun, sebelum mereka berhasil melarikan diri, Nico muncul kembali, menodongkan pistol ke arah mereka. "Kalian pikir bisa pergi begitu saja? Tidak secepat itu."

Saat ketegangan memuncak, Nisa berdiri di depan keluarganya, menatap Nico tanpa rasa takut. "Kalau kau ingin membalas dendam, lakukan padaku. Tapi keluargaku tidak ada hubungannya dengan ini."

Nico terdiam sejenak, terlihat ragu. Namun, sebelum dia bisa bertindak, salah satu pria dari pihak Kakek Arfan berhasil melumpuhkannya dari belakang. Nico terjatuh, dan pistolnya terlepas dari tangannya.

Rey segera mengambil pistol itu, memastikan semuanya aman. "Ini sudah berakhir, Nico," katanya dengan suara dingin.

Dengan Nico yang akhirnya ditangkap, keluarga Nisa dibawa keluar villa dengan selamat. Namun, Nisa tahu, ini mungkin bukan akhir dari segalanya. Ancaman masih bisa datang kapan saja, terutama dari musuh-musuh yang belum mereka kenal.

.

.

.

Bersambung...

1
Ellsya
Lumayan
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
thalexy
Thor, masih ingat sama penggemar yang gak sabar nungguin kelanjutan ceritanya?
Regrater
Kepayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!