NovelToon NovelToon
Antara Hijrah & Dosa

Antara Hijrah & Dosa

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Selingkuh / Preman / Tukar Pasangan
Popularitas:19.8k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Semua telah terjadi, imanku rasanya telah kubuang jauh. Berganti Nafsu syahwat yang selama ini selalu kupendam dalam-dalam.

Apakah ini benar-benar keinginanku atau akibat dari sesuatu yang diminumkan paksa kepadaku oleh pria-pria itu tadi.

Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.

Satu yang pasti, aku semakin menikmati semua ini atas kesadaranku sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Olah TKP

Kulihat polis1 bernama John itu sudah membuka celananya, dan betapa terkejutnya aku melihat belalainya yang panjangnya seperti ular.

Pak John segera mendatangiku yang masih duduk mengangk4ng dan memintaku berlutut di hadapannya. Aku dimintanya untuk memegang bat4ng kemalu4nnya yang seperti ular piton berwarna hitam itu.

Genggamanku tidak ada apa-apanya. Jemariku tidak sanggup menggenggam penuh bat4ng Pak John yang panjangnya kutaksir 20cm dan belum keadaan er3ksi itu.

Butuh sekitar 4 kepalan tanganku agar bisa menggenggam penuh pensilnya yang panjang melengkung itu. Tanganku mulai mengoc*k kemalu4nnya pelan-pelan. Seperti biasa, kukecup terlebih dahulu kepala pensilnya yang hitam sebelum coba ku masukkan perlahan ke mulutku.

Pensil itu terlalu besar untuk mulutku. Rasanya mulutku langsung penuh tidak bercela saat melahap kemalual4nnya. Dan parahnya aku hanya melahap kepala pensilnya saja.

Aku coba dorong lebih ke dalam, justru tenggorokanku tersiksa hingga membuatku tersedak.

“Gimana anggota gangmu ngga ada yang sepanjang ini ya?” tanya Pak Wo.

“Iya pak.. ini panjang sekali...” jawabku sambil kembali mengoc*k pensil Pak John yang mulai tegak mengeras dan panjangnya semakin tak karuan.

“Oke kita mulai reka ulangnya. Kamu pasti mengoc*k dan menyep*ng mereka satu satu kan?” tanya Pak Wo dan aku mengangguk.

“Coba praktekkan,” imbuhnya.

Aku sedikit bingung aku harus mulai dari mana menyep*ng pensil sepanjang ini. Kemudian aku memutuskan menjil4ti dari bawah keatas perlahan. Kujilati pensil panjang yang berdiri kokoh mirip Burj Khalifa Dubai itu dengan semangat.

Aku malah merasa tertantang melihatnya kali ini, aku malah semakin bersemangat membayangkan bagaimana jadinya jika menara ini menghajar vagin4ku. Membayangkan itu saja jalur bayiku kembali terasa terbuka siap untuk disetubvhi.

“Kemudian kamu pasti juga berciuman dengan mereka? Dan tangan mereka mulai meraba tubuhmu. Ya kan?” selidik Pak Wo.

“I—Iya pak...”

Pak John kemudian merengkuh bib1rku, dilumatnya penuh nafsv bibirku oleh polis1 berkulit hitam itu. Lid4hnya bergerak brutal mencari-cari lid4hku. Setelah ketemu, ia lumat habis tanpa ampun.

Lid4hku tersed*t hingga liurku kering. Lalu cium4nnya turun dan kini mengarah ke payud4r4ku. Dalam sekali emvtan, aku langsung mendongak. Ia lahap payud4r4ku habis-habisan hingga aku kegelian dan mengejan hebat.

Sambil terus memainkan put1nk susvku, Pak John juga merangs4ng vagin4ku. Jemarinya yang besar-besar itu meringsek perlahan menembus bibir vagin4ku. Dalam sekejap vagin4ku kembali berlendir akibat ulah jari tangannya.

 Ia cabvli dengan cepat dan tepat mengenai titik ternikmat dari vagin4ku. Titik dimana teksturnya terasa sedikit kasar seperti kulit jeruk, yang jika disentuh langsung membuatku banjir.

“Bapaaakkkk.. Saya keluarrrrr... Aaaahhhh...” lenguhku sambil mengangkang berdiri.

...seettt srettt srettt...

Dari jalur bayi itu, keluarlah cairan bening yang menyembur-nyembur seperti air mancur. Cairan bening itu menyembur hingga 3x, seketika tubuhku terasa lemas.

Tetapi Pak John belum siap mencabvli vagin4ku dan kembali jari-jari besarnya mengoc*kku dengan cepat hingga aku kembali menyemburkan air untuk kedua kalinya.

...sreetttt sretttt seetttttt seetttt...

Kali ini bahkan sampai 4x.

“Sudah pak, Bapak masukin sekarang ya pak...” pintaku tidak kuat lagi.

Tetapi Pak John sayangnya tidak menggubris permintaanku. Tubuhku didorongnya hingga terbaring di atas meja dan kedua kakiku dibentangkan lebar membuka bibir vagin4ku yang sudah basah merekah dan merah merona seperti bendera partai.

"juh juh juh juh," beberapa kali Pak John meludahi vagin4ku hingga ludah kentalnya.

“Aaaaaaahhhhhh bapakkkkkkk....” aku melenguh panjang.

Pak John secara tiba-tiba menjil4ti lud4hnya sendiri dan ia bersihkan vagin4ku dengan lid4hnya yang besar dan kasar. Di bukanya bagian dalam dengan kedua tangan besarnya, lalu kembali ia jil4t bagian dalam vagin4ku semaksimal mungkin. Tubuhku langsung saja bergetar hebat menerima rangs4ngan itu.

Saat tubuhku bergetar, Pak John kembali mencabvli kemalu4nku dengan tangannya yang besar dan hitam itu dengan cepat. Seketika rasanya nyut-nyutan tersiksa oleh rangs4ngan yang ia berikan.

Aku tidak bisa menahan rasa ingin keluar sama sekali. Kubiarkan kembali menyemburkan cairannya untuk ketiga kalinya pagi ini.

Gila permainan Pak John benar-benar berbeda dari para berandal tadi. Para berandal tadi hanya menang jumlah sehingga aku benar-benar terpuaskan. Tapi oleh Pak John aku dibuat puas padahal ia baru mencabvliku beberapa menit saja dan belum ia setubvhi dengan batang pensil panjangnya.

“Masukin pak.. Saya sudah tidak kuat lagi pak...” pintaku memelas.

“Emangnya kamu juga memohon-mohon begitu ke mereka? Hehehe...” ejek Pak Wo.

Aku hanya terdiam menahan malu. Tidak kusangka aku malah memohon agar pria berkulit hitam itu segera menyetubvhiku.

“Terus kamu berhubungan badan hanya lewat mem3k atau lubang anvsmu juga dipakai mereka?”, selidik Pak Wo

“Er... Du.. duanya pak....” jawabku sambil tersipu malu.

“Hehehe.. Yasudah kita coba ya Mbak....” kata Pak Wo.

“Saya mau nyoba...” ujar Pak John sambil mengarahkan tubuhku agar menungging.

“Kalau begitu saya pake mem3knya,” ujar Pak Jarwo

Entah sejak kapan lelaki tambun itu sudah melepas celananya. Kulihat Pensil Pak Wo bentuknya gemuk tidak terlalu panjang, bentuknya mengingatkanku seperti punya Bagong.

Aku sedikit kecewa melihatnya sekilas dan sedikit tidak bersemangat melayaninya.

"Ya Tuhan apa yang kupikirkan," kataku dalam hati.

“Mbak Ariefna kulvm dulu kont*l saya, biar makin ngacung,” kata Pak Wo sambil menepuk-nepukkan pensilnya ke wajahku.

Dalam sekali hap, pensil polis1 berperut tambun itu sudah masuk seutuhnya di dalam mulutku. Ia gerakkan maju mundur perlahan melewati bib1rku. Sementara itu di belakangku kurasakan pensil panjang milik Pak John sudah berada di bibir lubang pant4tku.

Ia dorong perlahan dan memaksa membuka lubang sempit itu dengan pensil panjangnya. Tubuhku sampai mengejan hebat menerima pensil panjang itu menembus saluran pembuanganku.

“Aaahhhh.. Bapak... Jangan disitu... Nanti Robek pakkkk.. Ini terlalu besar.. Aahhh....” lenguhku kesakitan.

“Enak sekali Ariefna.. Aaahhhh Sssshhhh...” kata Pak John semakin mendorong pensilnya masuk.

Pensil Pak John rasanya terlalu besar kutampung di dalam lubang dubvrku yang harus bekerja keras menyesuaikan diri dengan ukuran pensil panjang yang super big size itu.

Pelan tapi pasti, akhirnya bisa menyesuaikan dengan pensil Pak John. Terasa sekali lubang pant4tku terbuka begitu lebar terbelah. Pak John kemudian mulai memompa perlahan, hingga membuat lubang pembuanganku itu kembali merasa gatal yang menikmatkan jika digesek.

“Ya Tuhaannn.. Aduuuhhh Pak.. Aaaahhh....” aku terus mendesah.

...jleb jleb jleb jleb...

Aku sampai kelojotan dibuatnya menerima sod*kan Pak John dari belakang. Gempurannya sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk sedikit bernafas. Ia lesakkan pensil panjangnya itu semaksimal mungkin seperti ingin menghancurkanku.

 Aku terus mendesah dan merintih, antara kesakitan dan keenakan. Walau terkadang bibirku terkunci karena harus mengulvm pensil Pak Wo.

“Hmmphhh.. mppphhhh... Sluruppppp slurupppp”, kukulum pensil polis1 berperut gendut itu dengan liar.

Kujil4ti pensilnya yang berbulu lebat itu dengan acak, asal bagian batangnya yang gemuk bisa kubasahi dengan livrku. Kugunakan pensil Pak Wo sebagai pelampiasan rasa nikmat yang terasa di lubang anvsku.

“John geser lah punya kau, saya juga mau coba mem3knya,” ujar Pak Wo.

1
Ummi Yatusholiha
kira2 ada gak ya kisah kehidupan yg seperti itu,tertutup tapi utk menutupi sesuatu yg besar
Ummi Yatusholiha
kok dari kisah bima bnyk yg gak nyambung ya babnya thor 🤔🤔
Ummi Yatusholiha: ooo gitu ya thor, pantesan ada bab yg gak nyambung
Tya 🎀: banyak bab yang di smackdown sama admin kak, begitu pun chapter yg ke 2 nya,
total 2 replies
Ummi Yatusholiha
lah, trus lanjutannya kisah si bima arifna di mana thor..
Meyyy
Yg sama si bos ada lanjutan nya ga kak
Meyyy: Okee kak gppa
Tya 🎀: Banyak yg ke-smackdown sama mimin, kak. Maaf kalau partnya gak lengkap....
total 2 replies
neng ade
cukuplah si bos nya aja yang lain nya jangan
Deni Saputra
mksh karya y asyk JD tegang bcay..wkwkwk lanjut y lbih bgus??
nuna
Basah luar dalem thoorrr
Adit monmon
Luar biasa
neng ade
berpikirnya terlalu lama tadi saat tiba di rumah Farida udah tau kan jalan ke rumah Farida tadi tuh jauh dan sepi mana lewat persawahan juga ..
neng ade
kenapa ga menginap aja sih udah terlalu malam cuacanya juga udah mau hujan
neng ade
hadir thor 🙏❤️
Apriyanti
terimakasih Thor 🙏
Heri Wibowo
syukurlah cerita ini cuma ada di Republik Novel Toon. ditunggu cerita tidak masuk akal lainnya Thor.
Heri Wibowo
Wah dapat tambahan lobang baru nih Bim
Heri Wibowo
tahan banget kamu BIM, genjot 2 lobang sekaligus.
Heri Wibowo
lanjut Thor
Heri Wibowo
main bertiga asal jangan lututmu kopong aja Bim
Heri Wibowo
jangan-jangan itu Rizal
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
Wah bisa juga itu Bim, kalau ariefna mau ikut cari suami baru.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!