Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Namun, Jiang Shuyi malah dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa dirinya ternyata telah menikah dengan pria asing itu ....
Bagaimana ceritanya Jiang Shuyi bisa tiba-tiba menikah, bahkan hanya dalam satu malam?
Yuk, simak kelanjutan kisah Jiang Shuyi hanya di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Berani Mengancamku?
"Kamu memang berjanji akan memberikan lima juta, tapi Mengxi menginginkan lebih!" Shuyi tersenyum miring, dia menatap ekspresi Tuan Chen yang menginginkan penjelasan lebih.
Karena itu, dia pun tidak ingin bertele-tele lagi.
"Di dalam kamar ini, dia meletakkan begitu banyak kamera tersembunyi," kata Shuyi dengan suara pelan sambil melirik ke sekeliling ruangan. "Aku tidak tahu di mana saja kamera itu diletakkan, tapi yang pasti, isi di dalam kamera itu akan dia gunakan untuk menk*nmu."
Tuan Chen cukup terkejut mendengar penjelasan Shuyi, tetapi dia masih bersikap tenang, bahkan mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman miring. "Bagaimana dia akan menekanku? Bukankah di dalam kamera itu juga ada dirimu? Kamu juga akan ditekan olehnya!"
Shuyi mendengus dingin. "Tidak masalah jika dia menganc*mku, aku sudah terbiasa dan bukankah sekarang aku juga berada dalam tek*nannya?"
Detik berikutnya, Shuyi mengangkat sebelah alisnya. "Namun, bagaimana denganmu? Dia akan menggunakan foto-foto, bahkan video tak senonoh kita untuk menganc*mmu!"
Shuyi berhenti sejenak, lalu menyunggingkan senyuman lebar. "Menurutmu, jika foto-foto atau video itu sampai di tangan istrimu, apa yang akan dia lakukan?"
"s*alan! Dia berani meng*ncamku?" Tuan Chen semakin menggertakkan giginya dengan geram.
Dia tidak berani membayangkan apa yang akan dilakukan oleh istrinya jika mengetahui perbuatan k*tornya di luar rumah.
Bukan hanya diceraikan dan kehilangan semua sumber keuangannya, dia juga sudah tentu akan dikirim ke rumah sakit oleh istrinya yang merupakan sang juara taekwondo.
Lebih buruk dari itu, mungkin saja dia akan langsung bertemu dengan Tuhan menggunakan tiket VVIP dari sang istri.
"Kamu pasti tidak ingin istrimu tahu tentang kita, kan?" Shuyi menatap Tuan Chen yang terlihat murka dengan tatapan iba. "Mengxi benar-benar tahu kelemahanmu."
Shuyi diam-diam tersenyum miring.
Bukan Mengxi, tetapi dirinyalah yang tahu kelemahan Tuan Chen dan menggunakannya untuk membodohi pria itu.
Bagaimanapun, Tuan Chen hanya menumpang kemewahan dari sang istri yang punya segalanya sehingga tidak berani berulah secara terang-terangan.
"Aku akan meminta asistenku menarik kembali dana lima juta itu dari Zygmunt Corporation!"
"Daripada menarik dana yang sudah kamu investasikan, lebih baik bekerja sama denganku saja." Shuyi masih tersenyum miring, sementara alisnya terangkat sebelah. "Baik investasi maupun kerjasama denganku, tidak ada yang merigukan kamu."
Sebenarnya, Shuyi bisa saja membiarkan Tuan Chen menarik kembali dananya tanpa belas kasih.
Namun, dia tidak ingin Zygmunt Corporation yang berdiri tegak melalui keringat dan darah kakeknya, hancur begitu saja.
"Apa yang kamu rencanakan?" Tuan Simon bertanya dengan penuh minat, dia merasa Jessica jauh lebih berwawasan dari yang diketahuinya.
"Lanjutkan dan ikuti saja perm*inan Mengxi."
"Kamu bersedia t*dur denganku?"
"Mana mungkin!" Shuyi menjawab tanpa berpikir panjang, dia juga menatap Tuan Chen dengan tatapan j*jik yang disertai dengan sedikit mencemooh.
Kemudian, dia menuangkan anggur ke dalam dua gelas dan menyerahkan salah satunya pada pria compang-camping itu.
Shuyi meneguk anggurnya sedikit, lalu menjelaskan rencananya. "Aku akan memancing Mengxi ke sini, kamu bisa melakukan apa saja yang kamu ing*nkan padanya. Namun, jangan lupa untuk menyembunyikan sebuah kamera di suatu tempat. Dengan begitu, kamu bisa menggunakannya untuk membuat Mengxi berada di bawah kendalimu."
Mendengar itu, mata Tuan Chen langsung berbinar seolah-olah ada cahaya yang baru saja melintas di sana.
T*dur dengan bintang film seperti Mengxi bukanlah hal buruk dan tidak mungkin bisa ditolak.
"Bagaimana?" Shuyi menatap Tuan Chen dengan alis yang terangkat sebelah.
Memikirkan kembali kata-kata Shuyi, Tuan Chen merasa rencana wanita itu sama sekali tidak merugikannya. Bahkan, dia akan sangat diuntungkan dengan rencana tersebut.
"Namun, apa yang kamu ing*nkan dari kerja sama kita ini?" Tuan Chen tidak langsung menyetujui rencana Shuyi, dia lebih dulu ingin tahu ke*nginan wanita itu.
Setelah apa yang terjadi, Tuan Chen tahu bahwa pemikiran Shuyi sangat rumit.
Shuyi tersenyum tipis, lalu menjawab, "Tidak ada."
'Tidak ada yang aku ing*nkan, selain kehancuran Mengxi dan anak-anaknya!'
Di sisi lain, Xingxu tengah tertawa bahagia bersama Mengxi.
"Hahaha ... kamu memang istriku yang baik!" Xingxu memuji Mengxi dengan tulus, dia membawa wanita itu duduk di atas p*ngkuannya dan mulai menj*mah tiap inci t*b*h sang istri. "Dengan suntikan dana lima juta dari Tuan Chen, masalah Zygmunt Corporation akan teratasi."
Mengxi men*kmati s*ntuhan Xingxu, dia bahkan berkali-kali mer*cau penuh n*kmat. "Suamiku, apa yang seharusnya aku lakukan untukmu dan Keluarga Zygmunt ... pasti akan aku lakukan ...."
"Kamu memang yang terbaik!" Saat Xingxu hendak meny*tukan t*b*hnya dengan Mengxi, ponselnya tiba-tiba saja berdering.
Xingxu mencoba mengabaikan panggilan telepon itu dan tetap fokus pada misinya terhadap t*b*h m*lek Mengxi yang selalu sedap din*kmati ketika ditel*nj*ngi.
"Suamiku, angkat dulu teleponmu," kata Mengxi sambil membelai m*nja bagian sens*tif sang suami. "Mungkin, itu telepon penting dari perusahaan."
Xingxu mengejang saat merasakan benda berharganya berada dalam genggaman Mengxi, dia pun dengan penuh keterpaksaan mendengarkan saran sang istri.
Dia membiarkan Mengxi tetap mem*njakan ad*k kecilnya, lalu menerima telepon dari sang asisten yang meminta dirinya segera datang ke perusahaan untuk menangani beberapa masalah penting.
Melihat kekesalan dan kekecewaan yang melintas secara bersamaan di wajah Xingxu, Mengxi bergegas mer*ngkul l*hernya dan menghibur, "Pergilah, aku akan memu*skanmu begitu masalah perusahaan selesai diatasi."
Xingxu melerai pel*kannya dari Mengxi dan menatapnya. "Aku akan menagih janjimu."
Setelah meninggalkan kec*pan di b*bir Mengxi, Xingxu langsung pergi.
Sementara itu, Mengxi memperbaiki penampilannya dan langsung pergi menemui putrinya.
"Bagaimana?" Mengxi bertanya sambil mendekat dan duduk di sebelah sang putri.
"Ibu, aku baru saja menghubungi kenalanku di Mistral Entertainment. Dia akan datang bersama rekannya untuk meliput sk*ndal Shuyi dan Tuan Chen." Arianna dengan penuh kegembiraan bercerita pada sang ibu. "Aku tidak sabar menyaksikan reputasi wanita j*l*ng itu hancur!"
***
"Bibi Mengxi, kenapa ... kenapa Tuan Chen berbaring di sampingku? Dia ... dia berd*rah ... Tuan Chen terluka ... dia banyak mengeluarkan d*rah! Bibi, apa ... apa yang terjadi? Apa yang harus aku lakukan, Bibi? Aku ... takut ...." Ekspresi terkejut menghiasi wajah Shuyi saat menelpon Mengxi, dia berbicara dengan nada panik bahkan hampir menangis.
Mengxi mulanya mengerutkan kening tak senang karena tiba-tiba mendapatkan panggilan telepon dari Shuyi, tetapi dia akhirnya ikutan panik mendengar apa yang dikatakan anak tirinya itu. "Apa?! Apa katamu?"
Menyadari Shuyi tidak pingsan saja, Mengxi sudah sangat terkejut, apalagi saat mendengar berita yang wanita itu sampaikan.
Bagaimana Tuan Chen bisa terluka?
Shuyi menarik nafas dalam-dalam, lalu berbicara dengan lebih jelas. "Tuan Chen terluka parah dan mengeluarkan banyak d*rah!"
"Kenapa Tuan Chen sampai terl*ka? Apa yang kamu lakukan padanya?" Mengxi mencerca, bahkan menuduh Shuyi dengan mata memicing tajam seperti yang sering dia lakukan ketika meny*ksa anak tirinya bertahun-tahun lalu.
"Bibi, aku tidak tahu apa-apa, dia sudah terluka parah saat aku bangun," sahut Shuyi mencoba membuat pembelaan, dia pun segera menjelaskan. "Banyak luka cakaran di t*b*hnya, juga bekas g*gitan seperti digigit anj*ng. Mungkinkah ... mungkinkah Dodo yang melakukannya?"
Mendengar itu, Mengxi langsung menutup panggilan telepon dan membalas tatapan Zhiyi yang sejak tadi tertuju padanya.
"Ibu, ada apa?"
"Tuan Chen terl*ka."
"Apa?! Bagaimana bisa?" Zhiyi juga terkejut dan tidak menduga hal seperti itu akan terjadi. "Ibu, sebaiknya kita pergi melihatnya."
"Tidak." Mengxi menghalangi Zhiyi dan berkata, "Kamu tunggu saja di sini, Ibu khawatir wartawan yang kamu undang akan segera sampai. Mereka tidak boleh melihat apa yang seharusnya tidak dilihat!"
"Ibu, aku mengerti." Zhiyi mengangguk, lalu melanjutkan dengan sinis. "Kamu periksa saja keadaan di sana, aku curiga ini hanya akal-akalan Shuyi. Kalau tidak ada masalah, segera hubungi aku."
Zhiyi berhenti sejenak hanya untuk memperlihatkan senyum miring di bib*rnya. "Aku akan membawa wartawan ke sana."