Setelah belasan tahun terjebak di lingkungan berbahaya akhirnya Glamour bisa kabur dan menyelamatkan diri.
"Tuan selamatkan aku," bisiknya bergetar menahan tangis kepada pria yang menyewanya malam ini. "Apapun akan aku berikan kepadamu, termasuk keperawanku," imbuhnya, berharap pria yang memakai topeng itu mau membantunya.
Glamour tidak tahu jika pria yang tengah mendekapnya ini adalah mafia berbahaya dan paling keji di dunia. Ibarat kata, baru keluar dari kandang buaya tapi kembali terperangkap di kandang singa.
Bagaimana perjuangan Glamour untuk menyelamatkan hidupnya demi bisa kembali berkumpul dengan keluarganya?
Simak terus kisahnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi buruk itu?
Pagi hari, senar mentari menyusup masuk dari ventilasi jendela. Kicauan burung di dekat jendela membuat pasangan yang tengah terlelap di atas ranjang itu terusik.
Damon mengerjabkan kedua mata, tangan kanannya terasa kebas seperti ada beban berat di sana. Ia terkejut saat membuka mata melihat Glam tidur di sampingnya berbantalkan lengannya, yang membuatnya semakin terkejut adalah ia menggenggam erat tangan gadis itu.
"Pasti aku mimpi buruk lagi." Damon segera menyadari kebiasaan tidurnya yang selalu mimpi buruk setiap malam. Ia melepaskan genggaman tangannya, dan menarik tangan kanannya dari bawah leher gadis itu dengan pelan agar tidak mengusik tidur Glam, tapi sayangnya keinginannya tidak sesuai kenyataan, gadis itu malah terbangun karena gerakannya.
Ketika membuka mata yang dilihat Glam adalah wajah tampan Damon.
Damon segera mengalih kan pandangan, dan kembali memasang wajah datar, padahal sebelumnya ia sempat tersenyum tipis ketika melihat wajah cantik gadis tersebut.
"Anda sudah bangun? Sudah merasa lebih baik?" Glam bertanya serius dan sangat khawatir.
Damon hanya mengangguk dengan raut dingin sebagai jawaban.
"Tadi malam Anda sempat demam." Glam kembali berkata seraya menyentuh kening pria itu dengan penuh kelembutan.
Sentuhan dari Glam membuat jantung Damon seketika berdetak sangat cepat di tambah lagi sentuhan itu seperti mengandung setrum ribuan volt yang membuat senjatanya seketika bereaksi cepat, berdiri menantang seolah minta segera di puaskan. Ia segera menepis kasar tangan gadis itu dan beranjak dari tempat tidur, keluar dari kamar itu tanpa mengatakan apapun pada Glam.
"Dasar tidak tahu terima kasih!" gerutu Glam sambil cemberut saat menatap Damon keluar dari kamarnya.
*
*
Nero menghentikan gerakan tangannya yang hendak memasukkan roti ke dalam mulutnya ketika melihat boss-nya berjalan cepat menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil air dingin dari sana. Nero terkekeh-kekeh melihat boss-nya minum air dengan rakus.
"Baru kali ini aku melihat Anda kelelahan seperti itu," ledek Nero, tertawa geli.
Damon melirik tajam asistennya.
Nero langsung melipat bibir ketika melihat lirik tajam itu. Ia seketika merinding dan aura di sekelilingnya mencekam.
"Sudah puas meledekku!" maki Damon seraya mendekati Nero yang duduk di ruang makan.
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu." Nero segera meminta maaf dari pada nyawanya melayang. "Sepertinya tidur Anda nyenyak tadi malam." Nero mengalihkan pembicaraan.
Damon menarik kursi lalu mendudukinya. "Iya, kau benar."
"Anda serius?" Nero terkejut mendengarnya, biasanya boss-nya itu akan terbangun setiap malam ketika mimpi buruk datang dan berakhir tidak akan tidur sampai pagi. Pola tidur Damon sangat buruk karena mimpi sialan itu.
Damon mengangguk yakin.
"Apa karena Nona Glam?" Nero mencoba memastikan.
Damon menarik nafas panjang, menatap menu sarapan yang sudah tersaji di atas meja makan lalu beralih menatap Nero. "Aku tidak tahu!" jawabnya tegas, seraya mengambil sepotong roti dari sana. Perutnya sangat lapar, ia menyantap roti itu dengan satu kali suap. Tapi, benaknya memikirkan ucapan Nero. Apa benar ia bisa tidur nyenyak karena gadis bodoh itu?
Nero menyipitkan mata, menatap lekat boss-nya yang tidak seperti biasanya. Damon selalu makan dengan elegan, table manner pria itu sangat bagus, tapi lihatlah saat ini Damon seperti orang kelaparan dan tidak menggunakan garpu untuk memakan roti.
"Apa kegiatan kemarin membuat Anda kelaparan seperti ini, Tuan?" tanya Nero, kali ini serius.
"Apa?" Damon mengerutkan alis, seketika baru sadar dengan tingkahnya sendiri. Ia segera menelan cepat roti yang dia kunyah.
Nero terkekeh melihatnya, "Anda seperti Tuan Damon yang masih berusia 10 tahun, sangat lucu dan menggemaskan." Nero berkata jujur, melihat Damon makan seperti itu mengingatkannya pada Damon kecil yang masih polos dan lugu.
"Aku sudah selesai sarapan!" Damon kembali dingin, seraya beranjak berdiri.
Gedabruk!!!
Tiba-Tiba ada suara benda jatuh dari atas di sertai teriakan Glam kesakitan.
"Awww!!!" teriakan Glam sampai terdengar ke penjuru rumah mewah itu.
Damon terkejut, segera berlari ke sumber suara.
"Gadis bodoh!!!" teriak Damon ketika melihat Glam jatuh di tangga. Dalam hatinya sangat cemas melihat gadis itu jatuh, ia segera menghampiri Glam yang terduduk di tangga.
"Tuan, sakit!" jerit Glam, menangis, seraya memegang salah satu kakinya, sepertinya kakinya patah.
glam kuret pasti sedih kalau sudah di jelaskan sabar ya glam.
merinding 😱😱😱