"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Siska berjalan lebih dulu..
"Ikut gue Al" masih dengan raut marahnya.
Meninggalkan Rendi yang masih berdiri menyeka bibirnya.
Siska dan Aldo berjalan ke arah parkiran taman tempat mobilnya terparkir.
"Keterlaluan lo Al, kenapa lo mukul Rendi?!" saat ini mereka sudah di dalam mobil takut orang orang dengar keributan mereka.
"Lo belain dia?" Aldo ikut emosi.
"Gue nggak belain siapa siapa. Tapi sikap lo itu bikin gue marah. Lo pikir lo itu jagoan?" Siska menatap tajam pria disampingnya.
"Ck!! Gue cuma bela diri" Aldo membuang muka tak berani menatap Siska.
"Hah?! Bela diri lo bilang? Bela diri tuh kalo lo dipukul duluan terus lo bales itu namanya bela diri.. lah ini lo udah salah, mukul duluan lagi. Kalo lo marah harusnya sama gue, pukul gue! Jangan malah libatin orang lain yang nggak tau apa-apa" sedikit berteriak.
"Mana mungkin gue mukul lo, lagian dia yang udah bikin gue kesel"
"Bikin kesel kenapa? Orang dia dateng baik baik kok.. Lo nya aja yang sensi!" Siska melipat kedua tangannya di dada.
"Ngapain dia nyamperin lo tadi?" Aldo melirik Siska.
"Lo ada hubungan apa sampe sampe setiap saat sama dia. Lo pacaran sama dia? Dia kan yang ngajak lo keluar malem malem itu? Nggak sopan!"
"Gue mau deket sama dia kek, bahkan gue pacaran sama dia juga bukan urusan lo! Inget ya perjanjiannya, lo sendiri yang bilang kalo kita nggak boleh saling mencampuri urusan pribadi masing masing! Gue aja nggak pernah larang larang lo buat pacaran atau deket sama siapapun!"
Deg!!
Aldo terdiam, jawaban Siska sangat membuatnya tecengang.
Memang benar, selama ini dia mengatakan seperti itu pada Siska. Tapi.. ketika kata katanya dibalikkan untuknya, hatinya sangat kesal.
"Aakhhh!!!" Aldo mengacak rambutnya kasar.
"Pokoknya gue nggak mau tau.. lo harus minta maaf sama Rendi besok!" Siska mengalihkan pandangan ke depan.
Aldo membuang kasar nafasnya "iya" Singkat padat dan menjengkelkan. Itu yang ada di benak Siska sekarang.
Kenapa Aldo menjadi emosian, padahal dulu tidak seperti itu.
Sampai di kediaman mama Arumi dan Papa Bagus..
Siska membuka mobil dan menutupnya sedikit keras. Membuat Aldo geleng geleng.
"Assalamu'alaikum.." suara lembut itu diucapkan oleh Siska.
"Wa'alaikumsalam.. Eh, mantu mama sudah datang.. Ya ampun mama kangen loh, kenapa baru kesini sekarang?" Arumi memeluk Siska.
"Iya ma, maaf ya ini aja Siska pulang sore kuliahnya.. Kata Aldo mama sama papa nyuruh kita dateng kesini"
"Iya sayang.. Mama mau menyambut menantu cantik mama, kan Siska belum pernah datang kesini. Yuk masuk"
Terilihat Aldo sudah nyelonong masuk terlebih dahulu.
"Do, nggak sopan kamu.. Main masuk aja, nggak salim dulu" Arumi terkekeh melihat tingkah anaknya.
Aldo pun menyalami mama nya "papa belum pulang ma?" tanya nya mengedarkan pandangan.
"Bentar lagi mungkin, yaudah kalian bersih bersih dulu sana. Do, ajak Siska ke kamar"
"Ayo sayang.. kamar aku di atas" Aldo mengulurkan tangannya.
"Dih!! Kesambet apaan tuh bocah manggil gue sayang, biasanya juga lo-gue" batin Siska.
Meskipun dulu sering dipanggil sayang, tapi untuk saat ini aneh rasanya.
Siska menerima uluran tangan Aldo dengan senyum manisnya, karena sejak tadi mama Arumi memperhatikan mereka.
Sampai di kamar Aldo..
Kamar dengan nuansa sky safari itu terlihat sangat bersih dan rapih, meskipun sudah tak berpenghuni lama. Karena Aldo lebih sering tinggal di apartemennya, selain juga karena lebih dekat dengan kampus. Ia lebih leluasa dan tak terlalu di awasi oleh orang tuanya.
"Gue mau mandi dulu" Aldo meraih mengambil handuk di lemari.
"Emm.. Gue keluar dulu deh kalo gitu" Siska kikuk.
Pasalnya ia tidak berencana untuk mandi karena tidak membawa ganti. Lagi pula kalau cuma mandi dan tak ganti baju rasanya risih.
Aldo menaikkan alisnya "mau ngapain keluar?"
"Bantuin mama kek. Lagian gue nggak mandi juga kan gue nggak bawa ganti" padahal sebenernya dia canggung dengan Aldo.
"Sini aja.. Lagian tadi mama kan nyuruh lo bersih bersih.. Tuh baju lo di lemari" Aldo meninggalkan Siska yang masih duduk di pinggiran kasur.
Dengan mulut ternganga "ini baju buat gue? Wih.. Bagus bagus banget, nggak mungkin kan kalo Aldo yang beliin. Apa mama yang nyiapin ya?" Siska memilah milih baju ada beberapa dress dan setelan..
15 menit berlalu, Siska masih asyik duduk di sofa memainkan benda pipih miliknya.
Aldo keluar dari kamar mandi hanya melilitkan handuk sepinggang.
"Mandi dulu sana. Bau lo!" Aldo berdiri di depan Siska.
Menampilkan perut kotaknya dan dada yang bidang sangat pelukable sekali.
Siska terpranjat spontan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya "Aldo!! Apa apaan lo, pake baju dulu nggak?! Mata gue ternoda!" Siska sedikit mengintip dari celah jari.
"Sok sok an lo! Lo kalo mau gue kasih ntar" Aldo menggoda.
"Apaan sih, minggir nggak!! Gue masih marah ya sama lo gara gara tadi" Satu tangan Siska mendorong perut Aldo.
Karena akan jatuh Aldo langsung menarik tangan Siska. Alhasil mereka jatuh berdua ke karpet bulu dengan Siska di atas tubuh Aldo.
Hembusan nafas dua insan yang saling memburu. Jarak antara mereka hanya 1cm.
Cup!
Satu kecupan lembut mendarat di bibir mungil Siska.
Siska masih memproses kejadian 5 detik yang lalu.
"Lo kalo marah gemesin" ucap Aldo spontan.
"Ihhh.. Apaan sih Al, kok lo main nyosor aja. Lo tuh ya udah nyuri fisrt kiss gue, tanggung jawab lo!" Siska berdiri membenarkan bajunya yang agak kusut.
"Gapapa dong, kan udah halal. Lagian kalo gue minta lebih pun harusnya lo kasih" Aldo ikut berdiri.
"Nggak usah mesum lo! Jangan mentang mentang kita udah nikah terus lo se enaknya aja sama gue ya. Gue cuma mau ngelakuin hal itu sama orang yang gue cinta"
"Emang lo nggak cinta sama gue?" Aldo mendekat ke arah Siska.
"Jangan macem macem ya Al.. gue tendang pusaka lo ntar" Siska menyilangkan tangan ke dada.
"Bar bar banget lo.. Lo tuh istri gue, jadi gue punya hak atas diri lo. Kalo lo nolak, dosa tau, mau lo?"
Siska terpojok, tapi Aldo semakin mendekat. Posisinya sudah di samping kasur.
"Al.. Stop nggak? Jangan macem macem lo!" Aldo tak mengindahkan ucapan Siska.
Bugh!
"Aawwww!!!" Siska menendang pusaka Aldo, tak terlalu keras namun tetap sakit.
"Al.. Lo nggak apa apa?" Siska menutup mulutnya kaget.
Melihat Aldo yang meringis kesakitan membuatnya tak tega, tapi jika tak ia lakukan pasti pasti posisinya sudah terancam.
"Duduk dulu deh.. Emm, gue ambilin obat, aduh. Bentar gue panggil mama" Aldo langsung mencegat Siska, menarik lengannya.
"Nggak usah, yang ada gue diketawain sama mama" Siska serba salah.
"Terus gimana dong?" Siska panik.
"Tiupin" jawabnya enteng.
"Maksud lo?" Siska mengernyitkan dahi.
"Ya kan lo yang berbuat, jadi lo yang harus bertanggung jawab. Aaaww sakit!" menyunggingkan senyum tipis hampir tak terlihat.
Melihat Siska yang masih panik dan ketakutan membuat Aldo semakin ingin tertawa lepas.
Lucu sekali eskpresi istrinya itu, padahal sebenernya cuma sakit sedikit dan sekarang juga sudah sembuh. Tapi karena Aldo jahil, ia ingin membalas perlakuan istrinya tadi.
NEXT...