NovelToon NovelToon
Istri Sewaan Tuan Muda

Istri Sewaan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor jahat
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Haraa Boo

Dipaksa menikah dengan pria beristri membuat Delia berani berbuat nekad. Ia rela melakukan apa saja demi membatalkan pernikahan itu, termasuk menjadi istri sewaan seorang pria misterius.

Pria itu adalah Devanta Adijaya, seseorang yang cenderung tertutup bahkan Delia sendiri tidak tahu apa profesi suaminya.

Hingga suatu ketika Delia terjebak dalam sebuah masalah besar yang melibatkan Devanta. Apakah Delia bisa mengatasinya atau justru ini menjadi akhir dari cerita hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haraa Boo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Anna

Di ruang kerjanya Devan tengah terfokus dengan Ipad yang baru saja disodorkan oleh Anna.

"Apa kamu juga sudah mengecek CCTV di pintu masuk?" tanya Devan tanpa mengalihkan pandangannya dari IPad itu.

"Sudah Tuan dan memang hanya wanita itu yang mencurigakan. Namun ketika saya mengkonfirmasi dengan Nyonya Liliana, Nyonya tidak mengenal siapa dia," jawab Anna.

Devan menyerngitkan dahinya. "Lalu bagaimana dia bisa masuk?"

"Saya sudah selidiki hal ini dan ada 1 tamu yang memang tidak bisa hadir, dia adalah Nona Eve. Namun di daftar tamu ada nama Nona Eve, itu artinya orang itu menggunakan identitas Nona Eve untuk masuk," jelas Anna.

"Eve..." ucap Devan sambil mengingat-ingat nama itu. "Apakah saya mengenalnya?" lanjut Devan sambil menyerahkan IPad yang dipegangnya pada Anna.

"Sepertinya anda pernah bertemu dengannya, tapi..." Anna menggantung ucapannya seperti ada ingin ia sembunyikan dari Devan.

"Kenapa, kamu punya profilnya kan?"

"I-ya Tuan," seru Anna sambil menunjukkan biografi Eve di IPad-nya.

Devan mengamati wajah Eve dengan seksama. Memang wajah itu seperti tidak asing untuknya, namun Devan sendiri lupa pernah bertemu Eve dimana.

"Evelyn Zayn," gumam Devan sambil membaca kata per kata dengan cermat. Devan tidak ingin melewatkan hal sekecil apapun.

"Dia tinggal di Jerman?" ucap Devan sambil terbelalak.

Mengucap nama itu membuat Devan kembali mengingat masa lalunya. Untuk sekarang Devan sangat mengutuk negara itu, ia sudah berjanji untuk tidak menginjakkan kakinya di negara itu lagi.

"Nona Eve adalah teman Nona Be-"

"Jangan sebut nama itu Anna," potong Devan dengan wajah murung.

"Maaf Tuan," jawab Anna sambil menundukkan kepalanya.

Seketika Devan menjadi kesal, ia lantas menyuruh Anna untuk keluar dari ruangannya.

Anna tidak bisa berbuat apa-apa, ia keluar dengan patuh sambil menghela napas panjang. Begitu pintu sudah tertutup, Anna menyandarkan badannya di pintu dengan pikiran menerawang jauh.

Anna adalah saksi hidup Devan, bagaimana dulu Devan bisa melalui masa sulitnya, Anna lah yang paham akan hal itu. Maka dari itu Anna sangat berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya terlebih jika itu menyangkut orang di masa lalu Devan.

*****

Di tempat lain,

"Arkkkkhhhh!!!!"

Seorang pria dengan tangan terikat di atas sedang mengerang kesakitan saat sebuah besi panas menempel di tangannya.

"Apa kamu masih tidak mau bicara?" tanya Dio pada pria yang waktu itu melukai Devan dengan pisau lipat.

Pria itu terdiam. Meski wajahnya sudah berlumuran sirup merah dan seluruh tubuhnya sudah penuh dengan sengatan besi panas, ia tetap tidak mau berbicara.

Sementara dua pria yang lain hanya bisa tertunduk takut di pojok kanan ruangan itu dengan tangan terikat.

Dio beralih pada kedua pria itu sambil membawa sebuah palu berukuran besar. Pria itu ketakutan, mereka terus memohon pada Dio untuk mengampuninya.

"Tolong lepaskan kami, kami benar-benar tidak tau. Dia lah yang mengajak kami untuk menculik Nona itu," jawab pria itu sambil menunjuk ke arah temannya tadi.

"Benar.. Kami hanya mendapat perintah dari dia. Selamatkan kami, kami juga punya keluarga di rumah," jawab pria di sebelahnya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke dalam ruang itu, diikuti dengan suara pintu besi yang terbuka.

Dio segera menoleh dan mendapati Anna masuk ke ruangan yang lebih mirip seperti penjara itu.

"Bagaimana?" bisik Anna pada Dio.

"Mereka berdua sepertinya memang tidak tau apa-apa, mereka hanyalah orang bayaran yang disuruh oleh pria itu," jawab Dio.

Anna lalu berjalan mendekati pria plontos yang sejak tadi terus memandangnya tanpa rasa takut. Bahkan dengan percaya diri, ia menyunggingkan senyum devil-nya yang penuh nafsu.

Anna berjalan mendekati pria itu lalu tiba-tiba mengeluarkan sebuah pistol dari pinggangnya.

Wajah pria itu seketika menegang bersamaan dengan ujung pistol yang kini sudah menempel di dahinya.

Namun belum juga Anna menarik pelatuknya, Anna sudah memiringkan wajahnya dan tersenyum pada pria itu.

"Jangan harap kamu bisa mati semudah itu," ucap Anna.

Perlahan Anna menjalankan pistolnya untuk menelusuri wajah pria itu.

"Kamu pikir.. Kamu bisa bermain-main dengan kami. Kamu salah lawan!" seru Anna sambil mendongakkan wajah pria itu dengan pistolnya.

"Nona, kamu terlihat semakin menggoda," ucap pria itu yang semakin terangsang dengan cara Anna memperlakukannya.

"Oh tentu saja," jawab Anna seolah tidak punya rasa takut sedikitpun. Namun sedetik kemudian Anna mengarahkan pistol itu ke kaki pria di hadapannya dan langsung melesatkan satu tembakan.

Dorrr...

Pria itu berteriak sambil mengerang kesakitan.

"Kamu pikir saya tidak berani?" ucap Anna, masih belum puas hanya dengan menembak kakinya, kini Anna bahkan menginjak kaki bekas tembakannya.

"Kamu hanya seekor lalat kecil yang bisa aku lenyapkan dengan mudah. Jangan kamu pikir kita bodoh!"

"Kalian tidak akan bisa membunuhku!" sentak pria itu dengan kedua mata yang sudah melotot. Lalu kemudian ia tertawa terbahak-bahak.

"Kata siapa!" Tak mau kalah, Anna pun ikut meninggikan suaranya sambil menatap pria itu dengan tatapan sinis.

Anna lalu berjalan keluar sambil melemparkan pistolnya pada Dio.

"Bereskan dia," ucap Anna.

"Tapi kita belum menemukan-"

"Saya sudah tahu," potong Anna.

Anna keluar dengan perasaan campur aduk, lalu tak lama terdengar bunyi tembakan yang berasal dari arah dalam.

Kini Anna sudah berdiri di tepi bangunan sambil menyesap puntung rokoknya. Menghadapi seorang penjahat memang sudah menjadi hal yang biasa bagi seorang Anna. Keahlian dan keberanian lah yang membuatnya berhasil menjadi asisten pribadi Devan.

"Jadi siapa yang sudah menculik Nona Delia?" tanya Dio yang kini sudah berdiri di samping Anna.

Anna mengepulkan asap rokoknya. "Kita harus selidiki Nyonya Margaret terlebih dahulu, aku rasa dia ada hubungannya dengan hal ini."

"Apa, jadi kamu belum tau. Terus kenapa kita bunuh pria itu."

"Dia cuma mengulur waktu," jawab Anna lalu ia mengeluarkan sebuah chip dari sakunya. "Ini, dia cuma mau menjebak kita."

Rupanya, saat Anna mendekati pria plontos itu tanpa sengaja Anna melihat sebuah chip yang terpasang di kerah pria itu. Lalu Anna mengambilnya tanpa sepengetahuannya.

Dio menggenggam chip itu dengan tangan mengepal erat. Bodohnya ia bisa kecolongan, jika tidak ada Anna mungkin bisa saja ia yang terbunuh.

"Kita gunakan chip ini untuk memancing mereka, mungkin selama ini mereka sudah mengawasi kita," kata Anna.

Dio mengangguk paham.

"Apa kita akan melaporkan hal ini pada Tuan Devan?"

"Jangan," seru Anna cepat yang langsung mendapat lirikan dari Dio. "Bagaimana kalau kejadian ini ada kaitannya dengan kejadian 4 tahun lalu yo?"

"Maksud kamu apa?"

"Ahh sudah lah, aku juga belum tau pasti."

Dio sudah menatap Anna dengan sangat intens, bahkan kini Dio mengulurkan kedua tangannya di bahu Anna. "Apa yang kamu bicarakan Na, kejadian itu sudah selesai. Ini juga sudah lebih dari 4 tahun."

"Kamu benar. Oh iya kamu harus tetap disini. Untuk berjaga-jaga gunakan pria lain untuk menggantikan pria brengsek tadi, karena kita tidak tau kapan mereka akan datang."

Anna segera beranjak dari tempat itu karena ia harus kembali ke kantor. Bagaimanapun jika masalah ini berkaitan dengan kejadian empat tahun lalu, Anna ingin membereskannya tanpa campur tangan Devan.

"Anna, hati-hati," teriak Dio begitu melihat Anna sudah berdiri di samping mobilnya.

Anna pun membalasnya dengan lambaian tangan sebelum masuk ke dalam mobil.

BERSAMBUNG...

Haii haii..

Mana nih suaranya, masih setia menunggu like, komen dan subscribe dari kalian nih🥰🥰

1
Maira_
Gimana kalau Belinda tiba-tiba muncul, gak rela aku😢
yanah~
mampir kak 🤗 ceritanya menarik, apalagi visualnya Liu haocun 😍
Haraa Boo
makasih kkak cntik🤩
Yoona
aku dh mampir juga, semangat nulis nya💞💞💞
Alia
Banyak plot twist nya, jadi makin kepo
Maira_
lanjut thor, sukaa🥰,
Bikin Devan salting terus sampe klepek-klepek sama Delia🥰🤭
Alia
kayanya Devan itu udah suka sama Delia sejak awal ketemu deh
Alia
Suka sama karakter Devan🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!