NovelToon NovelToon
Pengasuh Tuan Muda Genius

Pengasuh Tuan Muda Genius

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:63.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Ajeng harus pergi dari desa untuk menyembuhkan hatinya yang terluka, sebab calon suaminya harus menikahi sang sepupu karena Elis sudah hamil duluan.

Bibiknya memberi pekerjaan untuk menjadi pengasuh seorang bocah 6 tahun dari keluarga kaya raya di Jakarta.

Ajeng iya iya saja, tidak tahu jika dia adalah pengasuh ke 100 dari bocah licik itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - Tetap Melaju

Tiba di sekolah, Sean turun lebih dulu dari dalam mobil sebelum Ajeng sempat membukakan pintu untuknya.

Ajeng bahkan sampai harus buru-buru turun untuk segera menyusul Sean, bocah itu tidak berpamitan sepatah kata pun pada sang ayah.

"Kami pergi dulu Pa!" pamit Ajeng, dengan kepala yang menunduk memberi hormat.

Reza terpaku sesaat, Entah kenapa melihat Ajeng yang seperti itu, kini dia malah merasa mendapatkan anak baru.

Apalagi tubuh Ajeng yang tergolong kecil hingga membuat wanita itu terlihat masih sekolah di jenjang sekolah dasar.

Reza tidak menanggapi apapun hingga akhirnya Ajeng pun menutup pintu itu dengan cukup kuat.

Brak!

Sungguh, Ajeng tidak sengaja melakukannya. semua itu murni hanya karena reflek, karena dia buru-buru ingin mengejar Sean.

"Sen! tunggu mbak Ajeng dong."

Sean hanya diam.

"Tadi kok nggak pamit sama papa? lain kali pamit ya?"

Sean tetap betah diam, dia terus berjalan sampai akhirnya bertemu dengan teman-temannya.

Bocah itu mulai bicara dan tertawa, seolah mengacuhkan keberadaan Ajeng.

Huh! sabar, istighfar. Batin Ajeng, dia tetap tersenyum, melambai saat Sean mulai masuk ke dalam kelas. Sementara dia menunggu di ruang tunggu yang memang sudah disiapkan oleh pihak sekolah.

Dari tempat nya duduk ini, Ajeng masih mampu mendengar jalannya kelas yang diikuti oleh Sean.

Mulai dari menyangi, menebak jenis hewan sampai bermain kucing dan tikus.

Diantara banyaknya suara tawa bocah-bocah itu, Ajeng seperti tidak mendengar tawa Sean.

Saking penasarannya, Ajeng memberanikan diri untuk mengintip. melihat Sean yang tetap memasang wajah dingin meski mengikuti permainan itu.

Jam 10 kelas selesai.

Teman-teman Sean keluar dengan ceria, sementara Sean tidak. Hanya tersenyum kecil dan pamit pada sang guru. Lalu menghampiri Ajeng.

"Mbak Ajeng aku capek, bawakan tas ku ya?"

"Baik," balas Ajeng patuh dan antusias.

Mereka berdua keluar bersama, di depan sekolah itu mobil milik Sean sudah menunggu, sang sopir bahkan sudah berdiri di samping mobil itu siap menyambut.

Ajeng duduk di depan lagi, kata pak Reza Ajeng harus selalu duduk disini.

"Mbak Ajeng, aku mau makan bakso tusuk, nanti belikan ya?"

"Baik, dimana belinya?"

"Ada nanti disana."

"Oke."

Mobil terus melaju, cukup jauh dari area sekolah, bahkan jalannya nampak berbeda dari saat pergi tadi, karena kini Sean ingin membeli bakso tusuk kesukaan dia.

"Itu Mbak!" tunjuk Sean.

Sopir perlahan menghentikan mobilnya.

Ajeng turun seorang diri dari dalam mobil itu. Sementara Sean memperhatikan dari dalam sini. Melihat mbak Ajeng yang masih antri.

"Jalan Om," ucap Sean, tatapannya kini berubah dingin. Sebaik apapun mbak Ajeng untuk dia, Sean tetap tak mau didampingi oleh seorang pengasuh.

Dia ingin ibunya lah yang menemaninya seperti ini, bukan orang lain.

"Tapi Sean, mbak Ajeng kan masih di luar," jawab Deri, sang supir.

"Aku bilang jalan, dengar tidak?"

Deri tak punya jawaban lagi atas pertanyaan itu. Meski dia merasa sangat bersalah kepada Ajeng tapi akhirnya dengan perlahan Deri pun kembali menekan pedal gas.

Sampai akhirnya mobil itu kembali melaju dan benar-benar meninggalkan Ajeng seorang diri di sana.

"Loh, kok mobilnya pergi!" cemas Ajeng, dia sengaja menoleh ke arah mobil untuk memastikan keadaan sang anak asuh, tapi ternyata malah melihat mobil itu yang pergi meninggalkan dia.

Ajeng yang cemas langsung berlari, padahal bakso tusuk itu belum sempat dia beli.

"Sen!!"

"SEN!!" pekik Ajeng, tapi mobil itu tetap melaju.

1
Patrish
cauvade syndrome..... itu karena saking bucinnya papa Reza....
Supriyatun
hahahahahha
Supriyatun
sudah baca thor sudah tamat bacanya bagus ceritanya dokter alam
Supriyatun
aku juga ah🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤣hahahahaha
Patrish
salah musuh Mon... soal acting yang melas melas..dia mah suhunya
Patrish
harusnya kamu berterimakasih pada Erwin.. kalo tidak ada penyelewengan.... ga kebagian si cantik kau..
Supriyatun
betul apa tidak itu ayahnya sean curhat sama anaknya.padahal kan usianya katanya 33 heheheh.jadi geli aku bacanya tapi lucu juga si seandainya ada ayah curhat sama anak tuk carikan jodoh heheheje .namanya juga cerita kwkwkwk.semangat thor.bagus ceritanya.
Supriyatun
author lebih gila lagi kwkwkwkwk 🤭🤣😜🙏🏻hahahahahhs
Supriyatun
hajhahjajajaa aduh ngakak deh author emang debes alias hebaaat
⍣⃝ꉣꉣLintang.❀∂я
wuah anak kodok mulai ngereog nih ... 😂🤣😂🤣
⍣⃝ꉣꉣLintang.❀∂я
siap, diterima komandan !! 🤣🤣
⍣⃝ꉣꉣLintang.❀∂я
Oalah... ngunu to tibake 😂😂😂
⍣⃝ꉣꉣLintang.❀∂я
to the point ya papa Reza 🤣🤣👍👍👍
⍣⃝ꉣꉣLintang.❀∂я
Cerita ringan namun mampu membuat pembaca ingin terus menanti kelanjutannya. Authornya keren banget 👍👍👍
⍣⃝ꉣꉣLintang.❀∂я
lope lope papa Reza ❤️❤️❤️❤️
⍣⃝ꉣꉣLintang.❀∂я
Papa Reza, akui saja kalau kamu menyukai mbak Ajeng 🤭🤣
⍣⃝ꉣꉣLintang.❀∂я
Ya ampun Thor, aku ketawa sendiri baca part ini ... 🤭🤣🤣
Supriyatun
Luar biasa
Lilik Farihah
cie...cie naik setingkat, papa Reza d berani pegang tangan Ajeng😀
Lilik Farihah
wah anak sm BPK sudah jd BESTie 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!