NovelToon NovelToon
Bukan Sebatas Pengganti

Bukan Sebatas Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Kalandra terpaksa menerima perjodohannya itu. Padahal dia akan dijodohkan dengan perempuan yang sedang hamil lima bulan.

Saat akan melangsungkan pernikahannya, Kalandra malah bertemu dengan Anin, perempuan yang sedang hamil, dan dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengannya. Ternyata Anin kabur dari rumahnya untuk menghindari pernikahannya dengan Kalandra. Anin tidak mau melibatkan orang yang tidak bersalah, harusnya yang menikahinya itu Vino, kekasihnya yang menghamili Anin, akan tetapi Vino kabur entah ke mana.

Tak disangka kaburnya Anin, malah membawa dirinya pada Kalandra.

Mereka akhirnya terpaksa menikah, meski tanpa cinta. Apalagi Kalandra masih sangat mencintai mantan kekasihnya. Akankah rumah tangga mereka baik-baik saja, ketika masa lalu mereka mengusik bahtera rumah tangga mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Delapan

Sudah hampir empat bulan Anin tinggal di rumah Kala, semua berjalan dengan baik-baik saja, Anin dan Kala sudah saling akrab. Mereka berdua juga sering pergi bersama layaknya sepasang suami istri. Kala juga dengan senang hati mengantar Anin check-up kandungannya ke dokter kandungan. Tidak ada rasa canggung lagi di antara mereka. Kala yang tadinya ingin tinggal di rumah Bi Imah, sekarang dia tinggal di rumahnya, karena kandungan Anin sudah semakin membesar. Kandungan Anin sudah memasuki bulan ke-9. Dia sudah merasakan susah untuk tidur kalau malam. Anak di dalam perutnya sangat aktif sekali.

Anin terlihat membolak-balikan tubuhnya untuk mencari posisi yang pas untuk tidur. Anin keluar kamar karena tidak bisa tidur. Dia menghampiri Kala yang sedang mengerjakan pekerjaan kantornya. Anin duduk di depan Kala, Kala mengalihkan pandangannya dari laptopnya, karena melihat Anin duduk di depannya.

"Belum tidur?" tanya Kala.

"Tidak bisa tidur, dari tadi mau tidur tapi anakku meminta bermain terus," jawab Anin manja. Kala mengernyitkan dahinya.

"Tidurlah, sudah jam 10 malam," ucap Kala sambil berdiri dan menghampiri Anin.

"Ayo tidur," ajak Kala. Anin membulatkan matanya menatap Kala.

"Ayo, ke kamar. Aku tidak akan macam-macam denganmu," ucap Kala.

"Kala, tapi," ucapnya terhenti dengan menatap Kala serius.

"Tapi apa? Mau begadang lagi? Ayo tidur, Anin?" Kala menarik tangan Anin menuju ke kamar.

"Tidur, aku temani kamu," ucap Kala.

"Hah…? Aku bisa tidur sendiri, Kala!" tukas Anin.

"Ya sudah aku keluar." Kala keluar kamar Anin. Saat Kala sudah di ambang pintu kamar Anin, Anin memanggilnya kembali.

"Kala, tunggu," panggil Anin.

"Apa?" tanya Kala.

"Aku ikut keluar, gak bisa tidur, di kamar panas sekali," ucap Anin manja.

"Anin, ini AC udah paling dingin, masa iya masih panas? Aku saja dingin sekali. Sudah tidurlah, aku mau ambil laptopku dulu, aku temani kamu di sini sambil menyelesaikan pekerjaanku," ucap Kala.

Anin menuruti kata Kala, dia membaringkan tubuhnya di ranjang, rasanya sulit sekali menemukan posisi tidur yang pas. Kala kembali masuk ke kamar Anin, dia melihat Anin yang masih membolak-balikan tubuhnya mencari posisi yang pas untuk tidurnya. Kala duduk di samping Anin, tanpa sadar dia mengusap perut Anin yang semakin membuncit.

"Tidur ya, sayang. Kasihan mamahmu, jangan nakal," ucap Kala sambil terus mengusap perut Anin. Entah kenapa saat mendapat sentuhan lembut dari Kala, anak dalam kandungan Anin tidak menendang-nendang lagi, dan terasa tenang. Hati Anin pun sedikit menghangat.

"Sudah tidurlah, aku di sini menemanimu," tangan Kala belum beranjak dari perut Anin. Sedikit demi sedikit mata Anin mulai terpejam, dia tertidur pulas karena Kala mengusap lembut perutnya.

"Ah ... apa-apaan aku ini? Kenapa aku seperti ini dengan Anin? Aku tak pernah menyentuh wanita lain selain Sandra. Iya hanya Sandra, yang aku sentuh. Mungkin sudah seperti Anin dan kekasihnya," gumam Kala dalam hati.

"Kita sama-sama disakiti, Anin, sama-sama ditinggalkan. Aku tahu rasanya ditinggalkan, terlebih kamu ditinggalkan dalam keadaan hamil seperti ini," ucap Kala lirih.

Kala melepaskan tangannya dari perut Anin saat dirasa Anin sudah sangat pulas. Dia menaikan selimut Anin hingga menutupi dadanya. Dia mengusap kepala Anin, setelah itu dia duduk di kursi yang berada di kamar Anin, dia menyelesaikan pekerjaannya lagi hingga selesai.

Kala sudah merasakan kantuk yang luar biasa, dia mematikan laptopnya dan dengan pelan-pelan mengemasi pekerjaannya. Dia mendekati Anin yang masih tertidur pulas, dia mengusap perut Anin lagi, dan saat dia melepas tangannya dari perut Anin, Anin menarik tangan Kala.

"Please, jangan pergi, jangan tinggalkan aku." Anin mengigau sambil menarik tangan Kala.

"Iya aku tidak kemana-mana," ucap Kala. Dia akhirnya duduk di sebelah Anin dengan menyandarkan dirinya di tempat tidur. Tangan Anin masih kuat memegang tangan Kala. Kala yang sudah sangat mengantuk, dia merebahkan tubuhnya di samping Anin dan tanpa sadar dia memeluk erat tubuh Anin hingga pagi

Suara ketukan pada pintu kamar Anin terdengar oleh Anin. Anin mengerjapkan matanya, lalu membuka matanya perlahan karena mendengar ketukan pada pintu kamarnya. Dia merasakan berat pada perutnya, dia melihat sebuah tangan melingkar di perutnya, dan dia menoleh ke samping tempat tidurnya.

"Ya Tuhan ... Kala? Kamu ngapain tidur di sini?" ucap Anin lirih. Dia memandang wajah Kala yang sangat tampan sekali, dia merasa nyaman dengan pelukan Kala, Anin membelai wajah Kala yang masih tertidur pulas dan akhirnya tersadar karena Bi Imah mengetuk pintu kamar Anin lagi dan memanggil Anin. Anin dengan pelan menyingkirkan tangan Kala sambil mengusap lembut kepala Kala.

"Ehmmp ... jangan bangun dulu, Sayang .... Aku masih sangat merindukan pelukanmu, Sandra." Kala mengigau dan menyebut nama Sandra.

"Sandra?" lirih Anin. Ada rasa kecewa dalam diri Anin sebenarnya.

Anin menepuk-nepuk pipi Kala agak keras agar dia segera sadar dari tidurnya. Dan Kala membuka matanya perlahan dan melihat wanita yang di peluknya adalah Anin.

"Hei, kenapa melihatku?! Aku Anin, bukan Sandra, buka matamu lebar-lebar dan segera singkirkan tanganmu!" tukas Anin. Kala sangat kaget dengan perlakuan Anin.

"Lepas!" Anin menepiskan tangan Kala dengan kasar.

"Mbak Anin, sarapan sudah siap!" teriak Bi Imah dari balik pintu.

"Ah, iya Bi, sebentar Anin baru selesai mandi!" seru Anin dari dalam kamar.

Anin melihat Kala yang masih saja duduk bersandar di tempat tidur. Anin mendekatinya dan menatap sinis pada Kala.

"Keluar dari kamarku!" Anin mengusir Kala.

"Anin…" panggil Kala.

"Apa? Kamu tidak mendengar aku bilang apa? Perlu aku ulangi sekali lagi?" desis Anin dengan sedikit kesal. Kala menyadarinya dia tadi menyebut nama Sandra saat memeluk Anin.

"Maafkan aku," ucap Kala sambil beranjak dari tempat tidur Anin.

"Tidak perlu minta maaf, sudah sana kembali ke kamarmu lalu mandi," ucap Anin masih dengan nada ketusnya.

Kala hanya terdiam, dia keluar dari kamar Anin sambil membawa pekerjaannya yang semalam ia selesaikan di kamar Anin. Anin masih merasa kesal sekali dengan apa yang tadi Kala ucapkan. Iya, dia tanpa sadar menyebut nama Sandra.

"Kenapa aku semarah ini pada Kala? Aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa? Tapi, kenapa sesak sekali dadaku mendengar Kala menyebut nama Sandra di samping ku? Apalagi saat memeluk ku tadi. Anin! jangan jadi wanita bodoh kamu! Dia bukan siapa-siapa kamu, Anin. Ingat, kamu di sini hanya menumpang saja. Mau dia menyebut nama Sandra, atau siapa lah, itu bukan urusan kamu, Anin?" ucap Anin lirih sambil merutukk dirinya.

Anin bergegas ke kamar mandi untuk segera mandi, dia melihat celana dalamnya basah.

"Kok basah? Masa iya aku pipis di celana?" gumam Anin. Dia tak menghiraukannya lagi dan melanjutkan untuk mandi.

Kala masih terduduk di atas ranjangnya seusai mandi. Dia belum memakai pakaiannya, dia hanya melilitkan handuk saja di pinggangnya. Dia masih memikirkan kejadian tadi di kamar Anin, bisa-bisanya dia menyebut nama Sandra lagi. Terlintas nama Sandra di dalam pikiran Kala.

"Sandra, iya aku merindukanmu, bahkan sangat merindukanmu, dan aku masih mencintaimu sampai detik ini. Andai kita masih bersama, kita pasti sudah bahagia, San. Tapi apalah dayaku, kamu sudah menjadi milik orang lain, ini saatnya aku menuruti semua apa yang orang tuaku minta. Iya, mereka ingin aku menikahi Anin setelah anak Anin lahir," gumam Kala dalam hati.

"Mungkin Anin marah mendengar aku menyebut nama Sandra tadi. Memang aku sangat nyaman berada di sampingnya, menemaninya, tapi aku tidak bisa mencintai Anin, aku tidak bisa. Aku hanya meraasa kasihan saja pada Anin, itu yang membuatku mau menikahi Anin," ucap Kala lirih. Dia segera memakai bajunya, dan bersiap untuk sarapan bersama Anin.

1
sarinah najwa
miris sekali jadi Anin..... di tinggal kan pacar lagi sayangnya hamil lagi terus harus mengemis cinta suami keintiman saja mengemis juga... hum author kejam sekali sama anin😤😤😤
RN
lumayan
RN
lanjut
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Siti Aisyah Aisyah
smngat trs thor
Siti Aisyah Aisyah
lajut up lg thor dn💪💪💪💪💪
Jeng Ining
aq ga mampu meliat niat baik sandra meskipun omongannya bgtu manis membujuk Kala utk tetap menikahi Anin dn menolak utk ttp dicintai Kala.. krn kenyataannya dia menyodorkan diri dn bahkan smpe menginap di rmh Kala.. klo dia perempuan baik² gak akan ninggalin suami dn nginep d rmh mantan pacar smpe berhari²🙄🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!