NovelToon NovelToon
SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA

SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Momy ji ji

Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.

Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.

Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??

Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

Tuan pemilik kartu hitam.

"keburu dingin, yuk makan." Ucap Araa menyadarkan Dona.

"Ah, iyaa." Balas Dona menyerahkan Black card milik Araa.

Mereka berdua, menyantap makanannya dengan lahap. baik Dona maupun Araa, keduanya terlihat seperti orang yang sedang kelaparan. hingga mangkuk berisi bakso itu licin bahkan tak tersisa setetes kuahnya.

Tringgg tringgg.!!

ponsel Dona berbunyi, layar itu memperlihatkan siapa si penelepon. nama di panggilan itu Ialah Ibunya Dona, tanpa ragu, Dona mengangkatnya.

"Hallo Bu..." Sapa Dona.

"Dompetmu ketinggalan Nak, ini ibu beresin kasurmu, eh ada dompetmu disini." Ucap Erika, ibu Dona.

"Apaaa!!!......"Dona berteriak kaget mendengar tutur kata sang ibu.

Dona Mengecek seisi Tasnya. namun, Ternyata benar, dompetnya ketinggalan di kasurnya. Tadi pagi sebelum berangkat, Dona sempat membuka dompetnya, dan memberikan sejumlah uang Jajan untuk sang adik ke sekolah. jadi, mungkin dia meletakkannya disitu dan malah kelupaan.

"Yah, mana Baksonya sudah habis, ngak bisa di balikin lagi." ucapnya menyesal.

"kalau gitu Ibu matiin, belajar yang rajin. salam buat Nak Araa juga ya Dona." Ucap Erika, lalu mematikan sambungan telfonnya.

'ihh ibu tega banget sih, ngak niat tolongin apa.' Batin Dona.

"Apa yang terjadi Dona, mukamu kenapa gitu?" tanya Araa, memandang Dona bingung.

Dona melihat Araa dengan senyuman kikuknya.

"Dompetku ketinggalan." Jawabnya malu.

"Kalau gitu, aku yang bayarin, anggap aja giliran aku yang nraktir." Balas Araa pada Dona.

"makasih ya Araa hehehe..." Ucap Dona.

"Apasih, kek 1M aja harga bakso ini." Balas Araa gemas dengan raut wajah Dona yang terlihat menggemaskan.

"iyaa Araa, Iyaa tahu kamu sudah kaya sekarang. walau kaya dari lahir sih." ucap Dona menertawakan ucapannya sendiri.

kemudian Araa dan Dona membahas dengan apa mereka menuju Mall. Dona mengajak memakai motornya, Araa tidak punya pilihan lain. dia juga sependapat dengan Dona, ngak mungkin juga Carine masih menunggunya kan, pikirnya.

keduanya menuju Area parkiran setelah Araa membayar lunas makanan mereka tadi menggunakan uang pribadinya, Araa juga tidak cukup yakin apakah uang dalam kartu hitamnya bisa ditarik. kalaupun bisa, dia tidak seberani itu menggunakannya sembarangan.

Araa syok melihat mobilnya masih terparkir rapih disana, itu berarti sedari pagi carine menunggunya!. wanita itu lebih aneh sepertinya. apa punggungnya tidak sakit jika berada di dalam mobil dalam waktu lama begitu.

"Araa! loh, sepupumu nungguin kamu?" Tanya Dona tidak habis pikir, sepupunya Araa ngak punya kerjaan apa, terlalu baik ngak sih.

"Kamu tunggu disini ya, coba aku ngecek bentar" Balas Araa, lalu dia melangkah menuju mobil itu.

tok tok!!!

"Carine!!!...apa kamu di dalam?" Araa mengetuk pintu itu karena dikunci dari dalam, kacanya pun privasi hingga pasang mata tak dapat melihat ke dalam mobil.

Mobil itu terbuka, carine lantas turun dengan gugup hendak membungkuk hormat didepan Araa. namun, dengan cepat dicegah oleh Araa, bisa gawat kalau Dona melihatnya akan timbul kecurigaan. bisa ribet jadinya.

"Maaf.. Maafkan saya Nona Araa, saya lalai dan malah ketiduran. Maaf.. Maafkan saya," Ucap Carine menyesali perbuatannya, baru sehari dia sudah mengecewakan untuk Araa.

"Ya ampun... Aku kira kenapa, syukur kamu tidur, kalau pingsan gimana?. mati juga gimana? aku yang repot, lagian ngapain sih masih disini. kamu pasti punya kerjaan lain kan Carine." Ucap Araa bertubi-tubi pada Carine.

"Saya kan supir Nona, jadi tugas saya sekarang hanya memprioritaskan kemanapun Nona pergi." Balas Carine, sesuai yang diperintahkan kepadanya.

"Duhh.. terus gimana dong ini, aku dan Dona mau ke Mall Carine, Aku sama dia pakai Motor, kalau kamu mau, ikut aja. tapi kamu bawa mobilnya ya?" Ucap Araa.

"Maaf Nona, Anda harus tetap memakai mobil. ini atas perintah Tuan." Balas Carine.

"Iya.. iya.. kamu tu emang ngak bisa di ajak kerja sama. Aku mau ngajakin Dona pakai mobil, tapi motornya gimana dong?" Tanya Araa dia juga pusing harus bagaimana.

"Itu gampang Nona, Motornya biar saya yang urus" Jawab Carine.

"Yakin!.. Kamu ngak niat jahat kan, sama motor sahabatku. " Tanya Araa memastikan.

"Saya tidak akan macam-macam kok Nona"

Jawab Carine yakin.

Araa menatap serius Carine, merasa wanita ini terlihat meyakinkan. dia menyetujui dan mencoba berbicara dengan Dona.

"Ntar rubah panggilanmu ya Carine, panggil Araa saja. Awas kalau Nona Nona Nona lagi. " Peringatan Araa pada Carine.

Araa melangkah Ke arah Dona dan mengatakan sesuatu padanya, ditambah sedikit bumbu kebohongan. lengkap sudah, untuk meyakinkan seorang Dona, hal yang saat mudah bagi Araa membohonginya.

'Maaf Dona, aku belum bisa jujur padamu.' Batin Araa merasa bersalah.

Akhirnya ketiga orang itu menuju Mall. tempat perbelanjaan umum, diperjalanan, Araa dan Dona sibuk dengan gosip mereka. sedangkan, Carine. tetap fokus pada jalanan didepannya.

"Carine, aku boleh nanya ngak.... kamu kerja dimana?, umurmu berapa?, tipe cowok yang kamu suka kayak gimana sih." Tanya Dona menatap Carine.

"Carine, jawab dong!, kok diam aja?" Ucap Dona lagi.

"Usiaku 27 Tahun Nona." Balas Carine.

"Apa!!!!!," Teriak Dona maupun Araa secara bersamaan.

"yang benar saja... Wajahmu keliatan muda sekali, Tapi.. usiamu sudah setua itu." Balas Dona tidak menyangka, kalau usia Carine sudah mendekati kepala tiga.

"Maaf.. tapi kita sudah sampai." Ucap Carine saat mobilnya sudah terparkir dengan Rapi.

"Ahh, iya kak Carine. makasih ya.. udah beri tumpangan buat kita, yuk Dona." Araa menarik Dona untuk keluar dari mobil itu.

Carine, turun dengan cepat dan langsung membukakan pintu mobil untuk Araa. perlakuan Carine yang terkesan tidak biasa, membuat Dona sedikit curiga. apakah benar wanita ini adalah kakak sepupu Araa, atau sebenarnya bukan. cuman dia tetap percaya pada Araa, sahabatnya. tidak mungkin juga Araa membohonginya kan.

Dona dan Araa sudah turun dari mobil dan hendak pamit pada Carine.

"Kak kita mau belanja dulu ya, kakak tunggu disini aja." ucap Araa merubah panggilannya, saat mengetahui ternyata usia Carine jauh di atasnya.

"Tapi, bisakah saya ikut?" Balas Carine.

"Kesian loh Araa, ajak kak Carine aja sekalian bareng kita." timpal Dona.

'Aku tau tujuanmu.' Batin Araa menatap Carine penuh curiga.

Araa terpaksa membiarkan Carine, mengikuti mereka. ketiga orang itu berjalan bersamaan di keramaian dan kerumunan orang. sambil melihat-lihat, Dona dan Araa masuk ke sebuah tokoh kosmetik. diikuti Carine di belakang mereka, Araa berniat membeli liptint yang biasa dia pakai. sebab yang tersisa isinya tinggal sedikit.

Araa mengambil beberapa barang yang dibutuhkannya, dia juga menyuruh Dona mengambil apa saja yang wanita itu perlukan.

karena diberi kesempatan seperti itu, Dona memanfaatkannya dengan sangat baik. dia mengambil beberapa alat make up dan bedak yang stoknya sisa sedikit dirumah.

Tak sampai disitu, ketiganya memasuki beberapa tokoh. hingga keranjang Araa maupun Dona terlihat sangat penuh sekarang.

sedangkan yang mengikuti di belakang mereka yaitu Carine, sama sekali tidak membeli satupun barang.

"Araa... Punyaku udah penuh ni. kamu sih main masukin aja, penuhkan jadinya." Ucap Dona menunjuk keranjang belanjaannya.

"Kalau kurang tambah keranjang lagi aja gpp Dona. nanti aku yang bayarin, tenang aja." Balas Araa.

"bukan gitu.. Aku ngak enak Araa, Sepupumu dari tadi cuman ngikutin kita, tapi ngak beli apa-apa." Ucap Dona sedikit menurunkan Sanna bicaranya.

"ngak usah dipikirin. kak Carine ngak membutuhkan semua ini, kartu hitamnya pasti lebih dari satu." Balas Araa meyakinkan Dona.

"iya juga sih, tapi aku udah selesai. kamu gimana," Ucap Dona setuju dengan perkataan Araa.

"Sudah juga, kalau gitu go ke kasir." Balas Araa.

mereka kemudian menuju kasir untuk membayar semua belanjaan Araa maupun Dona. Sang kasir, terlihat menghitung semua barang belanjaan mereka di layar komputernya. hingga berapa totalnya terlihat jelas disana.

"Araaa!!!!, ya ampun banyak amat. kurangi separuh yuk...." Dona kaget menatap angka di komputer itu.

Barang belanjaan Dona dan Araa, mencapai angka yang sangat fantastis.

"Totalnya, lima belas juta delapan ratus lima puluh Kak. pembayarannya cash atau debit?" tanya kasir.

"Debit Kak, ini." balas Araa memberikan kartunya tanpa membalas ucapan Dona.

Sang kasir terlihat sedikit kaget saat menerima kartu dari customer didepannya. sebab, keduanya tampak tidak seperti orang kaya pada umumnya yang bersikap arogan dan menunjukkan kekuasaannya.

pembayaran itu berhasil, Araa dan Dona mendorong keranjang mereka keluar dari Mall. Carine mengikuti tanpa mengeluarkan sepatah kata sedari tadi.

sesampainya didekat mobil, Carine dengan cepat memasukkan barang belanjaan Araa juga Dona di bagasi mobil.

"Araa.. sepupumu sedikit aneh ngak sih?" Tanya Dona menatap perlakuan Carine didepannya.

"Kak Carine, memang kayak gitu Dona, udah biarin aja." Balas Araa.

"Kak, nanti ke rumah Dona dulu yah." Ucap Araa pada Carine.

"Baik." balas Carine.

Dona tidak mau memikirkan keanehan Carine lagi, saat ini. dia sangat bahagia menatap barang belanjaannya yang super banyak banget. bukan hanya miliknya, Araa memasukkan beberapa snack juga kebutuhan dapur milik Sang ibu. sehingga terlihat seperti belanja bulanan sih, dia sudah tidak sabar pulang kerumah. pasti Ibu dan adik adiknya sangat senang nantinya.

perjalanan menuju rumah Dona tidak memakan waktu lama, mobil mewah itu berhenti tepat di depan sebuah rumah kecil, namun terlihat bersih dan rapih. itu adalah rumah Dona.

Ilustrasi.

Araa membantu Dona mengangkat belanjaannya, melihat itu.. Carine, ikut membantu keduanya.

"Ibuu... Dona pulang..." Teriak Dona saat pintunya terbuka.

"Yah ampun Dona, kamu bawa apa banyak bener." ucap sang ikut melihat beberapa kantong belanjaan Dona

"Ada Nak Araa juga toh, duduk dulu.. Ibu ambilkan minum." Ajak Erika.

"Gausah Bu, aku ngak bisa lama soalnya." jawab Araa pada ibunya Dona.

"Loh.. kok gitu, duduk dulu, masa langsung pulang." Balas Erika.

"Maunya sih gitu Bu, tapi Araa ada urusan soalnya." Balas Araa mencari alasan.

"yasudah... Ibu anterin kedepan yu." ucap Erika pasrah.

Erika dan Dona mengantar Araa kedepan, Araa mencium tangan Erika lalu pamit. kemudian Araa masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan rumah Dona.

Erika masuk kedalam rumah dan melihat belanjaan Dona yang sangat banyak.

"Nak... itu yang disamping Araa siapa?" tanya Erika.

"Sepupunya Araa Bu." Balas Dona.

"gitu ya... Terus belanjaan kamu ini banyak banget Nak, kamu ngak pakai tabungan kamu kan?" tanya Erika memastikan.

"Di traktir Araa hehehe......" Balas Dona tertawa kecil.

"Ya ampun Dona....., kamu itu ya, kenapa ngak bilang sama Ibu. jadinya Ibu belum ucapin terimakasih ke Nak Araa." timpal Erika sedikit marah.

"Maaf Bu... " balas Dona.

Carine mengemudi mobilnya membela jalanan Ibu kota, menuju Mansion. hingga mobil itu masuk kedalam pagar menjulang tinggi itu.

Hingga Sampai, Araa turun dari mobilnya. dan masuk kedalam Mansion, barang belanjaannya dibawakan oleh beberapa pelayanan juga Carine.

"Makasih ya Carine udah anterin aku hari ini." ucap Araa.

"Sudah tugas saya Nona." Balas Carine sopan.

"Oh yaa.. ini buat kamu." Araa menyerahkan satu totebag pada Carine.

"Tapi Nona, saya tidak bisa Terima ini." Balas Carine takut menatap totebag ditangan istri tuannya.

"Kamu mau nolak pemberianku?, Ambil." Araa menyerahkan langsung ke tangan Carine.

"Bi Dini, tolong bantu bawain belanjaanku ke kamar ya." ucap Araa menatap Bi Dini.

"Baik Nona." Balas Bi Dini sambil tersenyum menatap barang belanjaan Araa.

"Kamu boleh pulang Carine, aku sudah ngak ke mana-mana lagi." Ucap Araa.

"Baik Nona, kalau gitu saya pamit. sebelumnya Makasih Nona." balas Carine singkat.

'Saya masih harus ke kantor dan melaporkan kegiatan Anda hari ini Nona, semoga Tuan tidak marah.' Batin Carine menatap totebag ditangannya.

Araa kemudian melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya, sesampainya. dia masuk dan menutup pintu kamar itu, Araa menatap belanjaannya sambil menyunggingkan senyum puas.

"Tuan pemilik kartu hitamku, kamu pasti akan kesal jika tahu aku sudah menghamburkan Uangmu hihihi....." Araa terkekeh penuh maksud.

bersambung.........

1
mommy ji ji🖤💋
harusnya Bi dini😅😆🙏
mommy ji ji🖤💋
duhh typo lagi🙏🙏😆
Gourry Gabriev
Aku terhipnotis dengan alur ceritanya, jangan berhenti menulis ya, thor!
Eonjin♤
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
Enoch
Terhibur banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!