Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Serangan mendadak
Nilam bersama dengan Andini mendatangi gunung yang di duga adalah tempat orang yang sudah membuat santet, mereka menatap seluruh penjuru karena penasaran apa memang ada yang menunggu kawasan yang sebenar nya lebih mirip bukit saja, kalau di katakan gunung maka terlalu kecil bentuk nya. ada satu pondok yang sudah usang, pondok itu mereka masuki untuk melihat apa kah ada orang di dalam.
Namun ternyata pondok ini usang sama sekali tidak ada bekas kehidupan di sana, sudah pasti orang tak pernah ada yang menghuni di sini. Nilam ragu bahwa bukit ini adalah tempat orang yang mengirimkan santet, karena sama sekali tidak ada apa apa yang bisa mereka temukan di sini.
"Kenapa tidak ada apa apa, bahkan jejak manusia juga tidak ada?" Nilam bertanya tanya.
"Bagai mana ini, aku harus cari dia kemana?!" Andini sangat panik.
"Tenang dulu lah, kan kita juga baru memulai." sahut Nilam.
"Huhuhuuu...bagai mana bila aku tidak bisa menemukan dia?" Andini malah menangis pilu.
Nilam tau apa yang sedang Andini rasakan sekarang, dia pernah ada di posisi ini. memang rasa nya akan sangat tergesa gesa karena takut bila ternyata tidak mampu menemukan orang yang sudah membunuh nya, atau nanti saat sudah tau maka hati akan di kejar dengan rasa cemas bila tidak mampu untuk membunuh.
Dulu Nilam pun merasakan hal seperti itu, tapi dia beda kasus dengan Andini. Nilam langsung tau bahwa pelaku itu istri muda Bram sang suami, sehingga dia tidak perlu mau susah payah segala mencari nya seperti ini, tugas Nilam saat itu hanya membantai mereka yang sudah menyakiti tanpa harua mencari.
Itu pun Nilam masih berkeliaran sampai kedesa tetangga untuk mencari cara agar bisa membantai Ratna sang madu, karena Ratna punya banyak pegangan ilmu sehingga agak susah untuk di taklukan. maka nya dulu Laras juga sampai kenal dia, dan berakhir Nilam malah jadi besty Maharani.
"Nilaaam."
"Ada apa?" Nilam membantu Andini bangkit dan berusaha agar dia tenang.
"Bila aku membunuh banyak orang, apa aku selama nya jadi setan jahat dan tidak bisa berubah wujud?" tanya Andini pelan.
"Kau ingin berubah menjadi semula karena ingin bertemu Hendra?" tanya Nilam pula.
"Sebenar nya iya bila bisa, aku ingin berpamitan pada dia! kemarin aku punya kesempatan dan ku gunakan untuk berpamitan pada Salsa." angguk Andini.
"Bisa! meski akan sangat susah, dulu aku juga susah karena banyak nyawa yang ku musnahkan." jawab Nilam apa ada nya.
"Se-seperti nya.....aku akan banyak membunuh orang." desis Andini walau agak ragu.
"Tidak apa apa, jangan takut! kau memang setan, jadi bersikap lah layak nya setan saja." Nilam mengusap pundak Andini.
Andini mengangguk dan memang mungkin saja bukan cuma tujuh nyawa yang akan dia bunuh, tujuh itu adalah kesempatan yang di berikan oleh Purnama. bila dia sampai lebih membunuh orang, kesempatan nya jadi arwah suci akan sangat sulit karena dia sudah menuruti hawa nafsu menghabisi nyawa orang.
Wuuussssh.
Wuuuttt.
Duaaaar.
Selarik cahaya hitam tiba tiba saja menyerang kearah mereka berdua, untuk Nilam yang gerakan nya sangat gesit menangkis nya dengan selarik api juga sehingga bentrok lah cahaya tersebut. ledakan sangat keras menggema dalam bukit ini, bahkan pohon juga bergetar kencang.
"Siapa? siapa orang yang sudah menyerang kita!" Andini berkelebat mencari sumber serangan.
"Ada penghuni nya ternyata di bukit ini." gumam Nilam segera menyusul.
"Dari mana tadi asal nya, Lam?" Andini yang terbang menatap kesana kemari.
"Aku juga tidak tau, cahaya itu datang nya cepat sekali." sahut Nilam yang terbang juga.
"Pasti orang yang sama juga, dia tau kita datang!" geram Andini mulai kesal.
Wuuuutt.
Braaaak.
Serangan Andini hanya menghantam tempat kosong saja sehingga menimbulkan tanah yang berlubang, Nilam memperhatikan kekuatan Andini yang masih dua tingkat di bawah nya. mungkin karena dia masih jiwa murni, belum ada bertapa.
"Tidak ada apa apa di sini, di mana orang itu!" teriak Andini.
"Sialan!" Nilam mengumpat karena tidak bisa melihat jejak nya sama sekali.
"Ku rasa dia tau aku akan datang, maka nya bersembunyi rapi." geram Andini kesal juga lama lama.
"Kita tunggu malam ini di sini, aku ingin lihat bagai mana cara di bersembunyi." tegas Nilam.
"Baik lah, aku tidak masalah kok." Andini juga setuju.
Dua wanita cantik yang meninggal sama sama dengan cara mati beranak ini akhir nya duduk mengintai di atas pohon, pokok nya harus di selidiki jelas walau hanya sebutir petunjuk sekali pun.
...****************...
Salsa tetap dalam mode tidak bisa tidur walau ini sudah malam kedua Kakak nya tiada, hari hari nya menangis dan juga sangat lesu. antara percaya dan tidak bahwa kini dia sudah sebatang kara, sama sekali tidak punya sanak saudara yang menemani nya, hanya ada Davin dan keluarga Davin saja.
"Kamu jangan menangis terus, kasihan anak kita kalau kamu tidak mau makan dan tidur." Davin duduk di sebelah istri nya.
"Mata ku tidak bisa terpejam, setiap mau terpejam maka akan terbayang jasad Kakak." jawab Salsa.
"Banyak istigfar dan doakan agar Andini tenang." Davin memeluk Salsa.
"Kenapa? kenapa harus Kakak ku yang mati, Mas! dari banyak nya orang, kenapa harus Kakak yang di ambil allah." Salsa kian terisak.
"Tidak boleh bicara begitu, Sayang! setiap manusia punya takdir macam macam, kita tidak tau takdir mereka atau bahkan juga takdir kita sendiri." Davin mengusap kepala istri nya yang mulai berbaring.
"Hanya dia yang ku punya, tapi kenapa allah pun harus mengambil nya? apa tidak bisa di bahagia dulu, Kakak sangat sengsara." Salsa mengusap air mata yang meleleh.
"Pasti allah punya rencana yang baik, percaya lah allah tidak akan pernah memberikan cobaan yang tidak mampu umat nya lalui." nasihat Davin.
"Mungkin aku mampu, tapi harus pontang panting juga aku menerima nya!" Salsa agak menyentak karena merasa tidak adil.
Davin juga tidak bisa mau kasar pada istri nya, sebab memang cuma Andini yang Salsa punya. dia juga tau betapa manja nya sang istri bila bertemu Andini, sekarang malah di tinggal pergi untuk selama lama nya.
"Kasihan anak kita karena kamu menangis terus, asi jadi seret." Davin memeluk erat tubuh Salsa.
"Bisa kah dia di kasih susu formula saja, ku rasa bukan cuma satu atau dua hari saja suasana hatiku tidak baik." lirih Salsa.
"Iya, tadi di kasih susu formula sama Ibu." angguk Davin.
Masih ada beruntung nya juga Salsa karena punya suami dan mertua yang tidak banyak omong, walau susu formula tidak sebagus asi namun mereka tetap memberikan nya karena Salsa pasti tidak bisa menyusui anak nya akibat asi yang seret.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...