NovelToon NovelToon
Bayang Perang Di Ujung Senja

Bayang Perang Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Kerajaan Avaris yang dipimpin oleh Raja Darius telah menjadi kekuatan besar di benua Estherya. Namun, ancaman datang dari Kekaisaran Zorath yang dipimpin oleh Kaisar Ignatius, seorang jenderal yang haus kekuasaan. Di tengah konflik ini, seorang prajurit muda bernama Kael, yang berasal dari desa terpencil, mendapati dirinya terjebak di antara intrik politik dan peperangan besar. Dengan bakat taktisnya yang luar biasa, Kael perlahan naik pangkat, tetapi ia harus menghadapi dilema moral: apakah kemenangan layak dicapai dengan cara apa pun?

Novel ini akan memuat konflik epik, strategi perang yang mendetail, dan dinamika karakter yang mendalam. Setiap bab akan menghadirkan pertempuran sengit, perencanaan taktis, serta perkembangan karakter yang realistis dan emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengkhianat dalam Bayang-Bayang

Bab 23: Pengkhianat dalam Bayang-Bayang

Kael dan timnya terperangkap di dalam ruang bawah tanah yang gelap, dikelilingi oleh energi gelap yang meluap dari batu hitam yang baru saja mereka temukan. Rian, yang berusaha mengatur napasnya, merasakan energi itu menghentakkan tubuhnya, membuatnya terhuyung-huyung.

"Ini tidak seperti yang kita bayangkan," kata Aria dengan suara pelan, matanya terfokus pada wanita yang kini berdiri dengan percaya diri di depan mereka. "Dia... dia tahu lebih banyak dari yang kita kira."

Wanita itu tertawa kecil, matanya berkilat dengan kesenangan yang mengerikan. "Tentu saja saya tahu lebih banyak," jawabnya dengan nada meremehkan. "Saya sudah tahu kalian akan datang. Tidak ada yang bisa menyembunyikan langkah kalian, Kael."

Kael memandang wanita itu dengan penuh kewaspadaan, mencoba menganalisis situasinya. Ada banyak hal yang tidak sesuai dengan yang mereka duga. Wanita ini jelas bukan sembarang prajurit biasa—dia memiliki kekuatan yang lebih dari sekadar anggota pasukan biasa. Kael merasa aura gelap yang mengelilinginya semakin kuat, seperti ada sesuatu yang lebih besar yang sedang mengendalikannya.

"Siapa kamu sebenarnya?" Kael bertanya, suaranya penuh ketegasan. "Kenapa kamu bekerja untuk Faksi Putih? Dan apa yang sebenarnya terjadi dengan batu ini?"

Wanita itu tersenyum sinis, lalu melangkah maju, memancarkan energi yang semakin kuat. "Nama saya Althea," jawabnya. "Saya adalah penjaga rahasia Faksi Putih. Dan batu ini adalah kunci untuk mengendalikan lebih dari sekadar dunia ini. Kalian seharusnya tidak ikut campur."

Kael merasakan ketegangan meningkat di dalam dirinya. Althea tidak hanya seorang penjaga—dia adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar. Batu hitam di belakangnya mengeluarkan gelombang energi yang sangat kuat, dan Kael bisa merasakan keberadaan kekuatan gelap yang jauh lebih tua dari apapun yang pernah mereka temui sebelumnya. Batu itu adalah sumber dari kekuatan yang bisa mengubah dunia, atau menghancurkannya.

"Faksi Putih?" Aria bertanya dengan skeptis. "Selama ini kami mengira kalian hanya berusaha menjaga kedamaian. Tapi ini semua hanyalah ilusi, kan?"

Althea tertawa keras, seolah mendengar lelucon yang sangat lucu. "Ilusi? Oh, kalian sangat naif. Faksi Putih tidak pernah bertujuan untuk menciptakan kedamaian. Mereka hanya bermain dalam bayang-bayang, mengatur dunia sesuai keinginan mereka. Kami sudah merencanakan ini sejak lama."

Rian menyentuh pedangnya dengan cemas. "Jadi, Faksi Putih sudah lama berencana untuk menguasai dunia ini?"

"Persis," jawab Althea, suara dingin. "Batu ini adalah kekuatan yang bisa menghidupkan kembali Kegelapan yang lebih tua, entitas yang lebih kuat dari apa yang pernah kalian bayangkan. Jika kami menguasainya, tidak ada yang bisa menandingi kami."

Kael merasa seolah-olah ia terlempar ke dalam dunia yang lebih besar dari yang pernah ia duga. Semua ini lebih dari sekadar pertempuran melawan Khalid—mereka sedang berhadapan dengan ancaman yang lebih besar, yang sudah direncanakan selama berabad-abad. Kegelapan yang lebih tua adalah kekuatan yang lebih kuat dari segala yang pernah mereka temui. Dan kini, Althea dan Faksi Putih berusaha membangkitkannya.

"Tapi itu tidak akan terjadi," kata Kael dengan tegas, matanya berkilat penuh tekad. "Kami tidak akan membiarkan dunia ini jatuh ke tangan kalian."

Althea tersenyum dingin, lalu mengangkat tangan, mengarahkan kekuatan gelap yang terkumpul di batu hitam itu menuju mereka. Gelombang energi itu menghantam tim Kael, memaksa mereka terpisah dan terjatuh ke tanah.

Namun, sebelum Kael bisa bangkit, sebuah suara keras terdengar di dalam ruangan. Sebuah ledakan energi yang sangat kuat mengguncang ruangan, menghancurkan beberapa dinding dan memaksa Althea mundur.

"Kael!" teriak Aria, yang bangkit dari debu, mencoba melindungi diri dari serangan yang datang begitu cepat.

Dengan cepat, Kael menyadari bahwa sumber ledakan itu bukan datang dari pihak mereka. Sosok bayangan muncul dari dalam gelap, bergerak begitu cepat hingga hampir tak terlihat. Kael mengerutkan kening, mencoba mengenali siapa sosok itu. Sosok itu berhenti di depan mereka, menatap Althea dengan tatapan yang penuh kebencian.

"Althea," suara itu berat dan dalam, "Kamu terlalu jauh. Kita tidak bisa membiarkan rencana kalian berlanjut."

Kael melirik ke arah sosok itu dan akhirnya mengenali siapa dia—seorang pria tinggi dengan rambut hitam yang rapi, mengenakan pakaian yang serupa dengan milik seorang pejuang dari masa lalu. Mata pria itu berkilat dengan determinasi, dan di tangannya terpegang pedang yang berkilau.

"Siapa kamu?" Kael bertanya, suaranya penuh kebingungan.

Pria itu tidak segera menjawab. Ia hanya memandang Althea dengan tajam, sebelum akhirnya berbalik ke Kael dan timnya.

"Saya adalah seorang pejuang dari masa lalu," jawabnya pelan, "Saya datang untuk menghentikan rencana Faksi Putih dan Kegelapan yang lebih tua. Nama saya, Kael, adalah yang pertama dari garis yang telah terpilih untuk melawan kegelapan ini."

Kael terkejut mendengar pengakuan pria itu. "Tunggu, kamu—Kamu mengatakan kamu Kael? Nama itu..."

Pria itu mengangguk, tetapi ekspresinya tetap serius. "Ya. Saya adalah Kael yang pertama, yang diberikan kekuatan untuk menjaga keseimbangan dunia. Namun, dalam perjalanan waktu, saya harus mengorbankan diri saya untuk menghentikan kegelapan yang datang. Tetapi sekarang, kegelapan itu bangkit kembali, dan saya kembali untuk mencegah kehancuran yang lebih besar."

Kael merasa pusing dengan semua yang terjadi. Ada begitu banyak rahasia yang belum terungkap. Sepertinya, semua yang ia ketahui tentang dunia ini, tentang dirinya sendiri, hanyalah sebagian kecil dari gambaran yang jauh lebih besar.

"Saya tidak bisa melakukannya sendirian," lanjut pria itu, "Kalian harus bersiap menghadapi ancaman yang lebih besar dari apapun yang pernah kalian bayangkan."

Kael menatap pria itu dengan cemas. "Apa yang harus kami lakukan?"

Pria itu tersenyum samar. "Kami harus pergi ke tempat yang sangat jauh—tempat yang tersembunyi dari dunia ini. Di sana, kalian akan menemukan kunci untuk menghentikan kegelapan yang lebih tua."

1
Roni Sakroni
mantap bagus critanya
Roni Sakroni
dmn ibunya kael...??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!