Nadzira Isvara Arabella tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan dipilih oleh sahabatnya yaitu Novita untuk menjadi istri kedua dari suaminya yang juga merupakan mantan pacar zira ketika masih duduk di bangku kuliah.
Zira yang awalnya tidak mau memenuhi permintaan Novita untuk menjadi istri kedua bagi suaminya,dibuat tak berdaya saat dirinya diberitahu mengenai penyakit kanker otak yang diidap oleh novita yang membuat sahabatnya itu tidak memiliki umur panjang untuk menjaga suami dan juga buah hatinya yang masih bayi.
Masalah dan juga kebencian harus dihadapi oleh zira ketika ia mendapatkan perlakuan buruk dari Austin Ian Kiendra,mantan pacar zira yang kini menjadi suami novita yang menganggap bahwa persetujuan zira untuk menikah dengannya ataupun menjadi istri kedua darinya adalah untuk membuat kehidupan rumah tangganya dengan Novita hancur berantakan.
Mampukah zira menyelesaikan semua masalah dan juga kebencian yang diberikan oleh Austin kepadanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Sudah beberapa saat yang lalu sejak ia melihat zira pergi meninggalkan ruang makan bersama masakan buatannya,namun hingga saat ini Novita tidak kunjung melihat zira kembali ke ruang makan untuk sarapan.
Novita yakin pasti sahabatnya itu tidak mau kembali untuk sarapan karena Austin sudah menolak masakan buatannya dan merasa risih dengan kehadirannya.
Novita yang merasa khawatir dengan keadaan zira akhirnya segera meminta kepada pelayannya untuk menaruh bayinya ke kamar bayi agar ia bisa mengirimkan makanan untuk zira sekaligus melihat keadaannya.
Namun belum sempat Novita beranjak dari tempat duduknya setelah ia selesai mengambil makanan untuk diberikan kepada zira,Austin telah terlebih dahulu menghentikannya.
"Berhenti Novita!Kau mau kemana?" tanya Austin dengan tegas dan membuat Novita sedikit merasa ketakutan saat ingin menjawab pertanyaan dari suaminya itu.
"Aku mau ke kamar zira,mas.Aku mau melihat keadaannya sekalian mau mengantar sarapan ini untuknya." ucap Novita.
"Kau tidak perlu melakukan hal ini kepada wanita munafik itu, sayang.Kau ini istriku dan bukannya pelayan wanita itu.Biarkan dia mengambil sarapannya sendiri." ucap Austin.
"Tapi mas,zira tidak akan mungkin mengambil sarapannya setelah apa yang mas Austin katakan kepadanya tadi." ucap Novita
"Memang apa peduliku?Kalau perlu biarkan saja dia mati kelaparan di rumah ini.Toh itu juga adalah keinginannya yang memang tidak ingin sarapan." ucap Austin yang perasaannya benar benar sudah mati untuk zira.
Mendengar perkataan suaminya yang benar benar sudah keterlaluan kepada zira membuat Novita meradang dan memprotes sikap suaminya yang sangat tidak memanusiakan zira.
Melihat istrinya yang saat ini mulai berani memprotes segala perbuatannya kepada zira, membuat Austin diam diam menyalahkan zira karena sudah menyulut pertengkaran dan ketidakharmonisan di dalam hubungan rumah tangganya dengan Novita.
Sejak kehadiran zira ke dalam kehidupannya,Austin tidak lagi bisa menikmati kehidupan pernikahannya dengan bahagia bersama Novita.
Austin yang tidak mau kekesalannya terhadap zira sampai berimbas juga pada Novita, akhirnya segera menyuruh Novita untuk beristirahat kembali ke kamarnya.
Sebelum pergi meninggalkan ruang makan, Novita sempat menggebrak meja makan untuk menunjukkan kekesalannya pada sang suami.Dan Austin yang melihatnya berusaha untuk tetap tidak melampiaskan amarahnya kepada istrinya itu.
Setelah melihat istrinya sudah pergi dan kembali ke dalam kamarnya, Austin pun segera bergegas pergi ke kamar zira untuk memberikan wanita itu hukuman karena sudah membuatnya bertengkar dengan Novita.
Austin membuka pintu kamarnya dan zira dengan keras sampai membuat zira yang saat ini tengah duduk di pojokan kamarnya, terperanjat kaget karena suara itu.
Austin melangkahkan kakinya memasuki kamar dan berhenti beberapa Senti dari jarak zira duduk saat ini.Dapat dilihat olehnya bahwa masih tersisa air mata di pipi wanita itu.
Austin mengira bahwa zira habis menangis saat ia tidak berada di kamar ini.Ya,sedari tadi zira memang menangis.Ia menangisi kerapuhannya yang diperlakukan dengan tidak adil dan semena mena oleh orang terdekatnya sendiri.
Tanpa merasa penasaran hal apa yang membuat istri keduanya itu menangis, Austin segera memegang tangan zira dengan kuat,memaksa wanita itu untuk berdiri,dan membuangnya meringis kesakitan.
"Lepaskan tanganku mas,sakit!!!!" rintih zira dengan kesakitan.
"Kau bilang apa zira?Aku tidak dengar?" tanya Austin yang pura pura tidak mendengar rintihan zira.
biar Austin nyesel
buat gregettt kaya hanya Austin aja cowo😔
ayo mampir kenovel ku juga/Smile/
biar si Austin hukum si Novi dulu