seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 16
"Baik..."jawab Aara menarik lengannya dari cengkraman Aggam. Aggam berjalan masuk ke ruang ganti lalu mengganti pakaiannya
Sedangkan Aara berjalan ke sofa. Aara duduk di sofa kamar Aggam. lalu mengeluarkan ponselnya yang tadi tiba tiba mati semasa terjatuh di mobil Aggam. Aara coba menghidupkan ponselnya tapi tetap saja tidak bisa hidup.
Aara menyimpan ponselnya lalu membaringkan tubuhnya di sofa kamar Aggam. hanya beberapa saat saja Aara sudah tertidur. Aggam juga merebahkan dirinya di ranjang nya dan mulai menutup matanya.
,,,,,,,,,
Sewaktu Azan subuh berkumandang Aara bersiap siap untuk solat subuh. setelah beberapa minit Aara sudah siap, dan langsung melaksanakan solat subuh.
Aggam yang tadi terbangun samar samar melihat Aara solat. Aggam membuka matanya dan memperhatikan Aara yang sedang solat. setelah selesai solat Aara membuka mukena nya. terlihatlah rambut panjang Aara yang hitam bergelombang sangat indah. tapi sayang, Aggam tidak melihat wajah Aara. karna posisi Aara membelakangi nya.
Aara sengaja tidak membuka jilbab dan juga cadarnya di depan Aggam. karna mengingat dulu Aggam pernah mengancamnya jika dia tidak mahu Aara membuka cadar di hadapannya.
Aara Melangkah mengambil ikat rambutnya. lalu mengikat rambut panjangnya kemudian
kembali mengenakan jilbab dan cadarnya. semua yang dia lakukan Aara tidak luput dari penglihatan Aggam.
Setelah itu Aara keluar dari kamar Aggam. Aara tidak tahu ingin melakukan apa di Mension orang tua Aggam yang sangat besar dan mewah itu.
,,,,,,,,,
Di meja makan mereka berempat sudah berkumpul untuk makan bersama.
"Kau mahu bekerja Aara" tanya Kusuma
"Iya A.. yah.."canggung
Aara memanggil Ayah Aggam dengan sebutan 'Ayah'
"Jangan canggung begitu Aara.. santai saja.. kau bekerja di mana Aara."
" Di toko bunga Ayah.." jawab Aara. Aggam hanya diam dan sibuk dengan sarapannya. sedangkan mama Aggam juga hanya diam dengan wajah cuek sambil menikmati makanannya.
Ayah Aggam mengangguk mendengar jawapan Aara.
"Aggam. nanti Ayah ada undangan dari panti asuhan Al Amin pak kyai Amri. tapi mungkin Ayah tidak dapat datang, apa Aggam boleh menggantikan Ayah " ujar Kusuma pada Aggam.
Aggam melihat pada Ayah nya. " pukul berapa Ayah. " tanya Aggam.
" Makan siang nanti,"
"Baik lah... nanti Ayah kirim saja alamatnya"
Mereka kembali melanjutkan sarapan nya.
Setelah sarapan Aara dan Aggam berangkat untuk bekerja.
"Tuan turun kan saya saja di sini. saya akan berangkat sendiri." kata Aara saat mereka sudah berangkat dari Mension Ayah Aggam.
Aggam tanpa mengatakan apa pun langsung menghentikan mobilnya dan Aara turun dari mobil Aggam. Aggam kembali melajukan mobilnya ke kantor.
Aara menyetop angkot lalu kembali berangkat ke toko bunga embak Elina.
Tiba di toko Aara langsung membuka toko itu. "Assalamualaikum" salam Elina yang baru tiba.
" Waalaikumussalam. Embak Elina... tumben awal datangnya." tanya Aara. karna biasa juga Elina datang saat hampir waktu makan siang.
"Mas Ray keluar kota.. jadi embak sekalian ikut ke sini.. soalnya Rifal(anak Elina) juga sudah berangkat sekolah, bosan sendiri di rumah." jelas Elina.
Aara mengangguk menjawab Elina" apa semalam kak Sulaiman ada menghubungi Aara.." tanya Elina
"Ya.. ada embak. kok embak tahu" jawab Aara dengan tangan yang di sibukkan menyusun bunga bunga.
"Tentu saja tahu Aara... kan kak Sulaiman meminta nomer ponsel Aara sama embak"
"Assalamualaikum" salam ustadz Sulaiman
"Waalaikumussalam.."jawab Aara dan Elina bersamaan
"Panjang umur orang yang di sebut sebut... Itu sudah tiba." ujar Elina melihat ke arah Ustadz Sulaiman.
" Kalian sedang membicarakan ku."tanya ustadz Sulaiman tersenyum lembut pada Aara dan Elina
"Iya kak. kata Aara dia merindukan kak Sulaiman" canda Elina membuat Aara malu.
"Tidak ustadz Sulaiman... embak Elina hanya bercanda.. ngomong ngomong tumben ustadz Sulaiman sudah di sini. ini kan masih sangat pagi ustadz." tanya Aara.
" Ya, hampir lupa.. "
"Kakak memang sering lupa semuanya saat bertemu Aara" Elina memotong ucapan ustadz Sulaiman sambil tersenyum
"Elina... kau ada ada saja" Ujar ustadz Sulaiman Memperlihatkan senyuman manisnya yang lembut
Aara hanya tersenyum melihat du sepupu itu yang sering bercanda.