NovelToon NovelToon
The Dark Prince

The Dark Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: PASTI SUKSES

Di negeri Eldoria yang terpecah antara cahaya Solaria dan kegelapan Umbrahlis, Pangeran Kael Nocturne, pewaris takhta kegelapan, hidup dalam isolasi dan kewaspadaan terhadap dunia luar. Namun, hidupnya berubah ketika ia menyelamatkan Arlina Solstice, gadis ceria dari Solaria yang tersesat di wilayahnya saat mencari kakaknya yang hilang.

Saat keduanya dipaksa bekerja sama untuk mengungkap rencana licik Lady Seraphine, penyihir yang mengancam kedamaian kedua negeri, Kael dan Arlina menemukan hubungan yang tumbuh di antara mereka, melampaui perbedaan dan ketakutan. Tetapi, cinta mereka diuji oleh ancaman kekuatan gelap.

Demi melindungi Arlina dan membangun perdamaian, Kael harus menghadapi sisi kelam dirinya sendiri, sementara Arlina berjuang untuk menjadi cahaya yang menyinari kehidupan sang pangeran kegelapan. Di tengah konflik, apakah cinta mereka cukup kuat untuk menyatukan dua dunia yang berlawanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PASTI SUKSES, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran yang Terungkap

Keesokan paginya, suasana istana kembali terasa tegang. Kael memanggil Arlina ke ruang pertemuan pribadi, ekspresinya dingin dan tegas seperti biasa.

"Arlina, aku tahu kau menyelidiki barang-barang Celestine tadi malam," katanya langsung.

Arlina tertegun. "Bagaimana kau tahu?"

"Pelayan melaporkan bahwa kau dan Lyra terlihat di dekat kamar tamu," jawab Kael tanpa basa-basi. "Kenapa kau melakukannya?"

"Aku tidak bisa hanya diam, Kael. Ada sesuatu tentangnya yang tidak bisa kupercayai. Aku menemukan benda-benda aneh di petinya," ujar Arlina, suaranya tegas.

Kael mendekat, menatapnya dalam-dalam. "Aku sudah menyelidiki Celestine. Kau benar, dia bukan hanya seorang putri biasa. Tapi menyelidiki sendiri tanpa izin hanya akan membuatmu dalam bahaya."

Arlina menggertakkan giginya. "Jadi kau tahu, tetapi tetap membiarkannya tinggal di sini? Apa kau ingin dia membahayakan kita semua?"

"Semua ada waktunya," kata Kael, nada suaranya menenangkan. "Aku harus tahu apa yang dia rencanakan sebelum bertindak."

Namun, sebelum percakapan mereka selesai, seorang prajurit masuk dengan tergesa-gesa.

"Yang Mulia, Putri Celestine menghilang!"

Istana langsung gempar. Semua orang dikerahkan untuk mencari Celestine, tetapi dia tak ditemukan di mana pun. Kael dan Arlina memutuskan untuk pergi sendiri ke hutan, tempat yang paling mungkin Celestine tuju dengan kekuatannya.

"Ini tidak masuk akal," kata Arlina sambil berjalan cepat di samping Kael. "Dia menghilang begitu saja?"

Kael mengangguk. "Jika dia benar-benar memiliki kemampuan seperti yang kita curigai, dia pasti bersembunyi untuk menyelesaikan rencana rahasianya."

Di tengah perjalanan, mereka bertemu Lyra yang membawa beberapa botol kecil berisi cairan aneh.

"Apa itu, Lyra?" tanya Arlina.

Lyra menyerahkan botol itu pada Kael. "Saya menemukannya di kamar Celestine. Mungkin ini ada hubungannya dengan kekuatannya."

Kael memeriksa botol itu dengan hati-hati. "Ini adalah racikan alkimia yang sangat kuat. Bisa jadi dia berniat menggunakannya untuk sesuatu yang besar."

Setelah beberapa jam pencarian, Kael dan Arlina akhirnya menemukan Celestine di sebuah celah batu besar yang dikelilingi oleh energi bercahaya. Dia sedang berdiri di tengah lingkaran dengan batu hitam besar yang memancarkan aura gelap.

"Celestine!" teriak Kael. "Apa yang kau lakukan?"

Celestine berbalik perlahan, senyum liciknya terpampang jelas. "Kael, kau datang tepat waktu. Aku sedang menyelesaikan sesuatu yang akan mengubah segalanya."

Arlina maju selangkah. "Hentikan ini, Celestine! Kau tidak punya hak untuk merusak tempat ini."

Celestine tertawa kecil. "Arlina, kau terlalu polos. Kau tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini. Kegelapan dan cahaya selalu berperang, dan aku hanya mencoba menyatukan keduanya."

Kael menarik Arlina ke belakang. "Kau tidak akan berhasil, Celestine. Aku tidak akan membiarkanmu menggunakan Umbrahlis untuk rencanamu."

Namun, sebelum Kael sempat bertindak, Celestine melantunkan mantra, membuat energi di sekitar mereka semakin liar. Batu hitam itu mulai bersinar terang, memancarkan kekuatan yang membuat tanah berguncang.

Kael segera memanggil kekuatan gelapnya, menciptakan perisai di sekitar dirinya dan Arlina. "Jaga dirimu, Arlina. Aku akan menghentikannya."

"Tunggu!" teriak Arlina. "Aku bisa membantumu."

Kael menatapnya dengan tajam. "Tidak. Ini terlalu berbahaya."

Namun, Arlina tidak mundur. Dia melangkah maju, mengangkat kedua tangannya, mencoba menenangkan energi liar di sekitar mereka. Cahaya lembut mulai terpancar dari tubuhnya, menandakan kekuatannya sebagai pewaris cahaya mulai bangkit.

Celestine tampak terkejut. "Apa yang kau lakukan, Arlina?"

"Aku menghentikanmu," jawab Arlina dengan suara tegas.

Kael memanfaatkan momen itu untuk menyerang, menggunakan kekuatan gelapnya untuk menghancurkan lingkaran energi di sekitar Celestine. Serangan itu berhasil membuat Celestine terlempar keluar dari lingkaran, tetapi batu hitam itu tetap aktif.

Setelah pertarungan selesai, Celestine duduk di tanah, terengah-engah. Kael mendekatinya, memegang pedangnya di lehernya.

"Katakan yang sebenarnya, Celestine. Apa tujuanmu?"

Celestine tersenyum pahit. "Aku hanya ingin kekuatan untuk melindungi negeriku. Tapi aku tahu kau tidak akan pernah memahaminya."

Arlina mendekat, menatap Celestine dengan iba. "Jika kau butuh bantuan, kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya? Kami bisa membantumu."

Celestine menatap Arlina dengan tatapan penuh kebencian. "Aku tidak butuh belas kasihanmu."

Kael menghela napas panjang. "Aku tidak bisa membiarkanmu tetap di Umbrahlis. Kau adalah ancaman bagi semua orang di sini."

Celestine akhirnya menyerah. "Aku akan pergi. Tapi ingatlah ini, Kael: kegelapanmu tidak akan pernah bisa menyatu dengan cahaya Arlina. Cepat atau lambat, kau harus memilih."

Dengan satu mantra terakhir, Celestine menghilang, meninggalkan Kael dan Arlina dalam keheningan yang penuh ketegangan.

Percakapan yang Menguatkan

Dalam perjalanan kembali ke istana, Arlina berjalan di samping Kael, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.

"Kael, apakah kau percaya apa yang dia katakan?" tanya Arlina pelan.

Kael menatapnya sejenak sebelum menjawab. "Aku tidak peduli apa yang Celestine katakan. Aku hanya tahu satu hal: aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi."

Arlina tersenyum tipis, merasakan kehangatan di balik kata-kata Kael. "Kita akan menghadapi semuanya bersama, Kael. Cahaya dan kegelapan bisa hidup berdampingan, selama kita percaya satu sama lain."

Kael mengangguk, menggenggam tangannya erat. "Selama kau di sisiku, aku percaya kita bisa menghadapi apa pun."

Setelah perjalanan penuh ketegangan itu, Kael dan Arlina kembali ke istana saat senja menjelang. Langit merah keemasan memberikan kehangatan di tengah suasana hati mereka yang masih dibebani kejadian di hutan.

Kael memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama Arlina di taman istana. Tempat itu kini menjadi satu-satunya ruang yang membuat keduanya bisa bernapas lega. Saat mereka duduk di bangku batu di bawah pohon tua, Arlina tak bisa menahan rasa penasarannya.

"Kael," panggilnya lembut. "Apa yang sebenarnya membuatmu begitu keras kepala menghadapi Celestine? Seolah ada sesuatu yang lebih dari sekadar ancaman biasa."

Kael menatapnya, matanya yang kelam tampak menyimpan rahasia yang belum terungkap. "Dia adalah cerminan masa laluku, Arlina. Aku pernah seperti dia—mencari kekuatan dengan mengorbankan segalanya, tanpa peduli siapa yang terluka. Aku tahu bahaya yang bisa dia timbulkan."

Arlina mendekat, jemarinya menyentuh tangan Kael. "Tapi kau berubah. Kau memilih jalan yang berbeda. Bukankah itu berarti dia juga punya kesempatan yang sama?"

Kael menarik napas dalam. "Mungkin. Tapi aku tidak akan mempertaruhkan keselamatanmu untuk memastikannya. Kau adalah satu-satunya hal yang membuatku ingin menjadi lebih baik, Arlina."

Kata-kata itu membuat hati Arlina bergetar. Ia tahu Kael bukan pria yang mudah menunjukkan sisi rapuhnya, tetapi saat ini, ia melihat kejujuran yang mendalam.

Saat malam semakin larut, Kael tiba-tiba berdiri. "Ikut aku," katanya sambil menarik tangan Arlina.

"Ke mana kita?" tanya Arlina, kebingungan.

Kael tersenyum samar. "Percayalah."

Mereka berjalan menuju balkon tertinggi istana, tempat langit malam terbuka lebar. Cahaya bintang-bintang yang bersinar terang seakan melukis pemandangan yang memukau.

Kael memutar tubuh Arlina, membuatnya menghadap langit. "Lihatlah, Arlina. Ini adalah sisi Umbrahlis yang tidak pernah kau lihat—keindahan yang tersembunyi di balik kegelapan."

Arlina tersenyum penuh kagum. "Kael, ini luar biasa."

Kael menunduk, memandang wajah Arlina yang diterangi cahaya bintang. "Dan kau adalah bintang yang membuat kegelapan hidupku lebih berarti," bisiknya sebelum menunduk untuk mencium keningnya, sebuah momen lembut yang penuh kehangatan.

Malam itu, meski penuh keheningan, hati mereka berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Mereka tahu, meski masa depan tak pasti, cinta mereka akan menjadi cahaya yang membimbing.

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Jangan nggak baca, sayang banget
amoakakashisensei
Ngga nyangka, seru banget!
gadGoy13
Ngagetin deh! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!