Dibenci keluarga karna di anggap pembawa sial, Azeeyra Briliant aksara di usia 17 tahun harus hidup menderita dalam caci maki keluarganya.
zee adalah pangilan gadis berpenampilan cupu itu dengan rambut kuncir dua, kaca mata bulat nan tebal serta baju dan rok kebesaran dari tubuhnya, zee kerap kali di bully oleh teman sekolahnya, meski memiliki otak yang pintar tak membuat ayah dan kakak kandung zee bangga atas prestasi yang didapatkan, ia di benci karna dianggap sebagai pembunuh mamanya yang meninggal sewaktu melahirkan zee karna pendarahan, sejak saat itu ayah zee tak pernah menggangap gadis kecil itu sebagai putrinya, ia di rawat oleh seorang pengasuh bernama bi jum, hanya dari pengasuh itulah zee mendapat kasih sayang, pun dengan kakak kandung zee daniel aksara juga membencinya, daniel kecil mengira zee sudah menyedot darah sang mama sehingga mengakibatkan mamanya meninggal, rasa benci terus berlanjut hingga mereka dewasa.
lantas apa zee akan bertahan di keluarga itu,?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gebi salvina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2.PERUBAHAN SIKAP
Jam menunjukan pukul 18:30 Wib.
Zee baru terbangun dari tidurnya, ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Zee turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi, setelah sepuluh menit ia keluar dengan handuk terlilit ditubuhnya.
Lemari pakaian terbuka dan memperlihatkan beberapa setelan pakaian, itu pun pakaian model lama dan sudah kusam, ditambah warna semua baju itu hanya putih dan abu.
Padahal ia putri seorang pengusaha kaya tapi lihat lah pakaian nya itu, dulu zee berfikir jika ia berdandan seperti itu akan ditegur oleh papa dan kakaknya, ia hanya ingin diperhatikan, sehingga berpenampilan cupu dan terlihat miskin, ia pikir papa nya akan malu dengan penampilannya lalu menegur gadis itu, tapi ternyata, baik kakak atau pun papa nya hanya diam dan membiarkan saja.
Zee mengambil sepasang baju tidur berwarna abu muda dan memakainya, lalu ia berjalan menuju meja rias, ia bercermin dan melihat wajahnya disana, terlihat kusam dan kering, penuh komedo serta jerawat kecil bertenger manis disana, bener-benar sangat buruk, dan zee baru menyadari nya sekarang.
Setelah rambutnya kering, zee mengikat tinggi rambut panjangnya, ia melihat di nakas samping ranjang ada kaca mata bulat yang tebal disana, kacamata yang slalu di pakai zee setiap hari, namun mulai hari ini, dia tidak akan memakai nya lagi, zee mengambil kaca mata itu, menatapnya sebentar kemudian melemparnya ke dalam tempat sampah.
Tok...
tok....
tok...
gadis itu menghela nafas pelan lalu berjalan menghampiri pintu, kemudian zee membuka nya dan terlihat disana bi jum tersenyum manis menatapnya.
"nona muda disuruh tuan makan malam bersama dibawah." bi jum tersenyum memandangi wajah nona mudanya yang tampak lebih segar.
sebelah alis zee terangkat. "bibi yakin? "
"yakin non, tuan sendiri yang bilang sama bibi. " jelas bi jum meyakin kan nona mudanya bahwa dia tidak berbohong.
zee mengangguk pelan. "ya sudah, bibi pergi duluan, aku akan menyusul. " zee masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Seingatnya dia tidak pernah diajak makan malam bersama, biasanya zee akan meminta bi jum memangilnya jika papa dan kakaknya akan makan malam.
Dan tiap kali selalu ada keributan di meja makan, karna zee selalu merengek dan mencari perhatian, ia terus mengoceh menceritakan kesehariannya di sekolah meski tidak ditanggapi oleh kedua orang itu, namun zee tetap semangat bercerita.
zee menutup pintu dan menuruni tangga dengan perlahan, dimeja makan terlihat papa dan kak daniel sudah menunggunya, eh... Entahlah.
zee duduk dikursi kosong disamping kiri daren dengan wajah datar, sementara daniel duduk di kursi sebelah kanan daren.
Daren melirik putrinya itu, lalu melihat putranya, daniel yang di tatap sang papa hanya mengedik kan bahunya seolah paham papanya bertanya soal sikap zee yang acuh.
" ekhem... Makan lah. " cetus daren singkat padat dan datar.
Makan malam selesai dengan khidmat tanpa drama, zee pun menyelesaikan makannya dengan perasaan puas, masakan bi jum tidak pernah mengecewakan nya selalu enak dan nikmat, dia sudah kenyang dan akan kembali ke kamar.
" aku ke kamar dulu. "kata zee datar dia hanya menatap papa dan kakaknya sekilas. Lalu beranjak dari kursinya. Saat akan berjalan sebuah suara menghentikan langkahnya.
" tunggu, saya mau bicara."seru daren dengan keras.
Zee berhenti dan menoleh " ada apa? "
" jangan membuat ulah lagi, saya capek harus mengurusi masalah yang kau buat setiap hari, anak pembuat onar seperti mu selalu menyusahkan. " sarkas daren yang membuat zee terdiam sejenak.
Zee terkekeh sinis. " sejak kapan anda mengurus ku tuan?" dia balik tanya pria tua itu. " memang nya anda tau apa yang aku alami disekolah, jangan bersikap sok sibuk seolah menjadi orang tua yang bertanggung jawab. " ujar zee meremehkan.
Setiap kali ada masalah di sekolah nya, bi jum lah yang hadir menjadi wali zee, bahkan saat penerimaan lapor wanita itu juga yang mengambilnya.
" anak kurang ajar..!beraninya kau bicara seperti itu padaku, apa kau tidak di ajari sopan santun? "tanya daren dengan wajah merah menahan amarah.
Bukan nya takut zee malah tertawa lalu berkata." jangan meneriaki ku tuan, dan soal sopan santun, ya... Anda benar sekali, orang tua ku tidak pernah mengajarkan nya, "ucap zee lantang, kalimat yang begitu menohok membuat daren semakin kesal dan marah.
Daniel pun terkejut dan tidak menyangka dengan sikap berani zee. Bagaimana bisa ia bicara kasar pada papa yang biasanya zee slalu bicara lembut pada beliau.
Plakkk...
Sebuah tamparan mendarat di pipi zee, tamparan yang cukup keras hingga membuat sudut bibir nya berdarah, zee menatap tajam kearah daniel, ya laki-laki itulah yang menamparnya.
" Bicara yang sopan sama papa, apa ini cara barumu untuk menarik perhatian kami, berhentilah bersikap kekanakan. "kata daniel marah, menatap kesal pada zee.
Zee menatap daren dan daniel bergantian kemudian tersenyum miring.
" terserah apa yang kalian katakan aku nggak peduli. Tapi mulai hari ini, kita cukup menjadi orang asing yang tidak saling menggangu dirumah ini. aku dengan kehidupan ku, anda dengan kehidupan putra anda, tapi aku harap anda masih membiayai sekolah ku, setidaknya sampai aku lulus sma. Pada saat itu aku akan menghilang dari hadapan kalian. Soal kasih sayang dan perhatian, aku tidak butuh lagi. "ungkap zee meluapkan isi hatinya.
setelahnya mengatakan itu zee meninggalkan ruang makan dan masuk kedalam kamar. sejujurnya ia merasa muak berada dirumah ini.
Daren dan daniel menatap punggung gadis itu yang perlahan menghilang dari pandangan mereka, ada perasaan sakit dihatinya mendengar perkataan putrinya, seolah ada batu besar yang menghujam jantungnya. Sesak.
***
zee menatap wajahnya di cermin meja rias, sudut bibir nya terasa asin karena robek bekas tamparan daniel, ia meringis saat menyentuh pipinya yang merah.
'dasar banci, bisa bisanya dia menampar adiknya sendiri, brengsek.' maki zee dalam hati, ia benar benar merasa kesal pada daniel.
Zee merebahkan diri di kasur empuknya, ia menatap langit langit kamarnya. Setetes air bening jatuh di sudut matanya.
"zee menyerah mah..hiks.. Hiks.., zee udah ngak sanggup, harusnya zee saja yang mati bukan mama, huhuu... " zee menangis dengan suara pilu, siapapun yang mendengar nya akan ikut merasakan kesedihan gadis malang itu.
Mama zee meninggal saat melahirkannya, di anggap pembawa sial oleh seluruh keluarga besar, baik keluarga mama maupun keluarga dari pihak papanya, zee benar benar di asingkan, tidak peduli sikap orang lain, bagaimana bisa ayah dan kakak kandungnya juga ikut membenci nya, daripada hidup tapi seperti di neraka, bukankah lebih baik mati saja...?
Seringkali zee berfikir untuk mengakhiri hidupnya, tapi lagi lagi ia berharap mungkin nanti ia akan mendapat kasih sayang dari keluarganya, makanya zee terus berusaha untuk menarik perhatian papa dan kakaknya.
Zee menghapus air matanya, lalu duduk di tepi ranjang, ia menghela nafas beberapa kali, agar rasa sesak di dadanya berkurang, zee bangun dari duduknya lalu berjalan ke kamar mandi, ia mencuci mukanya, dan gosok gigi, terlihat matanya yang bengkak karna habis menangis.
Zee keluar kamar mandi lalu naik ke atas ranjang, membaringkan tubuhnya dengan nyaman.
Zee memejamkan matanya, rasa kantuk sudah menyerang, tak lama terdengar dengkuran halus pertanda gadis itu sudah masuk ke alam bawa sadarnya, mungkin karna lelah sehabis menangis, sehingga ia bisa tidur lebih cepat.
***