Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jika Aku Mati
Bosan berada di dalam kamar.Mala memutuskan untuk turun ke lantai bawah.di sana sudah ada Maisya serta Sasa yang duduk manis di sofa.ibu dan anak ini langsung menyambut heboh kedatangan Mala.
" Sayang,Kamu sudah selesai mandinya?" sapa Maisya sambil menyimpan majalah favorit nya ke atas meja kayu.
" Iya Ma,maaf Mala baru turun ke bawah.biar Mala bantu menyiapkan makan malam nya Ma."kata Mala sambil tersenyum.berharap di beri kesempatan untuk mengasah skill memasak nya sebelum dia benar-benar pergi dari rumah ini.
Maisya menepuk sisi sofa yang kosong di samping nya,lalu mengajak Mala untuk bergabung bersama mereka di sana.mana rela dia membiarkan menantu nya masak dalam keadaan hamil muda seperti ini.sepuluh asisten rumah tangga masih sanggup dia datang kan jika hanya soal memasak saja.tapi sekarang di rumah ini ada peraturan yang sudah di buat oleh bos besar dan tidak boleh di langgar oleh siapapun itu termasuk sang nyonya.
" Kamu nggak perlu masak sayang,ada Bibi yang akan menyiapkan makan malam untuk kita.Papa bisa marah sama Mama kalau tahu menantu nya mendekati kompor dan minyak panas." Maisya terkekeh geli sendiri kala mengingat sifat posesif dari suami nya.
" Kita duduk nonton film horor aja yuk Kak." ajak Sasa yang entah kenapa suka sekali menonton film bergenre horor.
Jika sudah menonton pasti malam nya tidak berani tidur sendiri, kadang gadis cantik ini akan merengek minta tidur bareng kembaran nya,Jika di tolak maka dia akan kembali merengek kepada orang tua nya.jika di tolak lagi maka Sasa tanpa risih mengajak salah satu asisten rumah tangga untuk ikut tidur di dalam kamar nya dan satu ranjang pula.
Tapi dia tidak pernah kapok dan adrenalin nya selalu terpacu jika sudah mendengar ada film horor terbaru yang sedang booming di luar sana.
" Boleh, ternyata kita punya hobi yang sama." Mala tampak bersemangat lalu menatap fokus layar televisi yang sedang menyala.
Maisya yang merupakan mertua yang paling baik dan sangat perhatian kepada menantunya,lalu memanggil salah satu asisten rumah tangga untuk di minta membuat kan jus alpukat untuk Mala.
" Aku sangat senang punya Kakak ipar,Abang Davin sama Abang Ray sama sekali nggak seru,di ajak nonton kayak gini aja mereka malah marah-marah sama Aku, nanti kita tidur bareng ya Kak."Sasa menatap Mala sambil mengerjapkan mata nya dengan lucu.Mala yang malas tidur satu kamar dengan Davin sontak saja mengiyakan tawaran dari adik ipar nya.
" Boleh! Kita nonton nya maraton ya,Kakak juga punya banyak komik ,Kamu suka baca komik nggak?"Sasa mengangguk antusias.
" Jangan ajak Kakak ipar mu bergadang sampai pagi, ingat bahwa dia sedang hamil."kedua wanita muda ini mengangguk dengan cepat.
Mereka bertiga sesekali berbincang akrab di sela kesibukan masing-masing.suasana yang hangat dan penuh kebersamaan itu membuat Mala merasa sangat di hargai dan di terima sebagai bagian dari keluarga kaya raya ini.untuk Davin terserah dia saja,Mala masa bodoh dengan pria itu.
Tak butuh waktu lama,sosok yang paling ingin di hindari oleh Mala akhirnya muncul juga dengan wajah lelah dan lengan kemeja yang sudah di gulung sebatas siku.Mala memilih diam pura-pura tidak melihat.Mala yakin jika bergerak sedikit saja pasti Davin kembali menyalahkan diri nya.
" Kamu sudah pulang?" sapa Maisya ketika Davin mencium punggung tangan serta kening nya.
" Hm.." Davin berdehem hendak naik ke lantai atas tapi langsung berhenti ketika mendengar kata - kata yang keluar dari mulut Mama nya.
Davin pun akhirnya terpaksa mencium kening Mala setelah wanita itu terlebih dahulu mencium punggung nya dengan gerakan yang sangat malas.jika bukan karena sang Mama,Davin dan Mala belum tentu mau melakukan ritual manis ini.
Mala kembali di buat tercengang dengan ide gila dari Sasa.mau tidak mau Mala akhirnya mengikuti Davin naik ke lantai atas .pria itu sudah berjalan cepat mendahului Mala.
" Jangan lupa balik lagi ya Kak." teriak Sasa,Mala rasa nya ingin sekali menggetok kepala adik ipar nya itu, untuk apa meminta nya kembali setelah menjerumuskan nya ke hadapan serigala sangar ini.Mala mengangguk pelan dan kembali fokus dengan langkah kaki nya.
Begitu sampai di lantai atas,Davin sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamar dan membanting pintu kamar dengan sangat kuat.
" CK...Kenapa nggak sekalian di copot aja itu pintu,Aku malas banget masuk ke sana." gumam Mala berhenti di depan kamar nya.
Setelah menimbang cukup lama,Mala memutuskan untuk segera masuk dan rencana nya akan kembali turun lagi ke lantai bawah.
" Lama banget sih Kamu jalan nya,jadi orang itu jangan lelet dan pemalas.taruh saja tas kerja ku di sana,ada barang penting di dalam nya."titah nya dengan nada tegas.
Mala mengangguk dan secepat mungkin melakukan apa yang di inginkan oleh Davin.hati Mala kembali tersentil oleh ucapan pria ini.jika saja tidak memikirkan perasaan mertua nya, mungkin Mala tidak mau ikut masuk ke dalam kamar ini.tidur di kamar pembantu jauh lebih baik ketimbang harus tidur satu kamar dengan suami yang tidak mengharapkan nya dan selalu menyerang nya dengan kata-kata kasar.Mala sangat merasa tidak nyaman dan secepat mungkin akan meminta di pulang kan saja ke rumah orang tua nya.
" Percuma tinggal di rumah mewah tapi batin tersiksa." pikir nya tanpa ragu.
Setelah meletakkan tas milik Davin,Mala segera melangkah kan kaki nya meninggal kan kamar dan tak lupa menutup pintu dengan rapat.
Dari luar samar-samar dia mendengar Davin mencaci maki diri nya.Mala memejamkan mata nya, menghirup nafas dalam-dalam sambil menenangkan gemuruh batin yang sangat terluka.
" Ingat Mala! Kalian menikah karena sebuah insiden.tujuan mu adalah untuk membuat anak mu mendapatkan hak nya.setelah dia lahir kamu bisa bebas dari manusia seperti pria itu.dia bukan jodoh mu.jangan pernah menyimpan rasa untuk nya."batin Mala dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
" Lebih baik Aku kembali saja ke tempat Sasa."putus nya mencoba mencari ketenangan di tengah kemelut yang memanas.
Sambil menuruni anak tangga,Mala berusaha mengingat peristiwa yang lucu-lucu agar wajah nya tidak terlalu tegang.meski pun pada kenyataannya sangat berbanding terbalik.hanya kisah lucu itu yang bisa mengobati luka nya, meskipun tidak benar-benar sembuh tapi sementara waktu mampu membuat nya waras.
" Kamu baik-baik saja sayang,capek ya turun naik tangga?"tanya Maisya penuh perhatian dan Sasa ikut memperhatikan wajah kakak ipar nya.
" Nggak capek kok Ma,Mala malah seneng naik turun tangga, hitung-hitung sekalian olahraga."jawab nya berusaha menampilkan senyum ceria.
Maisya sangat tahu betapa berat nya menjadi Mala saat ini, apalagi dengan sikap Davin yang dingin dan sangat kaku.Maisya sungguh merasa iba kepada menantunya ini.
" Kalau Kamu butuh teman cerita,Mama sama Sasa selalu ada untuk mu, apapun yang bikin Kamu tidak senang,katakan saja kepada kami berdua."kata Maisya lembut sambil mengusap kepala Mala.
" Terimakasih Mama,Sasa! Mala dan dedek bayi nya baik-baik saja ,kalian tidak perlu khawatir ."Maisya memeluk menantu nya penuh kasih sayang.
Malam itu setelah makan malam,Mala ternyata benar-benar ikut masuk ke dalam kamar Sasa, mereka tenggelam dalam fokus ketika drama horor mulai berputar di layar televisi.Mala juga tidak menolak ajakan dari Sasa yang meminta nya untuk tidur di kamar ini.tepat pukul satu dini hari.kedua wanita muda ini menyerah dan akhirnya tertidur pulas.
Davin yang baru kembali dari ruang kerja nya langsung mengerling kesal ketika mendapati tidak ada sosok Mala di sana.kamar mandi juga sepi.
Davin memilih acuh,ia pikir Mala sedang mengambil air minum ke lantai bawah.Davin merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur sampai akhir nya tertidur pulas hingga pagi menjelang.
" Ternyata dia benar - benar tidak peduli sama Aku.jika Aku mati mungkin dia adalah orang pertama yang akan senang." batin Mala yang terjaga karena ingin buang air kecil.
Bersambung
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.