Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Dek, kamu nyetir."
Arsy tidak menjawab, namun ia langsung menyambar kunci mobil dari tangan Arsa. Sedangkan Arsa masih terus melacak keberadaan Zio saat ini.
"Kak, Zio menggunakan mobilku, lacak saja mobilnya."
Arsa mengangguk, tadinya ia melacak nomor ponsel Zio. Tapi terlalu lambat, jadi Arsy meminta untuk melacak mobil miliknya.
Semua mobil milik keluarga Henderson dipasang pelacak, semua itu untuk mengantisipasi kejadian yang tidak mereka inginkan.
Dengan begitu, mereka bisa menemukan keberadaan mobil tersebut.
"Mobilnya menuju kearah selatan," ucap Arsa.
Arsy langsung memutar setir kearah selatan. Arsa yang sedang duduk pun terhuyung ke pintu mobil.
"Hati-hati Dek, jangan terlalu panik begitu," tegur Arsa.
"Ini masalah nyawa kak, jika kita terlambat kita yang akan menyesal karena tidak bisa menolong orang."
"Jujur saja Dek, kamu suka Zio, kan?"
"Bukan saatnya memikirkan hal itu, yang penting sekarang kita menyelamatkan nyawa Zio terlebih dahulu."
Arsa tersenyum, ia menoleh ke Arsy yang benar-benar terlihat panik. Arsa sendiri baru kali ini melihat adiknya seperti itu.
"Mulutmu bisa menipu Dek, tapi hatimu tidak," batin Arsa.
Sementara Zio sudah bertarung melawan 10 orang. Zio cukup kualahan karena ia sudah pasti kalah jumlah.
"Kalian semua pengecut!" maki Zio dengan nafas ngos-ngosan.
"Terserah kamu mau bilang apa? Yang penting kami bisa menghabisi mu secara perlahan. Setelah itu kami akan bawa kamu kepada Jaydon," ucap pria itu.
Zio kembali melawan musuhnya, meskipun sudah beberapa kali ia terkena pukulan, namun Zio akan tetap tidak mau menyerah.
"Kamu ketua naga hitam, kamu dan Jaydon adalah musuhku," ucap pria itu lagi.
Zio tersenyum miring, padahal dulunya mereka adalah teman. Namun sekarang mereka malah musuhan.
"Kita tidak ada masalah apapun, tapi kenapa kamu ingin membunuhku? Bahkan kamu mengirim penembak jitu untuk membunuhku," kata Zio.
Pria itu memberi kode untuk kembali menghajar Zio. Zio sebisa mungkin melawan mereka. Akhirnya satu persatu dapat Zio kalahkan.
Kini tinggal beberapa orang saja lagi yang belum Zio kalahkan, termasuk pria yang berbicara dengan Zio.
"Xavier, bukankah kita sahabat?" tanya Zio disela-sela bertarung nya melawan bawahan Xavier.
"Tidak ada persahabatan dalam dunia hitam. Siapa yang unggul dialah yang berkuasa."
Xavier mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan nya ke Zio. Tiba-tiba lampu mobil menyorot kearah mereka sehingga membuat Xavier silau.
Dan kesempatan itu Zio gunakan untuk menendang Xavier. Xavier mundur beberapa langkah, kemudian ia tersenyum karena tendangan Zio tidak membuatnya jatuh.
"Hahaha, ternyata kamu lemah Zio!"
Zio kembali menyerang Xavier, namun kali ini Xavier menangkis tendangan tersebut. Zio memutar tubuhnya dan tendangan berikutnya menyusul.
Tendangan yang tidak pernah diduga oleh Xavier pun tepat mengenai lehernya. Xavier terhuyung karena tendangan keras dari Zio.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Arsy yang langsung menghampiri Zio. Sementara Arsa bersiap menjadi benteng pertahanan untuk memblokir serangan Xavier.
"Kenapa kamu kemari? Aku bisa atasi nya sendiri," tanya Zio dengan nafas ngos-ngosan.
"Sudah, sebaiknya kita lawan sama-sama," jawab Arsy tidak nyambung.
"Dia bukan tandingan mu," kata Zio.
Arsy tidak menjawab, ia hanya tersenyum. Menurutnya, sekuat apapun lawannya, tidak boleh menyerah begitu saja.
"Kak, bereskan mereka," pinta Arsy pada Arsa sambil menunjuk tiga orang yang tersisa. Karena selebihnya sudah dikalahkan oleh Zio.
Kini tinggal Xavier dan tiga orang bawahannya yang tersisa. Selebihnya sudah terkapar ditanah.
Arsy meminta Zio untuk istirahat sejenak, Arsy tahu jika Zio kelelahan setelah melawan musuhnya.
Namun Zio ngotot ingin melawan Xavier, malah ia meminta Arsy untuk menyingkir.
"Dia bagian ku," ucap Zio.
"Baiklah, aku akan bantu kakakku saja," ujar Arsy.
"Kenapa? Kamu takut kekasihmu akan kalah denganku?" tanya Xavier mengejek.
Arsy yang mendengar itupun langsung berlari menerjang kearah Xavier. Xavier menghindar dari terjangan Arsy.
Namun tanpa diduga, satu kaki Arsy langsung berputar bersamaan dengan tubuhnya menghantam kepala Xavier.
Jika dilihat dari postur tubuh Xavier, rasanya tidak mungkin jika tendangan kaki Arsy bisa mencapai kepala Xavier. Namun Arsy punya taktik yang bisa menjatuhkan lawannya dengan mudah.
Xavier langsung terpental jatuh ke tanah. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya yang terasa pusing akibat tendangan keras dari Arsy.
"Bagaimana? Apa masih kurang?" balas Arsy mengejek Xavier.
"Sial, tendangan nya tidak bisa diprediksi," batin Xavier.
"Sekarang giliran mu," ucap Arsy pada Zio.
Arsy menyingkir dan hanya menjadi penonton saja. Kini Xavier kembali bangkit untuk melawan Zio. Zio yang sudah pulih dari lelahnya pun sudah siap melawan Xavier.
"Kita tuntaskan masalah ini malam ini juga," kata Zio.
Xavier tersenyum miring. Dengan gerakan cepat ia menendang Zio. Zio menghindar dari tendangan tersebut. Lalu memutar tubuhnya dan berbalik menendang Xavier.
Xavier terhuyung, sekali lagi ia terjatuh ke tanah. Xavier kembali bangkit, dia tidak menduga jika Zio ternyata banyak kemajuan dalam seni beladiri.
"Sudah, cepat tuntaskan!" seru Arsy.
Zio menoleh ke Arsy. Dan kesempatan itu Xavier gunakan untuk menyerang Zio. Xavier mengeluarkan pisaunya, lalu menghunuskan pisau tersebut.
Beruntung Zio cukup peka, sehingga ia berhasil menghindari serangan tersebut. Zio menyikut tulang rusuk Xavier, kemudian memukul tangan Xavier sehingga pisau yang dipegangnya terlepas.
"Bagaimana bisa dia sekuat itu? Bahkan sekarang aku kalah sama dia," batin Xavier.
Zio pun menghajar Xavier tanpa ampun, sehingga Xavier terkulai lemah di tanah. Zio mengambil pistol yang tadi terjatuh, lalu menembak tangan dan kaki Xavier.
"Aku pastikan kamu akan lumpuh total," ucap Zio. Zio tidak main-main jika sudah diusik.
Zio sendiri tidak tahu dendam apa yang dimiliki oleh Xavier? Sehingga dia menargetkan Zio.
"Sebaiknya aku antar kamu pulang," kata Arsa yang melihat Zio sepertinya tidak baik-baik saja. Zio hanya pasrah, lagipula ia tidak sanggup untuk menyetir sendiri.
"Sebentar," kata Zio. Zio pun kembali menembak mereka satu persatu tanpa ampun.
Hanya Xavier yang ia biarkan hidup, Zio hanya membuatnya cacat. Dan itu akan menjadi sebuah penghinaan bagi Xavier. Karena menurut Zio, mati terlalu ringan untuk Xavier.
"Bukankah dia ketua the wolf?" tanya Arsa.
"Ya, hanya karena ingin menjadi penguasa dunia bawah, dia menjadi serakah dan ingin menyingkirkan siapa saja yang berkaitan dengan dunia bawah," jawab Zio.
Arsy pulang sendiri menggunakan mobil Arsa, karena ia tidak ingin ikut bersama Arsa mengantar Zio pulang.
Tadinya Zio berharap jika Arsy lah yang mengantarkan nya pulang, tapi harapannya sia-sia. Ternyata Arsa yang mengantarnya pulang.
"Kamu berharap Arsy yang mengantar mu, kan? Dia itu sulit untuk didekati, bila ada yang bisa mendapatkan nya, berarti orang itu sangat beruntung."
Zio terdiam, tapi diam-diam ia memikirkan cara untuk mendekati dan mendapatkan Arsy.
paham...
jd jangan terlalu sombong