Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 8
Jangankan Jillian, Dario saja masih memikirkan sampai sekarang bagaimana cara memberitahu kedua orang tuanya mengenai hal ini? Dario bukan karena takut dan dikeluarkan dari warisan keluarga dia hanya takut membuat kedua orang tua nya kecewa.
Ya, walaupun ini sudah termasuk mengecewakan mereka sebenarnya tapi apa guna nya ia bertahun-tahun membahagiakan orang tuanya hanya di patahkan dalam satu kesalahan yanga tidak disengaja?
" Saya takut Om, bagaimana orang tua saya akan marah besar pada saya dan mengusir saya dirumah. " lirih Jillian yang mampu Dario dengar.
" Kamu tidak perlu khawatir, jangan bilang apa-apa dulu mengenai kehamilan kamu. biar saya dan keluarga saya yang akan menemui orang tua mu langsung. " ucap Dario mantap.
" Benarkah Om Dok? Om gak bakal ingkar janji kan? " tanya Jillian mulai berharap.
" Iya, kamu tenang saja. " ucap Dario.
Dario menghentikan mobilnya didepan perumahan perum palm walaupun orang tua Dario cukup kaya bisa dibilang rumah yang dilihat nya lebih mewah dari rumah nya dan sangat terlihat orang kaya sekali.
" Ternyata dia anak orang kaya, tapi kenapa dia harus bekerja mati-matian? " batin Dario melihat rumah dihadapannya yang begitu mewah mungkin ada 3 lantai rumah itu.
" Makasih ya Om Dokter, maaf gak bisa suruh mampir nanti Tante Menor marah-marah lagi. " ucap Jillian.
" Tante menor? " bingung Dario.
" Iya, istri Papa yang galak itu. aku pergi dulu Om jangan lupa Om harus tempati janji ya. " ucap Jillian berpamitan menyalami tangan pria itu.
" Iya, apa kamu bekerja lagi nanti malam? " tanya Dario membuka kaca jendela saat Jillian sudah melangkah sedikit jauh.
" Iya, kenapa Om? Om mau antar aku? "tanya Jillian sedikit berharap.
" Tidak, saya ada pekerjaan di rumah sakit nanti malam saya hanya bertanya. " Jawab Dario menatap datar.
Jillian mendengus kesal, melanjutkan langkahnya sedangkan Dario tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat Jillian.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Dario memarkirkan mobilnya di dalam garasi rumahnya, Dario tidak langsung keluar ia masih betah berada didalam mobil memikirkan apa sebaiknya dia memberitahu sekarang pada orang tuanya? atau nanti aja dia langsung membawa Jillian kerumah.
Sebaiknya, Dario memilih opsi yang pertama tapi... bagaimana mengatakan nya pada Mama dan Papanya? Dario tahu betul watak Papa nya yang begitu keras dan pemarah lalu Mama nya pasti sangat kecewa. membayangkan saja sudah membuat Dario frustasi mengacak rambutnya tidak karuan.
Dario memukul stir mobil melampiaskan emosinya sejenak, sebelum melangkah mantap memasuki rumahnya. dilihatnya sebuah mobil putih memasuki halaman rumah terparkir di depan halaman utama.
Papanya sudah pulang rupanya, terlihat lelaki yang sudah berumur itu keluar dari dalam dengan setelan Jaz nya.
" Kamu baru pulang? dari mana saja? " tanya Roger melihat kehadiran putra nya yang keluar dari ruang garasi.
" Lagi kumpul sama teman. " jawab Dario berbohong menyalami pria itu.
" Oh, hari ini libur? " tanya Roger.
" Iya, nanti malam masuk lagi. " jawab Dario.
Roger memanggungkan kepalanya, mereka segera masuk kedalam rumah disambut seorang wanita yang awet muda walaupun usianya sudah memasuki angka 50 tahun.
" Kalian bersih-bersih saja dulu, Mama akan siapkan makan malam. " ucap Jennifer.
" Iya Ma. " balas keduanya.
Setelah selesai Makan, seperti biasa kedua orang Tua Dario akan berkumpul di ruang tengah sambil menonton televisi. Dario menuruni anak tangga menemui Mama dan Papanya yang asik bercengkrama.
" Ma, Pa sibuk gak? ada yang mau aku bicarakan. "ucap Dario.
" Gak Kak sini duduk, mau cerita apa? kayaknya serius banget. " jawab Jennifer.
" Em... " ucap Dario tampak gugup.
" Papa curiga kamu mau lamar anak orang kan? " tebak roger.
" I-iya Pa, aku mau lamar anak orang. " jawab Dario.
" Wah! siapa itu Kak? sesama rekan kerja mu juga? atau anak tetangga komplek sebelah? atau siapa? " tanya Jennifer antusias.
" Dia... emm... dia, masih Sekolah tingkat akhir Ma. " jawab Dario.
" Ya kalau gitu, tunggu sampai lulus dulu baru kamu nikahin. kasihan kalau kamu nikahin pas masih sekolah. " ucap Roger.
" Kalau memang kalian berjodoh, kalian akan tetap selalu bersama jadi jangan terburu-buru biarkan kekasih kamu belajar yang benar dulu membanggakan orang tua nya baru kamu boleh menikahinya. " jelas Jennifer.
" Tapi masalahnya dia- "
" Masalahnya kamu takut dia diambil orang kan? potong Roger.
" Kalau kalian jodoh gak akan kemana, mau sejauh apapun kalian berpisah kalau kalian berjodoh yang ditakdirkan tuhan bersama kalian akan tetap bersatu lagi. " sambung Roger.
" Seperti Mama dan Papa contohnya, saat itu Papa kerja di China Mama mu tinggal di Milan, Papa jauh-jauh cari jodoh sekalian kerja disana eh sekalinya pulang kesini lagi dapat jodohnya si Mama teman Sekolah SD lagi. "
" Dulu Mama mu masih pacaran sama teman Papa, akhirnya nikahnya sama Papa bukan sama teman Papa padahal pacaran nya udah lama banget. " cerita Roger.
" Bukan itu masalahnya Pa! " ucap Dario memijat pelipisnya.
" Lalu apa dong? " tanya Jennifer menimpali.
" Dia.. dia sedang hamil anak ku. " ucap Dario mantap.
Tidak ada jawaban yang terlontar dari kedua orang tua nya, mereka saling diam syok dan tidak percaya itu yang mereka denger barusan.
" Jawablah Ma dan Pa? kenapa kalian diam saja? kalian pasti kecewa dengan ku kan? aku minta maaf, ak-aku tidak sengaja melakukan nya saat itu. " jelas Dario.
Roger menghela nafas gusar, perasaan nya campur aduk, ingin melampiaskan amarah nya pada sang anak tidak ada guna nya. nasi sudah jadi bubur sekarang tidak akan bisa dulang lagi percuma ia menghajar anak nya tidak akan menyelesaikan apa-apa hanya mendapat luka saja.
Roger menghampiri anaknya, sedangkan Dario sudah siap mendapat pukulan dan tinjuan dari Papanya tapi semua itu diluar prediksinya, nyata nya Roger menepuk pundaknya 3 kali dan tersenyum tegar.
" Apa yang kamu rasakan sekarang terhadap tindakan mu? " tanya Roger.
" Ak-aku meras bersalah, marah pada diriku, kecewa, semuanya! aku merasa seperti menghancurkan impian kalian padaku. " ucap Dario menunduk dalam.
" Siapa wanita itu Kak?perkenalkan dia pada kami, bawa wanita itu kemari. " ucap Jennifer.
" Aku hanya tahu Namanya Jillian Amberly dia masih kelas 12 4 bulan lagi dia akan lulus sekolah. " jelas Dario.
" Berapa usianya? kalau bisa kalian menikah secara hukum. " ucap Roger.
" 18 tahun, tahun depan dia baru berusia 19 tahun. aku sudah memikirkan sebaiknya menikah diatas kertas saja dulu kalau secara hukum tidak bisa Pa usianya tidak memadai. " jelas Dario.
" Huh, baiklah. sebaiknya kamu bawa nak Jillian kesini secepatnya agar kita bisa langsung melamarnya kerumah nya. " ucap Jennifer.
" Rencana nya secepatnya Ma, tapi dia susah sekali diajak kerja sama. " ucap Dario.
" Kenapa? dia tidak ingin bertemu dengan kita? " tanya Jennifer.
" SEpertinya dia takut dimarahi, jadi aku mohon sama Mama dan Papa tolong banget ngertiin perasaan dan sikap Jillian. " ucap Dario menggenggam jemari Jennifer.
" Sejak kapan kami akan memarahi anak perempuan yang disini hanyalah korban dari mu? walaupun dia bersalah tapi janin nya tidak bersalah, bayinya tidak tahu apa-apa mengenai hal ini. " jelas Jeniffer.
" Terima kasih Mama dan Papa, secepatnya aku akan membawanya kemari. " ucap DArio.
" Berikan tanggal dan hari yang pasti Son. " ucap Roger tegas.
" Minggu depan aku akan membawanya kemari. " ucap Dario pasti.
" Kalau gitu, Mama akan membuat camilan menyambutnya datang kerumah kita. " Ucap Jennifer.