Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Baru saja mereka duduk, Carlos tidak sengaja melihat seorang anak kecil seumuran dengannya.
Anak itu sepertinya baru pulang sekolah karena masih berpakaian seragam. Anak itu masuk kedalam warung.
Beberapa saat kemudian anak itu sudah berganti pakaian dengan baju kaos oblong yang terlihat kusam.
"Mau makan atau minum?" tanya anak itu saat melayani mereka.
"Kamu kerja disini?" tanya Carla.
Anak itu tertunduk kemudian mengangguk. Kemudian ia mencatat pesanan mereka satu persatu.
Baru setelah itu anak itupun ke dapur untuk memberikan catatan pesanan pelanggan.
Arthur memanggil pemilik warung makan, pemilik warung makan pun bergegas menghampirinya.
"Maaf Pak, apa yang tadi anak Bapak?" tanya Arthur.
"Oh itu, bukan mas, dia kerja disini lumayan lah untuk bantu-bantu," jawab pemilik warung makan tersebut.
"Mengapa harus memperkerjakan anak kecil, Pak?" tanya Carlina.
"Eee, bagaimana mana lagi, hanya dengan cara itu kami bisa membantunya. Anaknya rajin dan dia juga tulang punggung keluarganya. Saya memberikan makanan gratis untuk dia bawa pulang, juga gajinya kadang saya lebihkan. Kasihan, tapi apa boleh buat Mas, mbak," jawab bapak itu.
Arthur dan Carlina saling pandang, kemudian ia menanyakan tentang anak itu. Bapak itu menceritakan jika kedua orang tuanya lumpuh.
Bapak dari anak itu adalah korban tabrak lari, sudah setahun tidak dapat berjalan. Sementara ibunya harus menjaga suaminya di rumah.
Kadang juga menjadi buruh cuci untuk mendapatkan uang buat kebutuhan sehari-hari.
Kadang para tetangga yang dekat dengan rumahnya pun merasa kasihan juga ikut membantu semampu mereka.
Seperti melayani dan memberikan apa saja yang bisa di makan. Kadang juga memberi sembako semampu mereka.
"Pa, kasihan sekali anak itu," ucap Carlos.
Carlina tanpa sadar menitikkan airmata nya. Ia terharu mendengar cerita bapak itu. Namun ia beruntung anaknya terlahir dengan kelebihan luar biasa.
Arthur menelpon supir pribadinya untuk datang membawa mobil yang lebih besar. Karena ia akan membantu keluarga anak itu.
Pesanan mereka datang, karena banyak anak itu harus berulang kali mengantar pesanannya.
"Duduk disini," pinta Keenan pada anak itu.
"Maaf, saya harus bekerja, nanti saya kena pecat," ujar anak itu.
"Kami sudah meminta izin pada Paman pemilik warung makan ini," ucap Carlos.
Anak itu dengan malu-malu duduk disamping Carlos. Sebenarnya anak itu merasa minder, karena pakaian Carlos dan yang lainnya bagus-bagus.
"Kamu kelas berapa?" tanya Virendra.
"Dua, saya sekolah gratis, kata guru saya mendapat beasiswa," jawab anak itu.
Mereka semua manggut-manggut, sebenarnya beasiswa itu diberikan untuk yang kurang mampu.
"Kamu sudah makan?" tanya Carla.
"Sudah, tadi didapur," jawabnya.
"Nanti antar kami ke rumahmu, ya," pinta Carlos.
Anak itu tampak ragu, kemudian ia pergi untuk melayani pelanggan lain. Mereka hanya memperhatikan, lalu melanjutkan makannya.
"Pa!" Carlos memanggil papanya.
"Iya papa tau apa yang harus papa lakukan," jawab Arthur.
"Tuan, mobilnya sudah sampai," ucap supir dan penjaga.
"Kalian sudah makan?" tanya Arthur.
"Eee, belum Tuan," jawab supir pelan sambil tertunduk.
Arthur kembali memesan makanan untuk penjaga dan supir. Dengan cepat pemilik warung melayani mereka.
Setelah selesai makan, Arthur mengajak anak itu pulang. Arthur meminta untuk membawa mereka ke rumah anak itu.
Supir pun juga ikut karena harus membawa mobil ke dekat rumah anak itu. Tidak jauh sih, ada sekitar beberapa ratus meter saja.
Ternyata rumah anak itu dibelakang rumah warga. Ada jalan setapak menuju rumah anak itu.
"Bu!" panggil anak itu. Seorang wanita umur 30an keluar dari dalam rumah.
"Kok cepat pulang, Nak? Apa warungnya sudah tutup?" tanyanya.
"Ada orang ingin ketemu bapak," jawab anak itu.
Wanita itu menoleh ke arah mereka yang sedang berkumpul. Wanita itu melihat semuanya orang asing.
"Ada keperluan apa ya?" tanya wanita itu.
"Kami ingin membawa suami ibu ke rumah sakit. Kebetulan ada pengobatan gratis Bu," jawab Carlina.
"Tapi ...."
"Selagi ada kesempatan Bu, mengapa tidak digunakan? Siapa tau suami ibu bisa sembuh?" Arthur memotong perkataan wanita itu.
"Darimana kalian tahu?" tanyanya lagi.
"Kami mencari informasi, bertanya-tanya dan menjelajahi tempat bagi orang yang kurang mampu. Dan kami menemukan anak ibu sedang bekerja di rumah makan," jawab Arthur.
Tanpa menunggu jawaban dari wanita itu. Arthur langsung memerintahkan supir dan penjaga untuk membawa suami wanita itu.
"Ibu siap kan pakaian ganti untuk di rumah sakit nantinya," ucap Carlina.
"Bagaimana dengan anak saya? Dia harus ke sekolah," tanya wanita.
"Nanti supir yang antar jemput anak ibu," jawab Arthur.
Akhirnya wanita dan anak itu pun diminta masuk kedalam mobil yang lebih besar. Hari ini juga Arthur membawa suami wanita itu ke rumah sakit.
Arthur sudah mengurus semuanya, dan setelah diperiksa, ternyata masih ada harapan untuk sembuh dan berjalan normal.
Mereka bersyukur karena pria itu masih bisa disembuhkan. Hanya karena kekurangan biaya, jadi pria itu tidak dirawat dirumah sakit.
Setelah mengurus semuanya, Arthur dan anak-anak istrinya pun kembali ke rumah. Tidak lupa Carla dan Carlos memberikan uang kepada anak itu.
Rafael, Axelle, Virendra dan Keenan juga ikut memberikan uang jajan mereka. Meskipun tidak banyak, namun bisa membantu untuk anak itu makan.
Arthur menugaskan supir untuk mengantar jemput anak itu selama mereka di rumah sakit. Arthur juga sudah membayar tagihannya hingga sembuh.
Tiba di rumah, mereka langsung keluar dari mobil. Ternyata Kayden dan Violet sudah menunggu.
"Sayang, kamu tidak apa-apa? Tidak ada yang terluka?" tanya Violet.
"Tidak Ma, malah seru, penjahat nya tidak pandai berkelahi," jawab Rafael.
"Kalian tidak apa-apa?" tanya Kayden pada Virendra, Axelle dan Keenan.
Mereka semua menggeleng serentak, mereka juga senang melawan penjahat tersebut. Mereka baru kali ini melawan penjahat.
"Orang tua kalian nanti akan ke sini," kata Kayden.
Carlina pun mengajak mereka untuk masuk. Tadinya pelayan juga sudah menyuruhnya untuk masuk.
Namun mereka lebih memilih duduk di teras rumah. Ya sambil menunggu anak mereka, kebetulan juga mereka belum lama datang. Baru beberapa menit, jadi tidak terlalu membosankan menunggu.
Beruntung Arthur cepat mengajak mereka untuk pulang, kalau berlama-lama, tentu Kayden akan lama menunggu.
Carlos dan Carla masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian. Setelah itu barulah mereka kembali bergabung dengan empat bocah tersebut.
"Kalian tidak ada mainan?" tanya Virendra.
"Kami tidak suka permainan robot atau sejenisnya," jawab Carlos.
Akhirnya mereka cuma bermain game di ponsel. Rafael menantang Carlos untuk bermain game online.
Carlos pun langsung menerima tantangan tersebut. Ia sudah terbiasa bermain game, jadi tidak takut.
Soal siapa menang siapa kalah Carlos tidak peduli. Yang penting bermain untuk mengalahkan lawannya.
Keduanya bermain dengan serius, hingga kemenangan pun berpihak pada Carlos. Carlos melompat-lompat kegirangan.
Hidup itu selalu seimbang kiri dan kanan 😂😂
Apa jobdesk recesionis yaa? Satpam perusahaan? Ini perusahaan recehan ato gedean?
Kalo perusahaan gede, karyawan jiasa aja ga bisa asal masuk ke ruangan pimpinan..
Aahhgg ini kan dunia unreal, anything can happend right? 😂😂😂
🙏🏼🙏🏼
Semangay bosque 👌🏻
.