"Sepuluh juta untuk satu bulan," Seorang wanita cantik menyodorkan uang dua gepok didepan seorang wanita lain.
Wanita yang diberi menelan ludah dengan susah payah, melihat dua tumpuk uang yang ada didepan mata.
"Jika kamu bekerja dengan baik, saya akan tambahkan bonus," Kata wanita kaya itu lagi.
"B-bonus," Sasmita sudah membayangkan berapa banyak uang yang akan dia terima, dengan begitu Sasmita bisa memperbaiki ekonomi hidupnya
"Baik, saya bersedia menjadi pelayan suami anda,"
Yang dipikir pekerjaan pelayan sangatlah mudah dengan gaji yang besar, Sasmita yang memang pekerja rumah tangga bisa membayangkan apa saja yang akan dia kerjakan.
Namun siapa sangka pekerjaan yang dia pikir mudah justru membuatnya seperti di ambang kematian, Sasmita harus menghadapi pria yang temperamental dan tidak punya hati atau belas kasihan.
Bagaimana Sasmita akan bertahan setelah menandatangani perjanjian, jika tidak sanggup maka dirinya harus mengembalikan dua kali lipat uang yang sudah dia terima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mayang
"Sayang aku tunggu di kamar."
Pesan yang masuk ke ponsel suaminya, dan Mayang yang melihat dadanya semakin sesak. Memang tidak menyentuh dan membuka isi pesan suaminya, tapi pesan masuk yang tertera di layar sudah menjelaskan apa yang dia lihat.
Selama ini dirinya tak berbuat aneh-aneh hanya ingin melihat suaminya seperti yang dulu, suami yang dulu begitu hangat dan menatapnya penuh cinta. Mayang merindukan sosok pelindung yang begitu nyaman di pelukannya, bukan sosok yang dingin dan kasar selama beberapa tahun ini.
Rio Fernandez adalah pria pertama yang dia kenal, pria yang memberikannya banyak warna setelah dirinya merasakan kelam kehidupan.
Mayang yang dulu memiliki kehidupan yang begitu buruk, hidupnya sangat terpuruk dan penuh ketakutan.
Dijual oleh ayahnya saat usianya masih 17 tahun, bahkan Mayang di paksa untuk menjadi wanita penghibur oleh mucikari yang mengambilnya dari sang ayah.
Mayang yang masih gadis belia tentu saja merasakan ketakutan yang luar biasa, tiada hari tanpa menangis hingga membuatnya mendapat perlakuan buruk.
"Jika ingin selamat, lakukan apa yang saya perintahkan!"
Mayang hanya bisa menangis pilu dengan kepala tertunduk, tak menyangka jika dirinya akan berakhir di tempat seperti ini. Saat itu dirinya baru merayakan kelulusan, dan saat sampai rumah Mayang langsung diseret dua orang pria yang tidak dikenalnya, dan membawanya kesebuah bar malam.
Malam itu Mayang pertama kali menggunakan pakaian kurang bahan, belahan dada rendah, dan kain yang membungkus tubuhnya dengan erat, jangan lupakan batas panjang kain itu hanya sampai setengah paha, membuat Mayang benar-benar tak merasa nyaman.
"Malam ini ada tamu istimewa, jangan buat masalah jika tidak ingin hidup mu berakhir ditanganya!" Ucap wanita yang menunjukan wajah tegasnya, wanita itu adalah mucikari disana.
"Tapi-"
"Tidak ada penawaran dan bantahan, malam ini kau akan melayani Tuan Fernandez!"
Mayang hanya bisa pasrah dalam ketakutannya, rasanya lebih baik mengakhiri hidupnya dari pada harus mengotori tubuhnya.
"Jangan macam-macam, ingat!"
Setelah di tinggal di dalam kamar dalam nuansa remang dan berdominasi warna merah, Mayang menatap kesekeliling dengan tubuh gemetar, air matanya tak bisa dibendung dengan rasa sesak didada yang kian membara.
"Kenapa ayah tega sekali," Gumamnya dalam isakkan.
Mayang gadis cantik, hanya saja nasibnya tak secantik wajahnya.
Ceklek
Tubuh Mayang tiba-tiba meremang, saat mendengar pintu dibuka.
Kepalanya semakin menunduk dengan tubuh kian bergetar kuat. Mayang malam itu begitu takut saat suara sepatu memasuki kamarnya, seolah setiap langkah yang terdengar adalah waktu dimana dirinya akan mengalami hal terburuk.
"T-tolong jangan sakiti saya, saya akan melakukan apapun asalkan anda mau membantu saya keluar dari tempat ini." Katanya dengan bercampur Isak tangis.
Bahkan Mayang sampai merosotkan tubuhnya untuk bersimpuh didepan pria pemilik sepatu mahal itu.
"Jaminan apa yang kau punya bitch!"
Saat itu juga hatinya merasa diremas mendengar panggilan yang di lontarkan, dia bukan gadis kotor, dia masih punya harga diri. Tapi semua sudah musnah direnggut oleh ayahnya sendiri.
Mayang dengan wajah yang basah oleh air mata mendongak, hingga tatapanya tertuju pada pria jangkung tegap dengan wajah tampan namun juga begitu menyeramkan saat menatap manik hitam legam yang sangat menakutkan.
"Apapun yang anda inginkan, saya akan berikan asalkan saya bisa keluar dari tempat ini." Katanya dengan wajah putus asa.
Pria tampan namun terlihat menakutkan itu, pada akhirnya menuruti permintaan Mayang, hingga dimana Mayang bisa kembali bebas dari tempat maksiat itu. Namun ia harus menjadi tawanan seorang Rio Fernandez, tak lain adalah pria berusia 27 tahun yang sedang populer dikalangan pembisnis, namun juga disegani.
Mayang mengabdikan hidupnya pada pria penolongnya itu, pria yang dia kenal pertama kali hingga tumbuh benih cinta. Siapa sangka jika cintanya ternyata terbalas dan mereka memilih untuk mengikat janji pernikahan.
Kembali ke Mayang..
Wanita itu mengusap air matanya saat mendengar pintu kamar mandi terbuka, bibirnya tetap melengkung senyum meskipun hatinya menjerit.
"Aku bantu pakaikan Mas," Ucapnya dengan nada lembut.
Dulu suaminya akan menyambutnya dengan senyuman yang menawan, tapi sekarang bukan senyum yang dia dapatkan, melainkan tatapan sinis.
Mayang hendak membantu mengeringkan tubuh suaminya, namun belum sampai tangan itu nyentuh kulit suaminya, tiba-tiba tangannya ditepis dengan kasar.
"Memuakkan!" Kesal Tuan Rio saat Mayang hendak membantunya.
Hatinya sakit dan perih, namun Mayang tetap tersenyum tak menunjukan rasa kecewa dan sakit hatinya.
"Aku rasa kamu sudah lupa bagaimana dulu-"
"Aku bukan yang dulu!" Sela Tuan Rio dengan tegas.
Selalu seperti itu, jawaban yang selalu membuat Mayang sakit hati.
"Lalu apakah aku juga tidak boleh menginginkan suami ku sendiri." Ucapnya dengan tatapan miris.
Tuan Rio menaikkan satu alisnya, tatapanya lurus namun dengan wajah dinginnya.
"Bagaimana bisa aku begitu bodoh, jika suamiku ini-"
"Ck, kau hanya membuat ku muak Mayang!" Sarkas Tuan Riko lebih dulu.
Mayang tersenyum masam, kedua matanya mengembun dengan tatapan kecewa.
"Apakah jika seperti ini kau akan melihat ku kembali Mas."
Dengan air mata mengalir, Mayang menurunkan gaun tidurnya dihadapan suami, sangking inginnya mendapat sentuhan dari suami atau hanya ingin memancing reaksi suaminya.
Namun bukanya tergoda dan senang, Mayang justru mendapatkannya perlakukan kasar dari Tuan Rio.
"Jangan mencoba melebihi batasan mu, jika kau tidak ingin menyesal setelah ini!" Ucap Tuan Rio dengan napas memburu.
Bugh
Mayang dihempaskan begitu saja setelah merasakan sakit di lehernya yang di cekik. Wanita itu menangis di lantai dengan keadaan yang mengenaskan, tidak memakai apapun untuk menutupi tubuh polosnya.
"Jika kau berani keluar, maka aku pastikan aku akan memilih meninggalkan mu!"
Tuan Rio tersenyum sinis, "Sebelum itu terjadi, akulah yang akan pastikan lebih dulu meninggalkan mu!"
Mayang hanya bisa menangis tersedu-sedu saat melihat bagaimana suaminya melangkah pergi tanpa keraguan, saat itulah dunia Mayang terasa hancur.
"Maafkan Mama Riko." Gumamnya dengan terisak pilu.