Sedatar Wajah Suami Ku
Tubuh Mala langsung menegang kala menatap dirinya yang sedang berbaring di sebuah kamar yang sangat mewah.ini bukan kamar milik nya karena dari luas nya saja jelas tak sama begitu juga dengan kenyamanan kasur yang sedang dia tempati.bola mata Mala nyaris berlari keluar ketika menyadari bahwa tak ada satu pun kain yang menutupi tubuh nya.sangat jauh dari kebiasaan nya selama ini dan Mala langsung menarik selimut untuk menutupi bagian tubuh yang sudah terekspos nyata.
Tak hanya sampai disitu saja,dunia nya seakan hancur berkeping-keping melihat ada seorang pria yang ikut berbaring di samping nya dengan keadaan sama persis seperti nya.pria itu tidur menelungkup dengan tubuh bagian atas yang di biarkan terbuka begitu saja.
" Mampus! Kenapa Aku bisa di sini? Tidur sama pria ini lagi?" batin Mala sambil memainkan jemari nya.
Malam tadi Mala memang sengaja datang ke sebuah hotel untuk menghadiri pesta yang sengaja di selenggarakan sebagai salam perpisahan dan perayaan kelulusan dengan teman- teman satu sekolah nya.entah bagaimana cerita nya Mala tidak tahu kalau harus berakhir seperti ini.
Seingat nya ia hanya minum segelas jus jeruk dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
" Kayak nya wajah dia oke juga,tapi kalau dia suami dari wanita lain gimana? Aku bukan pelakor dan nggak punya niat mau jadi pelakor." batin Mala sibuk berbicara sendiri.
Dalam keadaan seperti ini,Mala masih sempat- sempat nya mengagumi paras tampan dari Davin yang hanya terlihat sekilas saja.harum parfum milik Davin membuat Mala begitu betah menghirup nya.maklum saja seumur hidup nya baru kali ini dia mencium wangi parfum sekuat ini.
Beberapa saat hening tanpa suara karena Mala yang masih sibuk mengamati otot-otot kekar milik Davin.ya pria ini adalah Davin putra sulung dari Alvarendra Darwis.
Sempat-sempatnya lagi Mala menelan ludah ketika selimut yang di pakai oleh Davin melorot karena tendangan kaki panjang dari pria itu.
" Awww..." Mala merintih kesakitan ketika hendak mengubah posisi tidur nya.
Sebagai seorang siswa yang cukup berprestasi di sekolah nya,tentu saja Mala paham apa yang telah terjadi kepada nya semalam sampai membuat bagian bawah nya terasa sangat nyeri dan ada noda merah yang menempel pada seprei ini.
Otak Mala mulai bekerja keras menyusun puzzle teka-teki yang membuat dia kehilangan mahkota berharga nya.
Mala tidak tahu siapa yang sudah berani menjebak nya sampai berakhir seperti ini.seingat nya tak pernah memiliki musuh selama duduk di bangku sekolah menengah atas.
Mala menggeleng cepat kepala nya karena pusing mencari dalang dari di balik kejadian buruk ini.
" Kalau sampai Aku hamil! Tamat lah riwayat ku." desah Mala yang sangat tidak ikhlas kehilangan masa muda nya.
Belum lagi orang tua nya pasti akan kecewa dengan sikap nya yang tidak bisa menjaga diri.padahal dia hanya pamit pergi sebentar tapi malah sampai kebablasan seperti ini.
Apa kata orang - orang di lingkungan rumah nya,teman sekolah dan guru-guru yang mengenal nya jika tahu Mala hamil di luar nikah dan tidak melanjutkan pendidikan nya ke perguruan tinggi.
Ahhh...Mala frustasi tapi tidak tahu bagaimana cara untuk menangisi nasib buruk nya .Mala bukan lah wanita cengeng dan lemah tapi dia juga tidak sekuat ini untuk menghadapi kenyataan yang begitu buruk.
Mala bangkit memungut seluruh pakaian yang dia pakai semalam, beruntung tak ada yang robek sehingga masih bisa di gunakan untuk pulang ke rumah menemui orang tua nya.Mala berjalan mengendap masuk ke kamar mandi.rasa nya sangat malu sekali kalau harus bertatap muka dengan pria yang sudah berani tidur satu ranjang dengan nya.
Mala dengan hati-hati membasuh tubuh bagian bawah nya, secepat kilat dia menyelesaikan acara bersih-bersih agar bisa segera pergi dari tempat ini.
" Apa Aku pura-pura tidak terjadi apa-apa aja ya,baru juga satu kali begituan nya, pasti tidak akan langsung hamil." kata Mala dalam hati sambil menutup rapat pintu kamar ini.sebelum benar- benar pergi dari sana.Mala terlebih dahulu menyempatkan diri untuk menatap cukup lama wajah Davin yang masih terlelap damai.
Seperti nya pria itu sangat kelelahan sampai - sampai tidak terusik dengan segala pergerakan yang dia lakukan.Mala kembali melanjutkan niat nya untuk turun mencari angkot yang bisa mengantarkan nya pulang.
Pemikiran Mala yang masih labil dan serba di anggap enteng membuat nya berpikiran untuk melupakan tanggung jawab dari orang yang telah merusak masa depan nya.
Dalam benak nya,Kota ini luas dan mereka pasti tidak akan bertemu lagi.
Di sisi lain.Davin baru saja terbangun dengan rasa lelah dan kepala pusing setelah mendengar ponsel yang berada di saku celana nya berdering kuat.dengan mata yang masih lengket Davin memungut kembali celana yang berserakan di atas lantai .lalu dia ambil ponsel yang pada layar nya tertulis nama sang sekretaris.
Davin baru satu tahun ini mengganti kan posisi ayah nya .pria paruh baya itu membuat nya tak punya pilihan lain selain menerus kan tongkat estafet kepemimpinan di perusahaan raksasa milik keluarga Darwis.tadi malam merupakan malam pertama Davin bisa berkumpul lagi dengan sahabat nya setelah sibuk dengan segala pekerjaan yang tak ada habis nya.
" Tuan, setengah jam lagi kita ada meeting dengan investor dari luar negeri." kata wanita itu dari ujung sana.
Davin spontan membuka lebar-lebar kedua mata nya lalu melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah sepuluh.Davin mulai kelimpungan.selama ini dia adalah sosok yang tepat waktu dan tak pernah suka menunda-nunda pekerjaan.Davin mengubah posisi duduk nya menjadi tegak dan tak sengaja mata nya melirik kearah bagian bawah nya yang polos tanpa kain segitiga.
" Sial..." umpat Davin ketika melihat ada bekas cairan yang sudah lengket pada batang perkutut nya.
Davin menyugar kasar rambut nya ke arah belakang, karena terlalu banyak mengkonsumsi minuman memabukkan itu sampai membuat dia kehilangan kesadaran.
" Bagaimana Tuan? Anda sudah berada di mana sekarang?" desak sekretaris nya lagi.
" CK...Iya...Iya ini Aku akan segera ke sana." Davin segera memutuskan sambungan telepon itu dan beralih menatap ke arah seprei yang kotor oleh sebuah noda berwarna merah menyala.
Rasa bersalah langsung menjalar dalam benak nya,Mama nya pasti akan kecewa jika mengetahui apa yang sudah dia lakukan di sini.tapi Davin merasa heran kepada teman tidur nya yang memilih pergi tanpa membangun kan nya terlebih dahulu.
" Kenapa dia pergi begitu cepat? Apa dia tidak butuh tanggung jawab dari ku?" gumam nya mencari petunjuk yang bisa membantu dia bertemu dengan wanita itu tapi sayang nya wanita misterius itu sama sekali tidak meninggalkan jejak.
Davin menjerit karena sadar kalau yang mereka lakukan malam tadi adalah yang pertama bagi wanita itu,ada perasaan campur aduk yang Davin rasakan sekarang.
Walaupun selama ini Davin tak pernah terlihat menggandeng seorang wanita, tetapi jauh di dalam lubuk hati nya telah terukir nama seseorang yang begitu berarti untuk hidup nya.selama ini Davin selalu mengagumi wanita itu dalam diam nya tapi tidak pernah berani mengutarakan rasa cinta nya secara langsung.Davin jatuh cinta kepada wanita yang usianya lebih tua darinya.sampai sekarang Davin masih berusaha mencari cara untuk mendapatkan hati wanita itu tapi belum sempat semua nya terwujud malah mendapati tubuh nya yang sudah berkhianat dengan wanita asing.
" Apa yang harus Aku lakukan?" tanya nya kepada angin yang berhembus di depan mata nya.
Sadar jika tidak punya banyak waktu lagi,Davin dengan cepat menggulung semua pakaian nya lalu di bawa masuk ke kamar mandi, nanti di kantor dia akan mengganti pakaian nya karena sudah tidak punya banyak waktu lagi jika harus membeli pakaian baru.
Meskipun pikiran nya masih sibuk dengan wanita yang menjadi teman tidur nya semalam, untuk sementara waktu terpaksa dia lupakan karena harus mengurus pekerjaan yang sangat penting.
Setelah mandi kilat,Davin bergegas keluar dari kamar hotel tanpa menghiraukan kepala yang masih Pusing dan perut yang bunyi minta untuk di isi.
Sambil menyetir mobil,Davin mengusap bagian tubuh yang terasa nyeri terkena cakaran yang dia yakini pelaku nya adalah wanita asing itu.
" Apa Aku main nya sangat kasar sampai membuat dia bringas seperti ini?" gumam Davin dalam hati.
" Bodoh nya ...Malah Aku tidak ingat sama sekali dengan kejadian semalam." kata Davin merutuki kesalahan nya.
Tanpa di ketahui oleh Davin,bahwa ada sebuah mobil yang terus mengikuti nya dari belakang.salah satu dari penumpang mobil itu terlihat sedang menghubungi seseorang.kedua mobil ini terus beriringan sampai ke perusahaan D.E grup dan Davin sama sekali tidak menyadari nya.
" Kamu harus ke negara D untuk mengecek perusahaan kita di sana,Papa sudah tidak bisa membantu Kamu lagi karena sudah menjadi tanggung jawab mu menyelesaikan masalah yang terjadi pada perusahaan kita." Davin tak bisa membantah ucapan Papa nya.
Setelah menyelesaikan beberapa meeting penting,sore hari nya Davin bertolak menuju ke negara D dengan membawa serta rasa penasarannya terhadap wanita asing itu.
" Aku pergi dulu, nanti Aku akan berusaha menemui wanita itu." kata nya lagi tapi tidak bisa memastikan kapan waktu itu akan datang.
Bersambung...
Selamat datang di karya baru author, mumpung masih bab pertama jadi kalian boleh banget nabung bab dulu ya guys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments