“Tuan, Nyonya mengajukan gugatan cerai pada, Anda!”
“Hah! Apa dia seberani itu?! Biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, kita lihat, pada akhirnya dia akan kembali meminta maaf dan memohon.”
Pada akhir yang sesungguhnya! si Tuan Muda, benar-benar ditinggal pergi tanpa jejak apapun hingga membuatnya menggila dan frustasi. Dan, empat tahun kemudian, di sebuah klub malam Kota Froz, ia di pertemuan dengan seorang wartawan yang sedang menjalankan misi penyamaran, untuk menguak kasus penculikan bayi empat tahun yang lalu, dan wartawan itu adalah wanita yang membuatnya frustasi.
“Dengan kamu pergi begitu saja apa kamu pikir bisa lepas begitu saja! Urusan kita di masa lalu belum selesai, istriku.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Dia Kembali
“Apa kamu pikir aku ini selalu membuat masalah?!” Axel sama sekali tidak mempunyai rasa hormat pada Kakaknya sendiri, ia balik bertanya, menantang Alea.
“Axel, Abraham tidak mungkin memanggilmu jika kamu tidak melakukan kesalahan, aku mohon Axel, jangan pernah lagi membuat masalah, bekerjalah dengan benar!”
Karena aku yang harus bertanggung jawab, memohon pada Abraham agar kamu tetap dipertahankan di Perusahaan ini.
Sudah puluhan kali Alea memperingati Axel, puluhan kali juga pemuda itu mengabaikannya, “Suamimu itu yang tidak waras, jadi jangan selalu salahkan aku.”
“Axel, jaga ucapanmu!”
“Kenapa! Kamu tidak terima, Alea, lelaki itu memang gila, dan kamu sama gilanya karena sudah bertahun-tahun mengejar dia, tapi dia sama sekali tidak perduli padamu, kasihan sekali.”
Apa yang dikatakan Axel tidak bisa Alea bantah, tapi ia juga tidak terima dengan kata-kata tidak sopan dari adiknya.
“Axel!”
“Stop! Aku tidak mau mendengar ocehan darimu, kamu mau mengantarkan makan siang untuk Abraham, kan! Pergilah, Lelaki itu sudah tidak sabar ingin membuang makanan yang kau bawa.”
Membuang?
Alea tertegun.
**
“Bukankah aku sudah bilang, untuk tidak perlu mengantarkan makan siang atau apapun itu!”
“Aku minta maaf, aku lupa.”
Abraham menutup laptop lalu menatap dingin, Alea.
Alea tidak akan pernah sanggup melihat sorot mata yang penuh kebencian itu, ia hanya bisa menunduk dan menunduk.
“Lupa! Apa daya ingat mu kian hari semakin lemah?! Sebaiknya kamu pergi ke Dokter.”
Alea tidak menjawab ia hanya menunduk dan kembali meminta maaf.
Abraham kesal, Alea selalu berucap dengan kata itu-itu saja, “Pulanglah, dan jangan pernah lakukan ini lagi.”
“Baik,” jawabnya singkat dan langsung keluar dari ruangan Abraham.
“Sekertaris Lee!”
“Eem, apa Nyonya membutuhkan sesuatu?”
“Tidak! Aku hanya ingin bertanya, apa Abraham selalu memakan, makanan yang aku bawakan?”
“Menurut Anda?”
Alea yang memang tidak mengerti, menggeleng.
“Nyonya, seharusnya Anda sudah tau jawabannya tanpa perlu bertanya pada saya. Apa Tuan Muda, selalu memakan masakan Anda, di Villa?”
Alea terdiam.
Jarang, bahkan tidak pernah, sebanyak apapun Alea masak lelaki itu jarang bahkan tidak menyentuhnya.
“Silahkan Nyonya, Sopir Villa sudah menunggu Anda.”
Sekertaris Lee menundukkan sedikit kepalanya, setelah ia mengantar Alea keluar kantor.
“Iya, terima kasih.”
“Tidak perlu sungkan, berhati-hatilah Nyonya,” timpal Sekertaris Lee, dan kembali menuju lift.
“Apa dia yang mendapatkan gelar Nyonya Muda Keluarga Liam? Hah! Sungguh memalukan, bahkan penampilannya tidak jauh lebih baik dari pelayan Keluarga terhormat itu.”
“Hei! Hati-hati bicara, dia Nyonya Muda Keluarga Liam, bagaimana jika Tuan Abraham tau, kalau kita menggunjing nya?”
“Dia wanita yang tidak diinginkan, jadi aku yakin, Tuan Abraham, tidak peduli.”
Saat berpapasan dengan para pekerja Wiliam Grup, Alea sudah sangat terbiasa dengan sindiran orang-orang ini, ia malah menganggap itu adalah sebuah pujian.
Tapi Alea berharap, suatu hari nanti ia tidak akan lagi mendengar pujian ini.
Villa Mars.
“Ibu, kenapa datang kemari? bukankah Ibu tau, jika Abraham tidak menyukainya.”
“Ibu juga tidak akan datang jika tidak ada sesuatu yang penting.”
Wanita ini adalah Vika, atau Nyonya Kim. Orang Tua, Alea.
“Ada apa? Apa ini masalah Axel? Ibu jangan khawatir, aku akan memohon pada Abraham, agar memaafkan, Axel.”
Nyonya Kim, selalu menganggap penting masalah Axel, ia akan rela melanggar aturan Abraham, mendatangi Villa Mars, toh! Bukan dia yang akan di marahi oleh Abraham, tapi Alea.
Tapi, kedatangannya kali ini bukan hanya menyangkut masalah Axel.
“Alea, apa kamu sudah hamil?”
Lagi-lagi pertanyaan hamil, seandainya Alea bisa berkata dengan berteriak! ‘aku tidak akan hamil, karena Abraham tidak pernah menyentuhku ‘
“Belum.”
“Belum! Astaga Alea, kamu ini bodoh sekali! ini sudah tiga tahun, mau menunggu berapa lama lagi? Kamu harus segera melahirkan pewaris Keluarga Liam! Apa, yang dikatakan Nyonya Liam benar, jika kamu ini mandul?”
Alea langsung terbelalak, bisa-bisanya Ibu kandungannya sendiri, meragukan kesuburannya.
“Bu!”
“Alea, kamu ini Putri satu-satunya Keluarga Kim, harapan kami. Semenjak Ayahmu mati, keluarga Kim bangkrut, tapi kamu masih bisa membantu Keluarga Kim bangkit dengan menikah dan memberi keturunan untuk Keluarga Liam, tapi kamu malah menyia-nyiakan kesempatan ini. Bodoh!”
“Bu!”
Nyonya Kim, mengangkat tangannya. Ia tidak mau mendengar pembelaan dari Putrinya.
“Alea, kamu lihat ini!” Ucap Vika, seraya melemparkan sebuah majalah, tepat di wajah Alea, selain mengenai wajahnya majalah itu juga terjatuh di kaki Alea.
“Cepat ambil dan baca, setelah itu aku yakin, otakmu yang kosong bisa digunakan untuk berpikir,” kata Vika, ucapannya sungguh menyakitkan. Namun Alea sudah sangat terbiasa. Sejak kecil ia selalu menerima perlakuan seperti ini dari Ibunya, ini juga yang membuat Axel berani pada Alea karena ia mencontoh Ibunya.
Alea berjongkok, mengambil majalah, masih dengan posisi yang sama dan tanpa perlu ia membuka isi majalah itu, Alea sudah tau maksud Vika memberikan majalah itu. Sampul depan dari majalah beken yang ada di tangan Alea, menampilkan sosok yang cemerlang dan indah. Seketika, sekujur tubuh Alea bergetar dengan perasaan yang tidak nyaman dan takut.
“Je…Jesi…Jessika!” Bibir Alea bergetar, kala menyebut nama Jessika.
“Ya, itu Jessika. Bagus kamu masih bisa mengenalinya, walaupun dia sudah sangat berubah jauh lebih cantik dari tiga tahun yang lalu.”
Alea tidak memperdulikan omongan Vika, ia tertegun dengan wajah yang sangat muram saat melihat tulisan besar yang menyertai foto Jessika.
(Jessika Lucia, Model Cantik Berbakat Telah Kembali, Setelah Tiga Tahun Pergi Untuk Menenangkan Diri, Pasca Kekasihnya Direbut Gadis Lain)
Direbut gadis lain!
“Alea, bangun!” Titah Vika.
“Bu, Jessika kembali.”
“Iya! dia sudah kembali, gadis licik itu sudah kembali, artinya kamu harus segera bertindak, Alea!”
Segera bertindak!
Apa! Tindakan seperti apa yang bisa dilakukan?
“Lea, kamu harus segera melahirkan Anak untuk, Abraham.”
Anak!
Anak!
Anak!
Abraham tidak menginginkan anak dari istrinya, bagaimana aku bisa melahirkan anak untuknya!
Alea menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. “Bu, sebaiknya Ibu pulang, sebentar lagi Abraham pulang, jangan sampai membuat ia tambah marah usai masalah yang di akibatkan, Axel.”
“Baiklah, aku pulang, tapi ingat Alea, kamu harus segera hamil. Aku yakin kembalinya Jessika pasti ingin merebut Abraham dari tanganmu, jangan sampai itu terjadi.”
Alea kembali ke kamarnya, sekali lagi ia menatap dan membaca majalah yang memberitakan Jessika.
Alea tau, Jessika dan Abraham memiliki hubungan dekat tiga tahun yang lalu, dan semua orang mengklaim Jessika adalah kekasih yang sangat di cinta Abraham, meskipun Abraham tidak pernah membenarkan rumor itu tapi lelaki itu juga tidak membantahnya.
Sekarang Jessika kembali! Apa yang akan terjadi kedepannya?