Oswald Steinwech, pria misterius yang selalu menjadi buronan aparat kepolisian karena kasus-kasus pembunuhan brutal yang di tuduhkan terhadap dirinya, membuat Oswald harus berpindah-pindah tempat tinggal!
Beberapa bisnis ilegal yang ia kelola bahkan terancam tumbang karena pengkhianatan dari rekan kerja juga sahabat dekat, pria berwajah pucat itu bahkan tak lagi mampu mempercayai orang-orang yang semula menjadi kaki tangan baginya!
Menghilang sementara waktu merupakan cara terbaik bagi Oswald untuk bisa kembali menata kehidupannya yang selalu berantakan! hingga akhirnya seorang gadis muncul dalam kehidupan Oswald!
Keceriaan serta ketegaran dari diri Reyna dalam menapaki alur kehidupan seorang diri justru membuat Oswald mengubah pandangan perihal kehidupan yang ia lalui! Reyna yang awalnya tampak menyebalkan di mata Oswald, kini justru menjadi gadis istimewa yang mampu mendobrak kebekuan hati Oswald,
Akankah Oswald menemukan kedamaian hidup bersama Reyna????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecupan Yang Salah!
Ku mohon lindungi lah diriku Tuhan!! aku memang bukan gadis yang sepenuhnya memiliki hati bersih! tapi pada siapa lagi aku memohon jika bukan pada Mu? diriku bahkan tak memiliki siapapun di dunia ini ...,
Reyna melangkah lunglai, ia meraih lemari pendingin dan seketika memeriksa stock beberapa jenis soda yang sempat ia rapikan! benaknya kembali melayang! kekisruhan hidup yang ia alami akhir-akhir ini membuat Reyna lagi-lagi melamun bahkan menghela nafas cukup dalam.
Jika sampai Daniel berani macam-macam! maka aku tak akan segan untuk menyerahkan rekaman ini pada pihak polisi! aaaaaghh!! aku sungguh malas jika harus berurusan dengan para aparat itu! tapi-, lelaki hidung belang satu itu harus benar-benar di beri pelajaran!!!
"Mau makan siang bersamaku??"
"Freed??"
Sosok Frederick yang tampak muncul saat ia berbalik badan seketika membuat pupil mata Reyna membesar.
"Aku yang traktir!!!"
****
Duduk berhadapan di salah satu cafe yang telah menjadi langganan bagi keduanya, Frederick juga Reyna tampak saling berbincang santai sembari menikmati hidangan.
"Jadi bagaimana perkembangan kasus pembunuhan itu, Frederick?"
"Masih belum ada bukti jelas perihal identitas pelaku! Entah kenapa? tapi pembunuhan kali ini benar-benar terlaksana dengan rapi!" Frederick membuang nafas kasar sebelum akhirnya kembali meneguk black coffe yang tersaji di meja.
"Terlaksana dengan rapi??"
"Sang pembunuh sama sekali tak meninggalkan jejak apapun! dan identitas antara korban juga pelaku sama sekali belum terpecahkan! besar kemungkinan bahwa korban pembunuhan adalah seorang turis asing yang singgah di Burkina Fasto!"
"Begitu kah?? tapi-, aku sempat melihat kendaraan yang terparkir tepat di samping kejadian pembunuhan Freed! besar kemungkinan itu milik korban atau mungkin pelaku bukan?"
"Kau benar Rey! tapi mobil yang terparkir tak jauh dari jasad korban juga merupakan mobil rental! pihak penyelidik juga telah menelusuri tentang sang pemilik kendaraan!"
"Jadi-, kasus ini masih mengambang? maksud ku-,"
"Apa dirimu merasa keberatan jika harus hadir di persidangan???"
"Fred-,"
"Honey!!! i Miss you so much!!!"
Seorang wanita yang tiba-tiba muncul serta mendekap tubuh Frederick dari belakang seketika membuat Reyna tersenyum hambar.
"Oooh!! kau sungguh cepat sekali?? apa kau berkendara seorang diri?"
"Tidak honey! aku diantar oleh sopir!"
Paula Fernandes, dia sungguh wanita anggun nan cantik! mereka sungguh tampak serasi.
"Hey, Reyna!! howdy???"
"Mmmm-, iam fine! bagaimana denganmu, Paula?" senyum canggung yang ditampilkan oleh Reyna tampak membuat Paula membuang nafas kasar.
"As you look! iam busy i swear!! Oh it's been along time!! Freed-, bisakah kita menghabiskan waktu nanti malam? akan ingin berbelanja beberapa kebutuhan untuk kostum ballet yang aku desain sendiri!"
"Kostum ballet?"
"Iya Frederick! lagipula kau tahu sendiri bukan? aku sangat mencintai ballet! sama seperti diriku mencintaimu! aku tak mau tahu pokoknya kau wajib meluangkan waktu untuk calon istrimu ini, honey!!"
Paula yang kembali berbicara panjang lebar di samping tubuh Frederick seketika melupakan bahwa Reyna masih berada dihadapan mereka.
****
Semua ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Reyna seketika membuat gadis itu buru-buru pamit dan meninggalkan Frederick juga Paula lebih awal.
Kesunyian hati membuat Reyna justru melangkah menuju taman sungai Orion yang aliran nya membelah di tengah kota.
Seharusnya aku menolak ajakan Frederick tadi-, tapi apa boleh buat? lagipula-, apa salahnya? mereka memang pantas bermesraan dihadapan siapapun bukan? kenapa aku harus sakit hati seperti ini? kau ini bodoh Rey! bagaimana bisa kau tetap mempertahankan perasaan mu pada pria yang jelas tak mungkin bisa kau miliki? bibi Han-, ia bahkan membencimu! dan pernikahan Paula juga Frederick, hal itu akan diselenggarakan tahun depan, jadi apa yang kau harapkan?
Langkah kaki Reyna terhenti, ia memperhatikan arloji hitam yang kini melingkar pada pergelangan tangan kirinya,
"Aku tak ingin kembali bekerja! aku lelah, Tuhan! kenapa biaya hidup di Burkina Fasto begitu mahal?? kenapa orang tuaku telah meninggal? dan kenapa paman Lupin menelantarkan diriku begitu saja? aku-, aku lelah!" netra indah itu akhirnya dibanjiri air mata saat Reyna menundukkan kepala.
"Rey-, bisakah kita bicara??"
"Ve-, ma??" Reyna seketika mengangkat dagu, ia menggeser posisi hingga sang sahabat akhirnya terduduk di samping tubuhnya.
"Apa kau masih marah padaku?"
"Ve-,"
"Kau menangis??"
"Maafkan aku, Vema!" Reyna terisak, ia akhirnya mendekap tubuh sang sahabat saat segala bentuk rasa kekecewaan juga kesedihan menghampiri relung hatinya.
"Hey-, iam with you! It's okay honey!"
"Aku lelah Ve! aku merindukan kedua orang tuaku! diriku tidak sekuat itu sekarang Vema!"
Reyna-, harusnya diriku yang meminta maaf! tidak seharusnya aku menyatakan perasaan ku lebih awal!
Lima belas menit berlalu,
Kedua gadis yang memang telah bersahabat sekian lama itu akhirnya kembali tersenyum dengan ice cream yang berada dalam genggaman tangan masing-masing.
"Bagaimana rasanya??"
"Aku menyukainya!" Reyna berucap singkat, gadis itu kembali mendekatkan telapak tangan pada area bibir saat ingin kembali menikmati mango ice cream yang ia genggam.
"Mmmmmpphhh -,"
"Ada cream yang belepotan! selain itu-, aku juga ingin merasakan mango ice cream milikmu Rey!" Vema berucap lembut, ia juga menorehkan senyum setelah berhasil memberikan kecupan singkat pada bibir Reyna.
Wajah Reyna kembali berubah datar, rasa tidak nyaman karena perilaku dari sang sahabat lagi-lagi membuat Reyna dilema.
"Tak apa! kau pasti akan terbiasa dengan hal ini, Rey!" Vema melampirkan senyum tipis dengan jemari yang kembali bergerak dan mengusap bibir sang sang sahabat.
Terbiasa?? kenapa diriku justru tak yakin dengan perkataan mu Ve? hal menyimpang seperti ini? bagaimana bisa aku menghadapi nya? tapi diriku-, aku tak memiliki siapa-siapa selain Vema! hanya dia satu-satunya tempat bagiku untuk bisa berbagi keluh kesah.
**
Apa-apaan ini? kenapa Reyna diam saja? apa mereka sudah tidak waras?? tapi raut wajah itu-, aku yakin itu bukanlah raut wajah bahagia!
Oswald menaikkan satu alis, tatapannya terus tertuju pada dua orang gadis yang kini terduduk hening sembari menatap ke arah sungai Orion.