Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui Arsen
"Segera bayar hutangmu, jika tidak rumah peninggalan orang tuamu akan aku hancurkan. Kau sudah membuatku kecewa nona Mia. Sekarang saatnya kau membayar semuanya."
Setelah membaca pesan dari Baron, tubuh Mia bergetar hebat. Sebuah keinginan untuk tidak peduli dengan rumah peninggalan orang tuanya pun kini terasa tidak mungkin, setelah mendapatkan pesan ancaman itu. Bagaimana pun rumah itu adalah rumah yang penuh kenangan mereka bertiga selama ini. Satu-satunya kenangan yang tertinggal dari orang tuanya. Tidak mungkin dia bisa melihatnya hancur begitu saja.
Mia kemudian mengetikkan sesuatu dengan cepat dan bergetar.
"Beri aku waktu, tuan. "
Dan dengan cepat pula Mia segera mendapatkan balasan.
"Satu minggu... hanya satu minggu. Aku tidak mau menunggu terlalu lama lagi. Dan jangan menghubungi ku lagi sebelum kau mendapatkan uangnya. "
Tubuh Mia langsung terkulai lemas mendapatkan balasan, tidak seperti yang dia inginkan. Dia tidak menyangka kalau Baron hanya memberikan waktu satu minggu untuk melunasi hutangnya. Dari mana dia dapatkan uang sebanyak itu dalam waktu satu minggu.
Ingin rasanya Mia berteriak kencang untuk melampiaskan semua kesalahannya . Tapi itu tidak mungkin karena saat ini dia berada di rumah kost .Dan Mungkin dia akan dianggap orang gila oleh penghuni kost lainnya Jika dia melakukan hal itu . Akhirnya dia hanya bisa menangis dalam diam melampiaskan semua kegundahan hatinya dan kekecewaannya selama ini .
"Ayah ibu , Kenapa kalian hanya pergi berdua? Kenapa tidak mengajakku sekalian ? Aku lelah rasanya menghadapi semua ini sendirian . Aku ingin ikut kalian ayah ibu ."
"Bolehkah jika aku membiarkan rumah kita hancur begitu saja , aku tidak bisa melunasi hutang-hutang kalian . Apa yang harus lakukan ayah ibu ? " Mia menangis sesenggukkan sambil menelungkupkan kepalanya di bawah bantal.
" Menikahlah dengan ku, aku akan membayar hutangmu dan menebus rumah peninggalan orang tuamu. "
"Berfikir realistis... Kita hidup butuh uang, tidak hanya cinta. Masalah cinta pikir belakangan. Yang penting hidup nyaman... yang penting hidup nyaman... "
Dua ucapan dari orang berbeda itu terus berputar di otak Mia... Dia lalu duduk dengan tegak dan menghapus air matanya.
"Tuan Arsen. " Mia langsung mengambil tas nya dan mencari kartu nama yang Arsen berikan tadi. Setelah mengobrak-abrik tasnya akhirnya Mia menemukan kartu nama itu.
"Tuan Arsen jika memang aku di takdirkan untuk menikahimu karena hutangku. Aku akan menerima pernikahan kontrak ini dengan ikhlas. Dan akan menyebutmu malaikat penyelamatku. " kata Mia dalam hati.
"Tidak apa-apa meski kau hanya memanfaatkanku untuk menutupi statusmu yang menyimpang. " gumamnya lagi.
Mia lalu menyimpan nomor ponsel Arsen di ponsel jadulnya. Setelah itu dia mengirim kan pesan kepada Arsen.
" Tuan, ini aku Lamia. Bisakah kita bertemu besok?"
Lama pesannya tidak mendapatkan balasan, sampai Mia lelah menunggu hingga akhirnya dia ketiduran.
Pagi harinya saat matahari berani mengintip di balik jendela kamarnya, Mia mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia langsung terduduk dan membuka ponselnya. Ternyata ada sebuah pesan masuk dari Arsen.
"Temui aku di kantor. Seperti kataku sebelumnya, kau hanya menunjukkan kartu itu kepada resepsionis. Mereka akan langsung mengantarkanmu ke ruangan ku. "
Mendapatkan pesan itu dari Arsen, Mia langsung bergegas membersihkan dirinya. Dan mengganti pakaian nya dengan pakaian yang menurutnya terbaik. Dia melihat jam di ponselnya yang ternyata masih jam delapan pagi.
"Aku akan mencari sarapan dulu, untuk menghadapi kenyataan juga diperlukan tenaga. " gumamnya.
Mia kemudian berjalan di pinggir trotoar dan berhenti disebuah warung soto. Dia memesan semangkok soto ayam dengan segelas teh hangat. Dan menikmati sarapan paginya dengan lahap.
"Mungkin setelah ini, aku akan jarang makan di pinggir jalan seperti ini. Jika aku jadi orang kaya. " batin Mia sambil terkekeh dan terus menikmati makanan yang ada di hadapannya itu.
"Namanya juga berkhayal jadi orang kaya, apa salahnya. " gumam Mia.
Hari ini dia masih ijin tidak masuk kerja kepada pemilik butik tempatnya bekerja. Setelah selesai sarapan Mia langsung pergi ke perusahaan AB dengan menggunakan ojek online. Lima belas menit perjalanan akhirnya Mia sampai di sebuah perusahaan besar yang menjulang dihadapannya.
"Perusahaannya besar sekali. " gumam Mia sambil memicingkan matanya menatap bangunan tinggi dan megah dihadapannya.
Dia lalu melangkah masuk ke perusahaan dan menemui resepsionis.
"Ada yang bisa saya bantu nona. " tanya resepsionis itu dengan sopan.
"Saya ingin bertemu dengan tuan Arsen. " ujar Mia sambil menunjukkan kartu nama milik Arsen.
Kedua resepsionis itu saling berpandangan setelah melihat kartu nama yang ditunjukkan Mia. Pasalnya tidak sembarang orang yang memiliki kartu nama itu. Hanya orang terpilih saja yang mendapat kartu nama itu dari Arsen. Salah satu dari mereka akhirnya menghampiri Mia, dan langsung mengantarnya ke ruangan Arsen.
Di dalam Lift, Resepsionis itu, memandangi Mia dari atas sampai bawah. Tidak ada yang spesial dari wanita dihadapannya, dia wanita sederhana dan biasa saja. Ya walau dia akui kalau wajahnya sangat cantik alami tanpa polesan.
Pintu lift terbuka, resepsionis itu langsung mengetuk ruangan CEO mereka. Mia sendiri tidak percaya kalau dia akan bertemu CEO perusahaan besar ini. Setelah dipersilahkan masuk dari dalam, resepsionis itu mempersilahkan Mia untuk masuk lalu dia langsung menutup pintu.
Mia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, ruangan yang terkesan Manly dan aroma maskulin menyeruak di indera penciuman nya.
"Kamu sudah datang nona Mia? " sapa Arsen dari balik meja kerjanya, yang sejak tadi memperhatikan Mia yang sedang terkagum melihat ruangannya.
"Tu.. tuan Arsen. "
"Duduklah." Arsen lalu beranjak dari meja kerjanya dengan membawa sebuah berkas di tangannya.
"Langsung saja, ada apa kau ingin bertemu denganku? Karena aku sangat sibuk hari ini. "
"Maafkan aku tuan Arsen, kalau aku sudah mengganggu harimu. "
"Tidak apa-apa. Katakanlah apa yang ingin kau sampaikan. "
Mia menunduk dengan memainkan kedua tangannya. Dia sedikit ragu untuk mengatakan masalahnya.
"Nona Mia... "
"Iya.... "
"Katakan aku menunggu. "
Mia menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, untuk menenangkan hatinya dan meyakinkan keputusannya.
"Tuan Arsen, apakah tawaran anda masih berlaku untukku? " tanya Mia ragu.
Arsen mengangkat keningnya seolah tidak mengerti maksud Mia, tapi di dalam hatinya dia tersenyum licik.
"Maksud anda apa nona? "
"Eee.... tawaran pernikahan yang kau tawarkan kepadaku kemarin. Tentang pernikahan kontrak. " ucap Mia dengan ragu.
"Oohhh.... lalu apa kau menerima tawaranku itu? " tanya Arsen dengam senyuman tipis di bibirnya.
Mia mengangguk. Lalu dia menunjukkan ponselnya kepada Arsen. Arsen yang ditunjukkan ponsel Mia sepertinya akan sakit mata jika melihatnya terlalu lama. Ini ponsel jaman kapan?
"Aku mendapat ancaman dari Baron, kalau dia akan menghancurkan rumahku, jika aku tidak segera membayar hutang ku. Dan dia hanya memberiku waktu satu minggu untuk melunasi hutang orang tuaku. Karena itu aku mohon padamu bantu aku, Tuan Arsen. "
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE