Dibiarkan, tidak dihiraukan, dimakzulkan. Hal itulah yang terjadi dalam kehidupan Keira yang seharusnya Ratu di kerajaan Galespire.
Dan setelah menjalani setengah hidupnya di penjara bawah tanah. Keira akhirnya menghadapi maut di depan matanya. Tubuh dan pikirannya tak sanggup lagi menanggung kesedihan. Membuat tubuh renta dan lemahnya menyerah.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Keira berjanji. Kalau bisa menjalani kehidupannya sekali lagi, dia tidak akan pernah mengabdikan diri untuk siapapun lagi. Apalagi untuk suaminya, Raja yang sama sekali tidak pernah mempedulikan dan menyentuhnya. Yang selalu menyiksanya dengan kesepian dan pengkhianatan. Dia akan menjadi Ratu yang menikmati hidup.
Setelah meninggal, Keira membuka mata. Ternyata dia kembali ke saat malam pernikahannya. Dia mengubah air mata yang menetes menjadi senyum. Dan mulai merencanakan kehidupan bahagianya. Menjadi seorang Ratu yang disukai banyak pria. Sehingga dia tidak akan pernah kesepian lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Raja, Kakak Nona Mary ternyata datang untuk meminta uang. Tidak lama setelah bertemu Nona Mary, dia menjual perhiasan dan pergi berjudi lagi" lapor Malone yang diperintah William untuk mengikuti kakak Mary.
"Dia belum bisa menghentikan kebiasaan buruknya"
"Apa yang Anda ingin lakukan, Raja?" tanya Malone.
Sebenarnya William telah memperhitungkan kedatangan kakak Mary saat mereka berada di Aetherlyn. Tapi dia berharap pria itu menyambut mereka selayaknya keluarga. Terutama setelah William memberikan kenaikan pangkat, jabatan dan tanah pada kakak Mary. Untuk memperbaiki kehidupan mereka.
Tapi ternyata, semua tidak dipergunakan dengan baik. Semua harta bahkan tanah juga jabatan telah dijual kakak Mary untuk berjudi.
"Biarkan dulu untuk sementara"
"Tapi Raja"
"Kau tidak mau mematuhi perkataanku?" tanya William memberikan tatapan tajam pada Malone
"Tidak Raja. Tidak akan pernah. Saya akan selalu patuh pada Raja Galespire" jawab Malone.
"Pastikan kakak Mary tidak lagi membuat masalah. Berikan padanya uang yang cukup. Jangan sampai dia mengganggu Mary lagi!"
"Baik Raja"
Sebelum Malone melangkah keluar dari ruangan, William kembali bicara.
"Dan jangan pernah menunjukkan perhatian lebih pada seseorang yang bukan milikmu!" sindirnya.
Malone terdiam, tidak menyangkal, membuktikan kalau jenderal kepercayaannya itu memang memberikan perhatian lebih pada Ratu.
Bagaimana William mengetahuinya? Tentu saja dari tatapan yang diberikan Malone saat melihat Ratu dikelilingi kuda Aetherlyn.
William hanya ingin berkeliling wilayah Aetherlyn saat melihat Malone dan Ratu menikmati waktu mereka di tengah Padang rumput. Bersama sekelompok kuda, saling melemparkan tawa.
Walaupun telah memilih untuk setia pada Mary, William tidak ingin ada yang membuat Ratu tersenyum seperti itu. Begitu lepas, begitu ... Cantik. Bagaimanapun cara dia memperlakukan wanita itu. Wanita itu tetap Ratu, wanita miliknya. Selamanya akan tetap menjadi miliknya.
"Saya akan mengingatnya dengan baik, Raja" jawab Malone pasti.
Wanita itu, apa tujuannya mendekati Malone? Sejak awal berada di istana, wanita itu memberikan perhatian lebih pada Malone. Apa Ratu ingin merebut Malone darinya? Membuat Malone memberontak padanya? Tidak terbayangkan jika seorang Jenderal yang paling dipercayai olehnya berbalik melawan William.
Dia harus mengawasi wanita itu. Memastikan wanita itu tidak memiliki niat lain dengan mendekati Malone.
Kunjungan Raja di Aetherlyn akhirnya berakhir. Sekarang William memimpin rombongan ke wilayah berikutnya.
Rimegate (Wilayah Beku)
Sebelum mencapai perbatasan, angin dingin dari wilayah Rimegate telah mempengaruhi kondisi semua orang. William memerintahkan semuanya berganti pakaian menjadi lebih tebal.
"Raja, ini pertama kalinya saya pergi ke Rimegate" kata Mary dengan manja.
"Benar, ini pertama kalinya untukmu"
"Tidak seperti Ratu yang pernah kesana, saya pasti akan kesulitan disana"
"Tenang saja, aku akan tetap berada di sisimu. Menjagamu tetap hangat"
"Benarkah itu Raja? Anda akan terus berada di sisi saya?"
"Iya" jawab William tanpa ragu. Tidak tahu kalau ternyata di dekat mereka ada Ratu yang mendengar semuanya.
Wanita itu hanya melihat William dalam diam lalu berbalik dan pergi. Kembali ke keretanya yang kecil.
"Sepertinya Ratu mendengar semuanya Raja. Bagaimana kalau nanti Ratu marah karena Anda lebih memilih bersama saya?"
"Tidak mungkin. Dia tidak akan berani melakukannya"
Setelah mengatakan hal itu, diam-diam William berjalan ke kereta Ratu. Lalu memperhatikan persiapan wanita itu saat mendekati wilayah Rimegate.
Memakai mantel tebal, penutup kepala yang hangat dan sarung tangan. Seperti yang telah diperkirakan William. Wanita itu mengetahui segalanya dengan baik. Tidak memerlukan bantuannya untuk bersiap seperti Mary.
William kembali ke depan rombongan dan menyerukan mereka akan segera berangkat.
Seluruh pandangan dipenuhi dengan warna putih bersih. Rimegate, sungguh indah sekali, pikir William lalu memacu kudanya agar cepat sampai di tempat pemimpin wilayah.
"Selamat datang di wilayah Rimegate, Raja" sapa pemimpin Rimegate. Seorang Lord tua dengan rambut dan jenggot putih memanjang.
"Lebih baik kami segera masuk" katanya tidak ingin wanita yang dicintainya kedinginan.
"Baik Raja"
Semua orang segera masuk ke dalam ruangan-ruangan yang telah disediakan oleh pemimpin wilayah Rimegate. Tanpa terkecuali.
"Ratu, silahkan. Ini ruangan yang disediakan untuk kita" ujar Jane lalu membawa Keira masuk ke dalam ruangan kecil tapi hangat.
"Hangat" katanya merasa tenang.
"Iya. Hanya saja, terlalu kecil untuk Anda"
"Badanku tidak besar, bawaan kita juga tidak banyak. Jadi cukup"
"Kenapa Anda begitu baik? Bukankah seharusnya Anda menuntut ruangan yang besar? Dan kenapa juga dua pemimpin wilayah ini! Sungguh tidak menghargai Ratu"
Hal itu mungkin terjadi karena rumor istana telah menyebar ke semua wilayah. Menjadikan Ratu tidak penting dibandingkan wanita yang dicintai Raja. Tapi Keira tidak akan marah dan protes seperti di kehidupan yang lalu. Karena hasil akhirnya akan sama saja.
"Tunggu saja nanti kalau kita sampai di Nemorosa." lanjut Jane masih kesal.
Sayangnya, pemimpin wilayah Nemorosa akan melakukan hal yang sama. Karena ayah Keira tidak lagi menjadi bangsawan yang dihormati di wilayah asalnya itu. Hanya bangsawan biasa yang beruntung memiliki janji pernikahan dengan Raja terdahulu.
"Jane, apa kau melihat Rupert?" alih Keira agar Jane tidak terus kesal.
"Tuan Wickham? Setahu saya masih ada diluar"
Rupert yang begitu antusias sampai di Rimegate menunjukkan antusias yang berbeda dari yang dibayangkan Keira. Pria itu hanya diam mematung melihat semuanya. Keira menemukan pria itu berdiri diluar, memandang jauh ke arah gunung salju.
"Bagaimana? Bukankah semuanya sangat cantik?" tanyanya. Rupert melihat ke arahnya sebentar lalu kembali mematung.
"Saya tidak pernah membayangkan dapat pergi ke Rimegate. Terima kasih Ratu, telah bersikeras mengajak saya"
Keira tersenyum. Rupert yang selama hidupnya hanya bisa menatap istana dan buku. Akhirnya bisa melihat kampung halamannya yang indah.
"Apa kau ingin minum cokelat panas? Pasti kau merasa dingin sekali. Lihat, hidungmu memerah" kata Keira lalu menyentuh hidung Rupert yang memerah. Rupert tersenyum kepadanya dan Keira merasa pria ini seperti seekor rusa kecil yang lucu.
"Tidak tahu malu!! Padahal dia seorang Ratu tapi berduaan dengan pria lain. Bukan Raja" komentar seseorang yang melewati Keira dan Rupert.
"Pasti kesepian, karena Raja tidak mungkin bersamanya"
"Raja terlalu sibuk menghangatkan tubuh Nona Mary"
Jelas, Keira mendengar semuanya.
"Ratu" panggil Rupert.
"Iya?"
"Anda tampak cantik sekali di depan latar belakang putih seperti ini"
Mendengar pujian Rupert, Keira hanya bisa tersenyum senang.
"Benarkah? Tapi aku tidak tahan dingin. Wajahku pasti memerah sekarang" keluhnya lalu mengerucutkan bibir. Rupert memberikan senyum terbaiknya. Membuat pria itu tampak sangat tampan. Lalu melepas syal dan memakaikannya ke leher Keira.
"Biarkan saya menghangatkan Anda" kata Rupert membuat Keira salah mengerti. Tapi tidak mungkin Rupert melakukan sesuatu yang seperti ada di dalam pikiran Keira. Karena Rupert adalah jenis pria pendiam dan mematuhi aturan.