"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~35
"Pak, bisa agak pelan sedikit jalannya ?" Elle nampak kesusahan mengejar pria yang sudah berada jauh di depannya itu.
"Cepatlah sedikit, jalanmu terlalu lelet !!" Perintah Kaizar yang kini berhenti di depan lift.
"Saya bukannya lelet pak, tapi bapak yang jalannya terlalu cepat." Protes Elle yang nampak ngos-ngosan mengejar pria itu, nampak keringat membasahi keningnya dan itu membuat Kaizar nampak menarik sudut bibirnya.
Kemudian mereka segera masuk ke dalam lift tersebut, entah kemana pria itu akan pergi karena langsung menuju lift dan melewati meja resepsionis begitu saja seakan sebelumnya telah menginap di hotel tersebut atau bosnya itu hendak menemui seseorang?
Setelah lift berhenti di lantai teratas pria itu segera keluar dan di ikuti oleh Elle di belakangnya, wanita itu langsung mengedarkan pandangannya dan seketika terkejut saat tiba-tiba seorang pria menghampirinya lalu memberikan sebuah buket bunga.
"Ambillah !!" Perintah Kaizar saat wanita itu enggan menerimanya.
"Untukku ?" Tanyanya memastikan.
"Hm." Kaizar mengangguk kecil.
Elle segera mengambilnya, lagipula siapa yang bisa menolak bunga secantik itu. Mungkin saja ini bunga selamat datang pikirnya.
Lalu mereka di arahkan oleh pria yang membawa bunga tersebut ke sebuah ruangan kaca dan nampak hidangan makan malam romantis di sana dengan beberapa lilin menyala di bawah sinar lampu yang temaram.
Elle yang termangu melihat pemandangan tak jauh darinya itu tiba-tiba terkejut saat tangannya di genggam oleh sang atasan lalu membawanya duduk di salah satu kursi.
Kenapa pria itu tiba-tiba bersikap lembut seakan mereka sedang berkencan?
Kaizar segera menarik kursi depannya dan menghempaskan bobot tubuhnya di sana. "Selamat ulang tahun, El." Ucap pria itu kemudian.
Tentu saja Elle nampak terkejut ia bahkan melupakan hari kelahirannya tersebut. "Bapak tahu darimana saya sedang berulang tahun ?" Tanyanya penasaran.
"Dari CV mu." Sahut pria itu jujur.
"Oh, kalau begitu terima kasih banyak pak." Elle nampak terharu, sejak kedua orang tuanya meninggal ia bahkan telah melupakan hari ulang tahunnya.
Wanita itu kembali mengedarkan pandangannya, sebuah tempat romantis yang berada di atas hotel dan ia pun bisa melihat pemandangan di luar karena tempat mereka hanya di lapisi dinding kaca.
"Ayo makanlah !!" Ajak pria itu kemudian.
Kini mereka nampak menikmati makan malam di iringi oleh musik romantis, entah apa maksud pria itu melakukan semua ini dan Elle pun bertanya-tanya dalam hati. Seandainya mereka pasangan kekasih tentu saja ia akan merasa bahagia, namun mengingat statusnya yang hanya seorang simpanan membuatnya merasa sadar diri.
Tak berapa lama terdengar dering telepon pria itu, namun Kaizar hanya menatapnya sekilas saat nama ibunya tertera di layar ponselnya. Lalu pria itu langsung menolak panggilan tersebut dan segera mengirim pesan singkat.
"Aku sedang sibuk."
"Kenapa tidak di angkat pak ?" Tanya Elle saat pria itu kembali menyimpan ponselnya.
"Tidak begitu penting." Sahut pria itu, lalu mengambil botol minuman yang baru di hidangkan oleh seorang pelayan.
"Ku rasa segelas wine takkan membuatmu mabuk." Kaizar nampak memberikan wanita itu segelas minuman berwarna pekat yang baru pria itu tuang ke dalam gelas yang sama seperti miliknya.
Elle tak menolak lalu keduanya nampak mengangkat gelas tersebut dan segera menyesapnya dengan penuh perasaan, pandangan keduanya tak pernah lepas dan itu membuat detak jantung wanita itu semakin tak karuan.
"Mau berdansa ?" Tawar pria itu kemudian.
"Tentu saja." Elle langsung mengangguk kecil, ia mencoba menikmati apa yang pria itu berikan padanya karena ia pikir lain kali takkan ada lagi seperti ini.
Atasannya itu akan segera bertunangan lalu menikah dan mungkin mereka nanti akan seperti orang asing saat bertemu.
"Sepertinya saya salah kostum." Seloroh wanita itu saat menyadari masih mengenakan pakaian kerjanya, sebuah rok span selutut juga blouse berlengan panjang dan berleher tinggi.
"Kamu tetap cantik lagipula nanti juga tidak akan terpakai." Timpal Kaizar yang langsung membuat wajah wanita itu langsung memerah, perkataan pria itu benar-benar frontal tanpa berbasa-basi sama sekali.
Kemudian pria itu menarik pinggangnya dan mengarahkan kedua tangan wanita itu untuk melingkar di lehernya, posisi yang sangat intim hingga membuat keduanya nampak saling berpandangan dengan jarak yang sangat dekat.
"Pernah berdansa sebelumnya ?" Tanya Kaizar penasaran karena gerakan wanita itu yang lumayan luwes.
Elle mengangguk kecil. "Hm." Sahutnya.
"Bersama seorang pria ?" Tanya Kaizar lagi.
"Tentu saja." Elle membenarkan.
"Kekasihmu ?" Suara Kaizar terdengar dingin.
Elle mengangguk lagi. "Hm, cinta pertamaku. Pria hebat yang selalu memperlakukan ku dengan baik." Ucapnya memuji dan itu membuat Kaizar nampak tak suka.
"Apa aku memperlakukanmu dengan buruk ?" Tanya pria itu kemudian.
Elle menatap lekat pria itu. "Tapi ayahku tak pernah memanfaatku." Ucapnya menyentil atasannya tersebut.
Bukannya marah karena di sindir tepat di depan mukanya tapi Kaizar justru terkekeh mendengarnya, rupanya pria baik yang di maksud oleh wanita itu adalah ayahnya dan entah kenapa itu membuatnya merasa lega.
"Memang ada yang lucu ?" Elle langsung mengernyit menatap pria tak tahu malu itu, sepertinya sindirannya hanya di anggap angin lalu saja.
"Bukankah kita saling memanfaatkan, hm ?" Ucap Kaizar menohok.
"Kamu mendapatkan uang banyak dariku dan aku mendapatkan tubuhmu, bukankah itu setimpal ?" Imbuhnya lagi.
Elle nampak mengepalkan tangannya, namun wanita itu pasrah saat pria itu mulai memanggut bibirnya. Atasannya itu memang tidak pernah berbuat kasar padanya bahkan terkadang memperlakukannya bak tuan putri seperti saat ini, namun sering kali perkataannya sangat menyinggung hatinya.
Puas bermain-main di bibirnya, Kaizar nampak menurunkan ciumannya di leher putih wanita itu, mengecupi dengan penuh hasrat bahkan tak lupa meninggalkan jejak kepemilikan di sana.
Karena telah lama menahan hasratnya pria itu tak sabar untuk menerkam wanita simpanannya saat ini juga. "Pak, ini di luar." Elle langsung menahan tangan pria itu saat hendak melepaskan kancing blousenya.
"Baiklah, sepertinya kamu lebih menyukai tempat tertutup." Terang pria itu lalu tanpa aba-aba mengangkat tubuh wanita itu kemudian membawanya masuk ke sebuah pintu dan rupanya sebuah kamar tidur yang sangat luas.
Dengan hati-hati Kaizar meletakkan tubuh Elle ke atas kasur lalu pria itu mulai membuka kancing kemejanya satu persatu dan melempar pakaiannya tersebut ke sembarangan arah.
Kemudian pria itu juga membantu sang asisten untuk melepaskan pakaiannya hingga kini keduanya nampak polos tanpa sedikit pun benang yang menutupi tubuh mereka.
"Tubuhmu sangat indah El." Puji pria itu yang nampak mengagumi ciptaan Tuhannya tersebut dan selanjutnya pria itu tak memberikan asistennya itu barang sekejap untuk beristirahat.
Sudah satu minggu ia menahan gairahnya dan malam ini ia takkan membiarkan wanita itu lepas dari genggamannya dan kini ruangan dengan kualitas udara yang sangat dingin itu hanya terdengar suara-suara kenikmatan dari keduanya.
Di tengah pergulatan panas mereka tiba-tiba ponsel milik Kaizar berdering nyaring. "Pak, ada telepon." Ucap Elle seraya menahan tubuh pria itu.
"Biarkan saja." Kaizar langsung mengambil ponselnya lalu mematikannya begitu saja, ia tidak suka jika kegiatan panasnya mendapatkan gangguan.
Sementara itu di tempat lain Nyonya Ranti masih berusaha menghubungi putra bungsunya tersebut agar segera pulang karena ada calon istrinya sedang makan malam di rumahnya.