NovelToon NovelToon
Dokter Buta Dan Perawat Antik

Dokter Buta Dan Perawat Antik

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:76.9k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Sebuah kecelakaan merenggut pengelihatannya. Dia merupakan dokter berbakat yang memiliki kecerdasan tinggi, tampan dan ramah menjadi pemarah.

Beberapa perawat yang dipekerjakan selalu menyerah setiap satu pekan bekerja.

Gistara, gadis yang baru lulus dari akademi keperawatan melamar, dengan gaji tinggi yang ditawarkan dia begitu bersemangat. Hampir menyerah karena tempramen si dokter, namun Gista maju terus pantang mundur.

" Pergi, adanya kamu nggak akan buatku bisa melihat lagi!"
" Haah, ya ya ya terserah saja. Yang penting saya kerja dapet gaji. Jadi terserah Anda mau bilang apa."

Bagaimna sabarnya Gista menghadapi pasien pertamanya ini?

Apakah si dokter akan bisa kembali melihat?

Lalu, sebenarnya teka-teki apa dibalik kecelakaan yang dialami si dokter?
Baca yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokter dan Perawat 30

Danti terhenyak saat mendengar putrinya berbicara dengan Victor. Dimana pembahasan itu adalah tentang sesuatu tindakan kriminal. Danti tidak pernah menyangka bahwa Gista akan terlibat hal yang demikian.

" Jadi kecelakaan yang mengakibatkan pasien Gista buta itu karena ada yang sengaja ngelakuin," gumam Danti lirih.

Rasanya bagai dilempari petasan secara tiba-tiba. Danti begitu terkejut. Saat itu juga perasaannya menjadi tidak enak. Jantungnya berdegup dengan cepat dan kepalanya mendadak pusing. Bahkan Danti seketika juga merasa mual.

" Jangan pernah terlibat Gista!"

Akhirnya Danti bicara demikian. Dia tidak ada niat untuk mencuri dengar. Namun rumahnya bukanlah tempat yang luas. Pembicaraan Gista dengan Victor yang begitu seru dan juga keras, jelas bisa didengar olehnya.

Pada akhirnya Danti bicara dengan keras. Dia sungguh sangat menyesal, terlebih Gista kemudian bicara dengan patuh dan kembali ke kamarnya dengan wajah yang muram.

" Ibu sungguh nggak mau kamu terlibat dalam hal yang membayangkan Gis, sungguh. Ibu takut, ibu hanya takut kamu ditargetkan. Ibu hanya ingin kamu kerja yang biasa-biasa saja."

Di dalam kamarnya, Danti tergugu. Air matanya luruh dan kini nafasnya terasa begitu sesak. Beruntung dia masih sanggup untuk mengambil obat di atas nakas. Dan kebetulan juga tumbler air yang ada di kamarnya juga terisi penuh sehingga dia tidak perlu keluar kamar untuk mengambilnya.

Danti tidak ingin anak perempuannya tahu tentang kondisinya yang saat ini. Sebenarnya kondisi Danti semakin hari semakin tidak baik. Namun wanita paruh baya itu memilih untuk diam dan tidak memberitahukan kepada sang putri.

Malam berlalu begitu saja, dua orang wanita di dalam rumah itu larut oleh pikirannya masing-masing. Gista yang bertanya-tanya tentang kenapa ibunya bersikap demikian, dan Danti yang terus kepikiran dengan apa yang sedang dilakukan oleh anaknya.

" Gis, berjanjilah kepada Ibu nggak ikut-ikutan urusan orang kaya itu. Jangan masuk ke dalam intrik yang melibatkan nyawa."

" Iya bu, ya udah kalau gitu Gista berangkat ya Bu, assalamualaikum."

Maaf Bu, Gista nggak bisa janji untuk nggak terlibat. Aku udah terlanjur basah nyemplung, jadi sekalian basah aja. Aku tahu Ibu khawatir, tapi aku beneran nggak bisa diem lihat orang diperlakuin nggak adil.

Gista mencium tangan Danti dengan hikmat, dia lalu berangkat menuju ke kediaman Daneswara. Tempat kerja yang memberinya gaji besar itu, tentu dia harus berdedikasi tinggi terhadap apa yang dikerjakan.

Ckiiit

Motor Gista masuk ke dalam pekarangan kediaman Daneswara. Dia membuka helm lalu jaketnya. Ketika hendak masuk ke dalam rumah, namanya dipanggil oleh seseorang yang suaranya sangat familiar.

" Lho, kok Pak Han udah di sini aja?"

Ya, orang yang memanggilnya adalah Han. Gista sedikit terkejut saat melihat Han sudah duduk di taman samping rumah.

" Kok Pak Han tahu sih kalau saya yang datang?"

" Ya kalau bukan kamu siapa. Cuma kamu orang yang pakai motor di sini."

Gista ber-oh ria. Meskipun sebenarnya kata-kata Han itu tidak lah benar. Pasalnya di dalam garasi kediaman itu juga ada motor. Tapi anggaplah itu benar, dia tidak ingin berdebat pagi-pagi begini. Terlebih suasana hatinya sedang tidak baik atas sikap ibunya semalam.

Meskipun ia tahu bahwa Danti mengkhawatirkannya, namun tetap saja Gista tidak tahu mengapa ibunya bersikap demikian.

" Jadi Pak, apa yang mau kita lakukan sekarang? Rasa-rasanya Pak Han udah sehat bener deh."

" Ayo kita ke rumah sakit."

" Ya? Kan acaranya belum dimulai. Ada apa emangnya?"

Han membuang nafasnya kasar lalu berkata, " Nggak usah banyak tanya. Cukup nurut dan ikutin aja. Di sini aku bosnya."

" Ya, baiklah Tuan Muda. Saya siap mengikuti kemanaaaa pun Tuan Muda inginkan."

Han berdecak kesal, dia kemudian membalikkan tubuhnya dan berjalan ke dalam rumah. Berjalan dengan sangat lancar, hingga membuat Gista mengernyitkan keningnya.

Gista merasa aneh kepada tuan pasiennya itu. Memang benar Han memegang tongkat di tangan kirinya sebagai alat bantu saat dia berjalan. Tapi ini sungguh sangat lancar.

Dalam penilaian Gista, Han berjalan seolah-olah sudah terbiasa dengan tongkat dan hafal dengan kontur tanah serta tata letak benda-benda yang berada di sekitar. Padahal yang Gista tahu selama ini pria itu hanya diam di kamar. Dan dia baru keluar dari kamar setelah Gista datang. Han juga baru menginjakkan kakinya di halaman dan taman sekitar 2 atau 3 kali saja.

Maka dari itu Gista merasa aneh. Han terlihat luwes dan lancar saat berjalan.

" Pak Han selama saya nggak ada, suka latihan jalan sendiri kah? Ehmm bukannya apa-apa, tapi Pak Han lancar bener jalannya. Eh saya nggak gimana-gimana lho. Jujur saya seneng Pak Han sudah lancar begini."

Degh!

Han seketika menghentikan langkahnya. Dia benar-benar lupa kalau dirinya tengah berpura-pura buta. Tanpa Gista ketahui, saat ini pria itu sedang menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia tengah berpikir bagaimana membuat alasan yang masuk akal.

" Ya kamu kira aku tuh orangnya males? harus ada kamu gitu buat latihan biasain jalan pake tongkat. Nggak lah, aku juga berusaha sendiri."

" Ooh gitu, siiip Anda hebat Pak."

Han bernafas lega, dia kemudian memanggil Gista saat berada di depan tangga menuju ke lantai dua kamarnya.

" Sinian bantu!"

" Ei, kirain mah udah jagoi."

Greb

Gista memegang lengan Han. Mereka kemudian menaiki satu per satu tangga. Han merasa salah tingkah sebenarnya. Hampir saja kepura-puraannya dicurigai. Namun ia berhasil mengacaukan itu dan Gista percaya begitu saja.

Sesampainya di kamar pun Han meminta Gista utuk memilihkan baju yang akan ia kenakan. Padahal tadi sebelum ada Gista dia bisa melakukan semuanya sendiri. Mengapa demikian? Tentu saja Han masih belum bisa memberitahukan kepada semua orang bahwa pengelihatannya sudah kembali meskipun belum sepenuhnya.

" Panggil sopir untuk siap-siap, aku akan ganti baju dulu. Kita akan ke rumah sakit sekarang."

" Siap, laksanakan!

Gista berjalan menjauh dari kamar, Han dengan cepat menganti bajunya. Setelah itu dia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.

" Arsya, gue ke rs ya. Lo ada janji pasien nggak hari ini?"

" Kagak kalau pagi. Gue baru ada jam-jam 10 an lah. Gimana, apa ini soal mata lo? Apa ada perkembangan ke arah yang baik?"

" Entaran aja gue jelasin di sana. Sekarang gue on the way dulu. Tapi gue ngerasa ini semakin baik."

Tujuan Han ke rumah sakit adalah untuk menemui Arsya. Arsya yang juga merupakan temannya itu adalah dokter oftalmologi. Dia pasti tahu dan bisa memastikan apakah Han benar-benar kembali penglihatannya atau tidak.

" Aku berharap ini beneran keajaiban yang diberikan padaku. Aamiin."

TBC

1
Rita
Han mah ngga Appa,tp orang yg Han percaya yg dah bikin bahaya buat Han
Irma Minul
sangat menarik 👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Haneul cerita saja sama appa dan eoma mu yg sejujur"nya biar mereka gak khawatir sama kamu trus
Dewi Kasinji
semakin seru
Lilis mulyati
dan smoga stlah han sembuh si eida GK akan incar Gista Krna dia jga bntuin han.jngan smpe nasib gista SMA ayahnya.aq ykin stlah han sembuh dia akan mncri tau smua dat pribadi Gista dan akan melindungi Gista nantinya
Heni Mulyani
lanjut
dewi rofiqoh
Seru banget!....
Lanjuut
marie_shitie💤💤
Alhamdulillah ad hasil dari acara detective km
marie_shitie💤💤
lebih baik bicara biar Han bisa menilai bahwa seseorang yg disamping dia itu g ad yg tulus seratus persen
marie_shitie💤💤
ternyata Alex sudah tau klo eida dapet hadiah y???
marie_shitie💤💤
boleh bgt
marie_shitie💤💤
km mau ttp ad penghasilan klo di tawarin JD nyonya Han mau h
marie_shitie💤💤
hihi kyk ad yg ngambek
marie_shitie💤💤
Ini serius ad irigasi ka?
Dewi Kasinji
sebenernya kalo ada org pintar macan si ei tuch tapi minim attitude , sayang banget Lo ya
marie_shitie💤💤
miris bgt sih hidup lu g pernah puas sama ap yg di dapat
marie_shitie💤💤
kamu akan merasakan akibat perbuatan mu eida
marie_shitie💤💤
berharap JD pemimpin tapi mengabaikan kewajiban sebagai dokter
Heni Mulyani
lanjut
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Eida tamatlah riwayatmu karna kamu salah cari lawan 😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!